[18]

117 15 0
                                    

Tuhan sudah mengatur semuanya.
Tanpa disengaja kita bertemu.
Tanpa kemauan diantara kita.

.

Lari pagi di minggu pagi merupakan suatu kegiatan rutin yang Daffa lakukan dulu. Tapi kini ia dengan pakaian khas orang berolahraga dipagi hari ia kenakan, ia berlari di kawasan tempat orang-orang berolahraga pagi. Keadaan cukup ramai, disini Daffa tidak bersama Haikal atau pun Prama. Kesendiriannya cukup membuat ia betah.

"Hai!" sapa seseorang secara tiba-tiba dan ikut berlari beriringan dengannya.

Daffa menoleh tanpa suara. Perempuan itu, ia sudah cukup merindukannya. Entah keberanian seperti apa yang ada dibenaknya sampai nekat menyapa Daffa. Daffa ingin tertawa geli melihat ekspresi perempuan disampingnya yang menahan marah karna sapaanya tidak disambut dengan baik.

"Lo sendiri?" tanya perempuan itu kembali memberanikan diri.

Lagi kini Daffa tidak menjawab dan mempercepat larinya. Perempuan yang tadi beriringan dengannya sudah tertinggal. Nafas ngos-ngosan masih tertinggal jelas di perempuan itu yang tak lain adalah Fina.

Fina mengumpat kesal saat Daffa semakin menjauh. Ia memilih berhenti disini dan meluruskan kaki karna ia sudah lelah. Keringar bercucuran dari dahi turun ke lehernya. Ia mengelao keringatnya dengan handuk kecil yang kini sudah berada digenggamannya.

Ia duduk ditrotoar mengikuti orang-orang lainnya. Mungkin terdengar aneh tapi disinilah mereka yang lainnya sedang duduk seperti yang ia lakukan. Setiap minggu pagi kendaraan tidak akan lewat hingga jam 10 karna mereka tau disini akan banyak orang berolahraga pagi.

Tentang tadi ia bisa mensusul Daffa dan lari beriringan dengannya karna ia langsung mengenal bentuk tubuh Daffa dari belakang. Lalu ia memberanikan diri untuk sekedar menyapa tapi tidak disapa balik.

Sebotol minuman dingin berada didepan matanya. Ia menatap orang yang baru saja menyodorkan minuman dingin tersebut dengan kaget. Ini bukan mimpi kan? Batin Fina.

Daffa ada didepannya. Menyodorkan sebotol air mineral dingin padanya. Lalu duduk di trotoar bersamanya. Daffa membuka tutup botol air mineral dinginnya lalu meneguknya hingga setengah.

Lalu ia menatap Fina yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan bingung beserta kaget. Daffa tau pasti dibenak perempuan itu menyimpan banyak tanda tanya. Daffa terkekeh dalam diam.

"Lo kok?" tanya Fina lalu menatap Daffa dan berganti menatap botol minumannya.

"Kenapa? Lo nggak suka?" tanya Daffa dengan nada dingin khasnya. Kesal, satu katu yang mengartikan segala hal yang sedang ia rasakan.

Fina berdecak kesal lalu membuka botol minuman dan meneguknya hingga setengah sama seperti Daffa tadi. Ia meletakkan botol disampingnya dan diam. Ia dan Daffa, keduanya tidak bersuara.

Beberama menit dalam keheningan. Satu persatu orang mulai kembali berpulang ke rumah masing-masing. Fina menatap ke Daffa.

"Lo belum mau pulang?" tanya Fina.

Daffa menggeleng. "Kenapa?" tanya Daffa.

Untuk kali ini Fina yang menggeleng.

DAFFINAWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu