"Gak juga sih. Cuman dari.."

"Sikap gue? Muka gue?" tanya Prilly yang sepertinya tau apa yang akan diucapkan Ali. Ali tak bisa berkata apa-apa.

"Udah gapapa. Sekarang lo jujur sama gue. Keluarin semua uneg-uneg lo" ucap Prilly memegang tangan Ali.

"Gapapa?" tanya Ali ragu.

"Gapapa Li. Gue pengen berubah. Gue gamau punya banyak musuh" ucap Prilly.

"Sebetulnya pas kamu tolongin aku cari kacamata,aku tau sifat kamu kaya apa. Apalagi pas kita duduk satu bangku"

"Cuman,aku berusaha untuk tetap bersikap baik sama kamu. Karena aku tau,kamu sebetulnya baik,pasti ada suatu hal yang buat kamu kaya gini"

"Dan lo udah tau alasan gue kaya gini kenapa. Sekarang gue pengen berubah. Lo mau kan bantuin gue? Kita lupain semua masalah yang pernah terjadi"

"You are my bestfriend,now" ucap Prilly mengacungkan jari kelingkingnya.

Ali tersenyum senang kemudian menautkan kelingkingnya ke jari mungil Prilly.

"Oya,gue mau nanya sama lo. Seandainya,gue,lo,dan Wanda lagi di atas perahu. Dan tiba-tiba gue sama Wanda tenggelam. Siapa yang bakal lo tolong duluan?" tanya Prilly.

Ali terdiam beberapa saat. Jujur kedua wanita tersebut memiliki ruang masing-masing di hatinya.

"Lo pasti bingung. Dan gue kasih tau,lo harus tolong Wanda dulu. Karena gue bisa berenang!" ucap Prilly terkekeh.

Walaupun Prilly sepertinya hanya menganggap pertanyaan itu candaan,tetapi tidak dengan Ali. Itu menjadi beban pikirannya. Karena ia yakin,itu pertanyaan dari hati Prilly sesungguhnya.

"Udah lah,gak usah dipikirin Li. Gue cuman bercanda doang kok. Kita beli eskrim yuk Li" ucap Prilly mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Lo mau rasa apa Li?" tanya Prilly.

"Coklat aja deh" ucap Ali.Setelah membeli eskrim tersebut,mereka kembali duduk.

"Prill" panggil Ali.

"Hm?" tanya Prilly tetap sibuk dengan eskrimnya.

"Makasih ya. Aku tau,pasti kacamata itu harganya mahal banget kan?" tanya Ali. Prilly pun menghentikkan aktivitas menjilat eskrimnya.

"Denger ya Li. Yang mau beliin kacamata itu kan gue,jadi no problem lahh. Gue cuman mau minta satu imbalan ke lo" ucap Prilly.

"Apa?" sahut Ali cepat.

"Lo tetep di sini. Jadi sahabat gue" ucap Prilly tersenyum.

"Aku bakal tetep jadi sahabat kamu" jawab Ali tulus. Sontak Prilly menubruk Ali dengan pelukan erat.

"Thanks" ucap Prilly. Ali sedikit melupakan rasa malunya. Ia mencoba membalas pelukan Prilly dan mengusap rambut coklat Prilly.

Ddrrttt...dddrttt..

Dering telfon Prilly mengejutkan kedua remaja yang telah berbaikan tersebut.

"...."

"Udah ya mba? Saya bentar lagi ke sana"

"...."

"Yuk Li,kacamatanya udah beres" ucap Prilly menggandeng tangan Ali.

Di dalam mobil,mereka tak henti-hentinya berbincang-bincang. Prilly pun tak henti-hentinya tertawa mendengar cerita Ali.

"Lagian ya,lo tuh iseng banget. Udah tau anjing lagi tidur lo gangguin" ucap Prilly tertawa.

"Tapi lumayan loh Prill,sekalian olahraga" ucap Ali.

"Kayanya masa kecil lo seru ya" ucap Prilly.

"Yaa,kaya anak kecil biasanya aja. Main kelereng,petak umpet,layang-layang" jelas Ali. Prilly mengangguk mengerti. Baru saja ia ingin melanjutkan obrolan,mobilnya telah sampai di optik tersebut.

"Ini mas kacamatanya. Silahkan" ucap petugas tersebut memberikan kotak kacamatanya.

"Nah kan cocok kalo yang ini. Ganteng lagi" ucap Prilly memelankan akhir kalimatnya.

"Hm?" tanya Ali menoleh pada Prilly.

"Ah! Engga" ucap Prilly menggaruk tengkuknya bingung.

Setelah selesai membayar kacamata nya,Ali dan Prilly meninggalkan optik tersebut dan mengantar Ali pulang.

"Dijaga ya kacamatanya. Anggap aja itu tanda persahabatan kita" ucap Prilly saat sampai di depan gang.

"Siap. Makasih banyak yaa" ucap Ali.

"Salam ya buat tante Refa. Maaf gue gak bisa mampir. Udah sore banget" ucap Prilly.

"Iya gapapa. Hati-hati ya Prill!" ucap Ali tersenyum.

*****

"

Prilly pulangggg" ucap Prilly saat sampai di rumahnya.

"Ciee,si non. Ceria amat,abis jadian ya non" goda Bik Nina.

"Ih apaan sih Bik Na" ucap Prilly.

"Tumben non baru pulang? Untung tuan sama nyonya belum pulang" ucap Bik Nina.

"Iyaa,tadi abis anter temen beli kacamata" ucap Prilly.

"Temen apa temen??" tanya Bik Nina dengan wajah menggoda.

"Sahabatt" ucap Prilly kemudian menjulurkan lidahnya dan berlari ke kamar dengan wajah merona.

Setelah membersihkan diri,Prilly keluar dari kamar dan menuju balkon.

Ketika rasa nyaman itu hadir mengalahkan kebencian.
Kehadiran mu seakan membawa warna dalam hidupku.

"Lama banget gue gak buka blog ini" ucap Prilly saat selesai menuliskan isi hatinya dalam blog yang telah lama tak ia buka.

Setelah selesai menulis ia kembali menatap langit malam yang diguyur hujan deras. Aroma tanah langsung menyeruak ke dalam indra penciumannya.

Terimakasih kamu telah hadir menambah warna dalam hidupku.

*****

Haiii,part ini full AliPrilly yakk,kayanya otak gue keujanan bisa bikin kata-kata gituuu wakakakk. Vomments nya ya!

12 March 2016

Pantaskah Aku MencintaimuWhere stories live. Discover now