PAM 6

8.2K 615 14
                                    

"Pak!!" Seluruh siswa termasuk Pak Bandi dan Prilly menoleh ke arah Ali yang memanggil Pak Bandi.

"Ada apa Ali?" tanya Pak Bandi tersenyum,ia berfikir bahwa Ali anak yang pintar dan rajin,dan ia menyukai murid yang seperti itu.

"Emm,i..ini buku Prilly pak. Buku saya ketinggalan di rumah" ucap Ali sambil maju ke depan membawa bukunya.

Semua murid menatap Ali dengan berbagai macam ekspresi. Karena semua tau,Prilly belum mengerjakan PR nya.

Raut wajah Pak Bandi langsung berubah,ia tak menyangka murid baru yang ia kira rajin dan pintar tak mengerjakan PR.

"Kamu,murid baru sudah berani berulah di kelas saya! Lari keliling lapangan lima kali!" ucap Pak Bandi tegas.

"Baik pa" jawab Ali kemudian keluar kelas untuk melaksanakan hukuman.

"Prilly,ngapain kamu masih di sini? Kembali duduk di tempat mu!" ucap Pak Bandi.

Prilly kembali ke tempat duduknya,ia menatap sebelahnya,kosong. Rasanya tak enak telah berbuat jahat pada Ali,namun dibalasnya dengan kebaikan.

Ali melakukan hukumannya dengan senang hati,seperti tanpa beban. Lapangan LHS sangat luas. Di putaran terakhir,Ali sudah tak kuat. Pandangannya mengabur,dan akhirnya tak sadarkan diri.

***PAM***

Wanita itu masih terdiam di UKS menatap teman sebangkunya yang terbaring lemah. Ia hanya menatap kosong temannya itu.

"P..Prilly?" tanya Ali terkejut melihat Prilly yang menunggunya di UKS.

"Lo ngapain sih? Gausah sosoan jadi pahlawan kesiangan deh lo. Sekarang jadi gini kan lo?" ucap Prilly yang malah membuat Ali tersenyum.

"Sarap ya lo? Malah senyum-senyum gajelas gitu" ucap Prilly melipatkan tangannya di dada.

"Kamu tau ga? Sebenernya kamu itu peduli sama aku. Tapi gengsi kan?" ucap Ali sambil tersenyum.

"Peduli? Jangan kegeeran ya lo" ucap Prilly gelagapan. Ia merasa pipinya memanas.

"Pipinya kenapa sih merah-merah gitu?" ucap Ali tersenyum senang. Ia tampak lebih tampan tanpa kacamata bulatnya.

"KAK ALI!" Wanda datang dengan tergesa-gesa. Tampak dari wajahnya ia sangat cemas.

"Eh Wan,kenapa sih buru-buru gitu?" tanya Ali sembari mencoba duduk.

"Kakak kenapa? Aku khawatir banget sama kakak" ucap Wanda tak memperdulikan Prilly yang duduk di samping Ali.

"Aku gapapa Wan,cuman asma aku kambuh aja" ucap Ali tanpa sadar mengacak rambut Wanda.

"Gapapa gimana ka? Sampe pingsan gini. Pusing ga ka?" tanya Wanda sembari memegang dahi Ali.

"Ngga ko. Udah mendingan,udah ya. Jangan panikan" ucap Ali.

"Prilly!" Panggil Verrel yang baru masuk ke UKS.

"Eh Rel,udah mau pulang?" tanya Prilly karena melihat Verrel membawa tas miliknya.

"Iya" ucap Verrel menarik tangan Prilly tanpa memperdulikan Wanda dan Ali yang menatapnya.

"Aww,Rel! Sakittt" ucap Prilly meringis karena pergelangan tangannya dicengkram kuat-kuat oleh Verrel.

"Sakitan mana sama cowo,yang liat dengan matanya sendiri pacarnya berduaan sama cowo lain" ucap Verrel menatap Prilly tajam.

"Kamu liat ga aku ngapain aja tadi sama dia? Coba aku tanya. Aku tadi ngapain sama Ali?" tanya Prilly. Verrel hanya bisa terdiam memandang Prilly.

"Kamu gabisa jawab kan? Kamu tuh kenapa sih gabisa tanya aku dulu baik-baik,aku tuh cuman ngerasa gaenak-"

"Gaenak apa?" belum sempat Prilly meneruskan,Verrel sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Kamu tuh ya! Aku belum selesai ngomong udah kamu potong! Aku tuh gaenak sama dia,dia pingsan kaya gitu karena aku! Dia bela-belain lari keliling lapangan karena PR dia,dia kasih ke aku" jelas Prilly panjang lebar.

"Cuma karena itu kamu kasian? Terus sebelum-sebelumnya kamu ga ngerasa kasian? Apa karena kamu sekarang udah ada rasa sama dia jadi kamu ngerasa kasian?" tanya Verrel menyudutkan Prilly.

"Kamu tuh apa-apaan sih. Kita baru jadian satu hari. Dan kamu mikir dong,kalo aku ada rasa sama Ali,ga mungkin aku terima kamu Rel!" ucap Prilly. Mendengar penjelasan tersebut,entah kenapa Verrel mrnjadi merasa bersalah. Ditariknya Prilly ke dalam pelukannya.

"Maafin aku" ucap Verrel mengelus rambut Prilly. Prilly hanya mengangguk.

"Yaudah sekarang pulang ya,aku anter kamu" ucap Verrel kemudian mengecup kening Prilly.

***PAM***

"Kakak tunggu sini,aku ambil tas kakak dulu" ucap Wanda pada Ali.

"Gapapa Wan,biar kakak aja yang ambil" ucap Ali mencoba berdiri.

"Eehh,kakak duduk sini aja. Ntar pusing lagi. Tunggu ya ka!" ucap Wanda kemudian meninggalkan Ali.

Kenapa tadi Prilly mau tungguin aku ya?,batin Ali.

"Dorrr! Ngelamun aja kak" Wanda mengagetkan Ali yang sedang melamun.

"Hehehe ga kok. Makasih ya udah bantuin kaka,sekarang kamu pulang ya. Pasti kamu udah ditungguin sama supir kamu" ucap Ali.

"Gapapa ko ka. Aku anter lagi aja ya. Lagian kakak abis pingsan,tar pusing lagi" ucap Wanda.

"Gapapa deh Wan,kakak pulang sendiri aja. Gaenak dari kemaren ngerepotin kamu" ucap Ali merasa tak enak.

"Gapapa ka,ayo kaa. Aku bantu" ucap Wanda sambil membantu Ali berjalan.

"Pak,kita ke tempat yang kemarin dulu ya" ucap Wanda pada Pak Slamet,supirnya.

"Tapi non, kata den-"

"Gapapa pak,nanti saya yang bilang" ucap Wanda memotong perkataan pak Slamet.

"Maaf ya,aku ngerepotin kamu. Kamu udah ditunggu sama orang rumah ya?" tanya Ali yang tadi mendengar percakapan Wanda dan Pak Slamet.

"Ah,gapapa ko ka. Ga penting juga kayanya. Yang penting kakak baik-baik aja" ucap Wanda tersenyum.

"Di rumah kamu sama siapa?" tanya Ali.

"Sama mama,abang aku" ucap Wanda.

"Oh,kamu punya kakak juga ya? Kelas berapa?" tanya Ali.

Wanda tampak bingung menjawab pertanyaan Ali. Karena belum ada yang tahu kalo Wanda mempunyai kakak yang..

"Non,udah sampe" Pak Slamet memecah keheningan antara Ali dan Wanda.

"Kamu gausah turun Wan,kasian. Udah sore. Makasih ya Wan" ucap Ali.

"Iya sama-sama kak. Ati-ati ya kak" ucap Wanda.

"Iyaa,makasih ya" ucap Ali melambaikan tangannya. Setelah sepedanya diturunkan dari mobil Wanda,ia segera masuk ke gang rumahnya.

*****

Haiii,maaf baru update lagii. Minggu ini tugasnya numpuk bangeeet. Ini juga sempet-sempetin hehehe. Vommentnya yaa! Thx!

9 February 2016

Pantaskah Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang