[10]

152 15 3
                                    


Lanjutkan bahagiamu.
Tanpa ada aku.

*

Fina mengumpat kesal saat melihat gerbang yang menjadi akses masuk di sekolahnya sudah ditutup. Ini akibat semalam ia tidur pagi dan bangun pagi pula. Fina kini dengan mata bengkaknya siap masuk sekolah tapi keterlambatan memperlambat pergerakannya.

"Lo terlambat?" kata seseorang, Fina pun menoleh ke sumber suara dan menatap orang itu dengan tatapan yang entahlah.

"Lo..? Siapa?" tanya Fina, Fina rasa cowok itu pernah bertemu dengannya tapi entah dimana ia lupa.

"Lo cantik tapi cepet pikun, Ya" kata cowok itu dengan wajah tanpa dosa.

"Gue kayak pernah ngeliat lo, tapi gue udah lupa. Tauah gelap!" kata Fina.

"Gue Fari, yang waktu itu ketemu di gramedia" kata Fari.

"Oh iya. Gue inget, lo kenapa ke sekolah? Tumben?" tanya Fina.

"Karna gue anak sekolahan, wajar gue ke sekolah. Kan buat nuntut ilmu. Tapi gerbang udah ditutup, lo pengen masuk?" tanya Fari. Fina mengangguk untuk jawaban, Yakali bolos.

"Bentar gue telpon satpamnya dulu, biar kita dibukain pintu" kata Fari, lalu merongoh ponsel disaku celananya. Mendengar kata kita yang Fari sebutkan, menimbulkan gejolak geli bagi Fina.

Setelah semenit menelepon satpam, akhirnya gerbang dibuka begitu saja. Fina menautkan alis bingung dan tidak percaya, kenapa bisa? Jangan-jangan Fari sudah kerja sama dengan satpam? Entahlah.

"Lo nggak usah bingung" kata Fari.

"Hah? Gue nggak ngerti" kata Fina. Kini mereka berdua berjalan beriringan dan nampak santai. Padahal jam Kegiatan Belajar Mengajad sudah dimulai sedari tadi.

"Enggak jadi deh, lo cantik-cantik bukan cuma pikun ternyata lo juga telmi" kata Fari, seperti ejekkan dan meremehkan.

"Lo ganteng-ganteng, tapi calon nggak berfaedah kedepannya" kata Fina, seperti ingin membalas Fari yang mengatainya.

"Garing lo, udah sana masuk kelas. Arah kelas kita nggak sejalan, semoga takdir kita sejalan sih" kata Fari, setelah berkata seperti itu siapa yang garing sebenarnya? Garing? Tak ada lelucon disini.

*

Fina mengucap syukur saat memasuki kelas. Kelas mereka kini tidak ada guru yang mengajar, mereka Free. Keterlambatannya tidak sia-sia, karna harus bertemu Fari juga si cowok tukang bolos.

"Fina cantik dan manis, lo dihukum apa tadi?" tanya Rara, penasaran.

"Maksud lo?" bukan menjawab, Fina malah kembali bertanya.

"Kasihan masih muda udah telat mikir gini. Maksud gue, lo kan terlambat dihukum apa tadi?" kata Rara.

Fina beroriah, lalu menggeleng "gue nggak dihukum. Malah tadi masuknya santai aja, gila! Gue terlambat bareng Fari" kata Fina, menjawab.

"Fari? Fari mana lagi sih? Hm, kayak pernah denger deh" kata Rara, seraya berpikir keras untuk mengingat Fari.

"Itu--"

DAFFINAWhere stories live. Discover now