Tenderly Touched - Ch. 9

69.5K 4.9K 55
                                    

Ketika Emma terbangun dari tidurnya yang nyenyak, Rhys sudah tidak berada di sampingnya. Ada rasa panik ketika ia menyadari bahwa Micaela tidak membangunkannya seperti biasanya. Namun kemudian, Emma membaca secarik kertas yang ditempelkan di pintu lemari es di dapur. Rhys berpesan bahwa ia dan Micaela pergi untuk membeli donut, yang sudah di janjikan Rhys pada gadis itu kemarin.

Ia sedikit kesal karena di biarkan tidur begitu saja. Setidaknya Rhys bisa membangunkan dan memberitahunya secara langsung bukannya malah membuat Emma panik karena tidak bisa menemukan mereka berdua.

Meletakkan pesan tersebut di atas kitchen isle, Emma menuang secangkir kopi yang sudah disediakan dari mesin pembuat kopi. Dengan kopi di satu tangan, Emma membuka lemari dan mencari bahan makanan untuk membuat sarapan.

Ia mengeluarkan bacon dan telur dari lemari es, dan menemukan pancake mix instan dari lemari. Tidak banyak bahan makanan yang bisa ia temukan di dapur. Ia harus mengingatkan Rhys untuk berbelanja kebutuhan dapur sore ini.

"Wah, wah, aku tidak menyangka akan disambut oleh pemandangan seperti ini ketika memutuskan untuk berkunjung ke sini."

Suara seseorang menyentakkan Emma, membuatnya hampir menjatuhkan adonan pancake dari pegangannya.

Emma membalikkan tubuh begitu cepat dan melihat Cameron bersandar di dinding sambil menyilangkan tangannya. Ada senyum geli tersungging di bibirnya melihat keterkejutan Emma dan bagaimana wanita itu berusaha menemukan kendali dirinya.

"Cameron. Sir!," Emma menyapa kaku.

Cameron berdecak geli dan meluruskan postur tubuhnya. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, Cameron memandang Emma dari ujung kaki dan naik ke atas hingga memandang mata Emma sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Melihat bagaimana nyamannya kau disini, kurasa kita bisa membuang formalitas di antara kita." Ucap Cameron tanpa berusaha menyembunyikan nada terhiburnya melihat Emma yang salah tingkah.

Wajah Emma memerah karena malu, tanpa perlu menjelaskan keberadaannya, penampilannya pagi ini sudah bercerita seribu kata kepada siapapun yang melihatnya. Ia hanya mengenakan kemeja Rhys yang kebesaran dan menggantung sampai paha dan berdiri dengan kaki telanjang. Belum lagi kondisi rambutnya yang ia ikat asal di puncak kepalanya tidak membantu penampilannya sama sekali.

Cameron tertawa keras melihat bagaimana Emma merona. Belum pernah sebelumnya ia melihat wanita itu kehilangan kendali dirinya, atau paling tidak keprofesionalannya. Wanita itu selalu kaku dan memegang norma-norma yang menurut Cameron seharusnya dimasukkan ke dalam kamus jaman purba.

Emma berdeham mencari suaranya, "A-apa kau sudah sarapan?"

"Belum." Jawabnya setelah ia berhasil meredakan tawanya. "Aku tidak keberatan jika kau ingin memberiku makan."

Emma mengangguk dan membalikan badan, kembali melanjutkan mengaduk adonan. "Duduklah, ini tidak akan lama."

Cameron memandang punggung Emma dan kembali berdecak. Sama sekali tidak pernah terlintas di benaknya bahwa Rhys akan menjalani affair dengan Emma. Diantara dirinya, Rhys, dan Alastair, Rhys adalah orang yang paling memegang prinsip untuk memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan. Cameron penasaraan apa yang dimiliki Emma hingga membuat Rhys melanggar prinsipnya sendiri.

Berjalan mendekati Emma, Cameron berhenti tepat di belakang Emma, membuat wanita itu terlonjak dan membalikkan badan. Wanita itu langsung melangkah mundur untuk memberikan jarak antara mereka, namun bokongnya langsung menabrak konter dapur.

"Ada apa, Cam?" Tanya Emma tenang.

"Hmm, tidak mengapa. Aku hanya penasaran." Ucapnya sambil meletakkan kedua tanganya di konter dapur di samping kedua sisi tubuh Emma, secara tidak langsung mencondongkan tubuh ke arah Emma. Emma otomatis memundurkan tubuh atasnya ketika Cameron semakin menundukkan wajah mendekatinya.

Tenderly Touched [WBS #1 | SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang