PAM 12

7.6K 556 0
                                    

Ali POV

Ini beneran Prilly kan? Kok rasanya dia beda banget hari ini?
"Li,ngapain sih lo diem aja!" tanya dia. Akhirnya aku tersadar dari lamunanku.

Aku pun segera mengayuh sepedaku kembali menuju rumah Prilly. Tunggu,itu kok kaya mobil Wanda ya? Atau aku salah liat?

Tiba-tiba aku tersentak saat merasakan ada yang memelukku dari belakang.

Aku benar-benar merasa aneh dengan sikap Prilly yang berubah-ubah. Aku sedikit kesulitan mengayuh sepeda tanpa menggunakan kacamata. Untung saja aku tak sampai menabrak.

Beberapa menit kemudian,kami telah sampai di rumahnya. Prilly mengajakku untuk duduk di gazebo belakang. Sementara Prilly mengganti pakaiannya,aku berkeliling taman. Di sini banyak terdapat bunga mawar merah dan putih. Dan juga terdapat kolam renang.

"Silahkan diminum dulu den" ucap wanita yang sepertinya pembantu Prilly.

"Iya,makasih bi" jawabku sopan. Tak lama kemudian Prilly datang dengan membawa setumpuk buku.

"Kamu mau ngerjain tugas dulu apa mau belajar buat ulangan dulu?" tanyaku.

"Gue pengen baca ini" ucap Prilly mengangkat novel yang ia beli tadi.

"Oke. Sampai setengah lima" kataku melirik jam tangan.

Kulihat dia sedikit menarik nafasnya kemudian mengangguk setuju. Ku tatap wajahnya yang sedang serius membaca novel. Getaran ini selalu ada saat aku berada di dekatnya. Aku tahu,aku salah bila aku mencintai Prilly. Tapi siapa yang bisa menolak ketika panah cinta telah menancap?

"Li? Lo kenapa sih? Daritadi lo ngelamun mulu" tanya dia menyadarkanku.

"Ah gapapa,sekarang lo kerjain tugasnya dulu ya,baru kita belajar" ucapku. Karena aku tidak membawa buku,jadi kami mengerjakan berdua.

Kulihat Prilly yang sepertinya lancar mengerjakan tugas tersebut. Dan setelah kuperiksa ternyata hasilnya benar.

"Kamu tau gak Pril? Sebenarnya kamu itu pinter,cuman ya kamu males aja" ucapku sembari melihat tugas yang dikerjakan Prilly.

"Emang gue males" jawab dia sambil membaringkan tubuhnya.

"Kamu di rumah sendiri?" tanyaku.

"Yaa,seperti yang lo liat aja" kata dia menutup wajahnya dengan novel.

"Emang orangtua kamu kemana?" tanyaku penasaran.

"Lo lama-lama kepo banget ya sama urusan gue!" kata dia sambil bangun dari berbaringnya dan mengerucutkan bibirnya.

"Hehehe,ya maaf" jawabku terkekeh sembari mengambil segelas jus jeruk.

"Sekarang belajar dulu matematikanya ya. Kamu ga ngerti bagian yang mana?" tanyaku sambil membolak-balikan buku paket.

"Dari awal materi gue emang gangerti. Terangin bahan ulangan buat besok aja" jawab dia sembari menguap. Sebetulnya aku merasa tak tega melihat Prilly kecapean. Tapi ya mau bagaimana lagi?

Akhirnya aku menjelaskan seluruh materi kepada Prilly walaupun sesekali ia menguap karena mengantuk.

"Ngerti ga?" tanya aku saat selesai menerangkan. Aku yang sedang sibuk menulis rumus tak melihat bahwa Prilly telah tertidur. Sambil melipat tangannya.

Aku tersenyum kecil melihat Prilly tertidur. Ia tampak lebih cantik saat sekarang. Wajah polosnya sangat menggemaskan. Tak sadar aku menyelipkan rambut Prilly yang menutup wajahnya ke belakang telinga.

"Assalamualaikum"

Ku dengar ucapan salam dari dalam rumah,mungkin orangtua Prilly. Tak lama muncullah seorang wanita berpakaian rapih menghampiri gazebo.

Pantaskah Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang