[01]

443 25 2
                                    

Suasana kantin kali ini cukup ramai. Jam istirahat sebentar lagi akan habis jadi para murid-murid menghabiskan sisa waktu untuk membeli kebutuhan isi perut mereka masing-masing. Fina duduk bersama sahabatnya dibangku semen pinggir lapangan.

"Fin, lo udah makan?" tanya Rara, sahabat Fina.

Fina menggeleng malas. "Gue nggak mau makan masih kenyang" jawabnya.

"Bel masuk bentar lagi loh. Ayolah" bujuk Rara manja.

"Ra, kalo lo laper dan pengen makan gue bisa temenin. Kenapa nggak to the point sih kalo lo minta temenin ke kantin" ujar Fina kesal.

Begitulah Rara. Sahabatnya yang satu ini tidak suka to the point sekali, ia lebih suka membujuk atau memberi kode. Bullshit.

Dan akhirnya Fina dan Rara berjalan menuju kantin demi mengisi perut Rara yang kosong akibat kelaparan.

"Gue pesen makanan dulu ya. Lo cari tempat dudut bisa kan? Hehe" kata Rara lalu tanpa mendengar apa yang akan Fina utarakan, ia langsung pergi memesan makanan.

Fina memutar bola matanya malas lalu mencari tempat duduk untuk ia dan Rara. Akhirnya setelah menemukan tempat duduk di kanan ujung ia duduk dan sibuk memerhatikan sekitar.

Ia menelan ludahnya susah payah secara tiba-tiba ketika matanya menatap sosok yang ia kagumkan. Keringat dingin mulai menjalar ke tubuhnya, matanya seolah tidak ingin berpaling saat menatap sosok itu.

"Woi!" seru Rara tiba-tiba. Sontak Fina langsung memalingkan wajah ke Rara agar tidak ketahuan menatap sosok yang ia kagumi itu.

"Liatin apaan sih?" tanya Rara penasaran.

"Eh anjir!" pekik Rara girang.

"Itu si Daffa sama Haikal! Oh tuhan. Itu juga kok bisa bareng Prama sih?! Gue jadi suka kan! Huaaaa" kata Rara girang menatap tiga cowok seangkatan dengan mereka itu baru saja duduk ditempat duduk sebrang sana tak jauh dari tempat mereka duduk.

"Fin! Lo liatin mereka kan? Gue tau kali! Anjir" kata Rara lagi gemas sendiri.

"Fin! Lo kok diem aja?! Ngomong apa! Lo bisu tiba-tiba karna mereka ya?" goda Rara.

"Ra! Apaansih. Buruan makan, bentar lagi masuk" kesal Fina.

*

Setelah menunggu Rara selesai makan dengan sejuta ocehannya karna melihat tiga sekawan yang selalu menjadi bahan cuci mata kini Fina bersama Rara berjalan menuju kelas. Bel masuk telah berbunyi sedari tadi, semoga saja guru pelajaran Fisika belum masuk. Fina takut dapat serangan dari guru killer tersebut.

"Ra! Lo duluan masuk. Udah nggak mau tau!" suruh Fina saat mereka sudah berdiri disamping pintu kelas sesekali mengintip kedalam. Dan sialnya guru Fisika tersebut sudah sedang memberikan materi.

"Eh anjir. Ogah lah, lo aja dong! Gue takut kali" kata Rara menolak.

"Ih lo kan yang ngajak gue ke kantin. Udahlah ngalah aja!" kata Fina kekeh. Ia tak mau masuk duluan.

"Ya mending kita nggak usah masuk ajalah. Kan tanggung! Yuk jalan aja, kapan lagi coba bolos di lingkungan sekolahan" ajak Rara.

"Tai lo!" umpat Fina kesal.

"Siapa diluar sana? Kenapa ribut-ribut!" teriak Bu Hanu dari dalam kelas mereka.

"Fak! Dia denger kita ngomong, Ra!" bisik Fina.

"Lo sih ribut!" kata Rara menyalahkan Fina.

DAFFINAWhere stories live. Discover now