Chapter 31

1.9K 102 2
                                    


Aku berbaring di atas sofa sambil menatap ponselku yang layarnya gelap. Kuberikan tatapan yang kosong sekaligus dingin pada layar hitam itu. Oh, apa yang sedang kulakukan?

Merenung

Merenung tentang kejadian kemarin. Banyak masalah terjadi, dan aku bingung harus mulai darimana. Nyari solusi? Dikira gampang? Apalagi kemarin...

Ayahnya Nicholas dateng! Dan ya ampun, aku cukup kaku selama berbicara dengannya. Pria paruh baya itu bule, dan gaya bicaranya benar-benar formal! " Saya ", " Anda ", dan kawanannya yang sejenis. Tapi aku tertegun ketika tahu bahwa pria bule itu fasih berbahasa Indonesia.

Ayah Nicholas -Mr.Grayson- berbicara padaku tentang banyak hal. Dan akhirnya aku mengerti apa yang sudah terjadi. Nicholas sudah memanfaatkan asisten Mr.Grayson untuk bekerjasama dengannya. Semua masalah yang terjadi membuat perusahaannya diperbincangkan secara tidak baik. Lagian, Nicholas banyak menggunakan aset-aset perusahaan yang seharusnya tidak digunakan seenaknya tanpa kepentingan yang jelas. Dan lagi, kedudukan Nick sebagai calon pemimpin disana membuat segala gosip tentangnya beredar cepat.

Sebelum pamit kemarin, Mr.Grayson meminta maaf padaku berkali-kali. Aku sudah bilang kalau aku memaafkannya ( lebih tepatnya berusaha memaafkan ). Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah terlanjur kecewa, marah, dan sakit hati pada cowok itu. Ia berhasil mematahkan kepercayaanku padanya. Merasa dikhianati, disakiti...

Aku sudah pernah merasakan semua itu.

Kembali lagi ke topik! Jadi, intinya ayah Nick meminta maaf padaku dan memohon untuk tidak melaporkan anaknya ke polisi. Polisi, hm? Aku sedikit kepikiran tentang itu. Lagian, kasus ini kan termasuk dalam pasal percobaan pembunuhan. Dia mau membunuhku, tapi gagal. Dan kalau aku melaporkan ke polisi, nanti Nick akan disidang sementara perusahaan besar milik keluarganya akan diliput oleh media massa karena kasus ini.

Tapi aku masih punya hati, kan? Seorang Essel Laitama tidak biasa membalas dendam. Jadi, aku memutuskan untuk tidak melaporkannya ke pihak berwajib dan menyerahkan masalah ini ke Mr.Grayson sebagai ayah Nick sendiri. Dan aku juga meminta izin pada beliau supaya aku bisa menjenguk Patricia. Aku hanya penasaran... seperti apa kondisi sosok adik yang sangat disayangi kakaknya itu.

Setelah hari itu, aku tidak masuk kuliah. Aku disuruh cek ke dokter spesialis tulang dan memeriksa kondisi kakiku, seperti tadi pagi. Dan sialnya, tulangku retak. Tapi kata dokter, aku masih bisa berjalan seperti biasa walau agak pincang. Dan itu tidak masalah selama gerakannya tidak spontan, retakannya juga akan sembuh sendiri. Jadi hati-hati aja, dan banyak minum yang berkalsium biar tulangnya cepet sembuh.

Tok tok tok...

Lamunanku terbuyar seketika begitu mendengar suara pintu rumah diketuk dari luar. Ibuku yang tadinya sedang berkutat di dapur, kini berjalan menuju pintu dan membukanya dengan cepat. Alhasil aku hendak beranjak dari sofa yang letaknya di ruang tamu, tapi-

" Assalamu'alaikum, ibunya Essel " aku baru saja berdiri ketika mendengar suara itu.

" Waalaikum'salam, eh ya ampun udah lama nggak ketemu! Mari masuk " ibuku menyuruh orang diluar untuk masuk ke dalam rumah. Dan saat itulah aku menoleh dan melihat dua orang berjalan masuk sambil membawa dua buah keranjang yang berisi buah-buahan. Aku terpaku, tidak menyangka kedua orang itu akan bertamu.

" Eh, ada Essel, halo sayang! Gimana kabarmu? " seorang wanita seumuran ibu pun memelukku tiba-tiba. Astaga, aku tidak percaya ini...

Aku dipeluk sama...

" H-halo, kabarnya baik, tante "

" Oalah, panggil aja saya mami. Kita kan udah lama kenal "

Mami?

Waiting ForTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang