That Protective [2nd Sequel]

11.4K 855 22
                                    

A few months later..

"Apa anak ayah baik-baik saja?"

Baritone suara mulai membias diseluruh penjuru ruangan. Wanita bersurai panjang itu terkesiap.

Namun tatkala dua mata nya menangkap sosok suami nya berjalan ke arah nya, dirinya mengembangkan senyum.

"Ya, anak ayah baik-baik saja di dalam perut ibu." Haneul mulai bergumam pada perut membesar nya. Mengelusnya lembut penuh kehangatan disertai senyuman menawan.

Sehun membentuk kurva kecil pada bibirnya. Ikut berjongkok dihadapan perut besar Haneul, sambil ikut memainkan jari-jari nya pada salah satu putri nya yang masih bersembunyi dalam perut Haneul.

Yah, pada akhirnya Tuhan memberikan hadiah dua kali lipat membahagiakan yang pernah Sehun dapat.

Hanya tinggal menunggu kelahiran si kecil di bulan depan.

Baik Sehun maupun Haru tetap sangat menjaga wanita tersayang mereka. Kemanapun Haneul lakukan, Haru dan Sehun tetap mengawasi nya baik-baik.

"Haneul, lagi-lagi, kau memberiku kebahagiaan,"

"Jangan berkata seperti itu, kau juga yang mampu membuat ku seperti ini, Sehun-ah,"

Keduanya cukup membalas senyum, mensinyalir setiap kehangatan lewat telepati senyum yang tersungging dibibir. Sehun beranjak dan mendudukkan tubuhnya disamping istrinya, pemuda itu membiarkan seluruh tangan penuhnya memeluk perut dan juga pemilik perut -Haneul. Bibir nya pun bersentuhan pada kening Haneul, begitu hangat, manis, dan juga menenangkan.

"Appa! Apa yang appa lakukan pada eomma?"

Sisa makanan yang merembet disetiap sudut bibir memenuhi bibir putra kecil. Bibirnya mengerucut sebal dengan lipatan tangan didepan dada.

"Astaga sayang, ada apa dengan bibirmu? Kemarilah, eomma akan membersihkannya."

Kaki-kaki ciliknya merajut langkah maju kemudian bersikukuh naik ke dalam pangkuan sang ibu. Tungkai rendahnya memanjat kasur dan setelah mendapatkan Haneul, bocah kecil itu memeluk leher ibu nya erat-erat seolah tidak membiarkan wanita itu untuk lari dari dekapannya.

Dengan cekatan, tangan Haneul lihai memainkan jarinya guna membersihkan sisa makanan yang melumuri bibir pria kecilnya. "Eomma! Jangan dekat-dekat dengan appa." Kepala nya ia tenggelamkan di cerukan leher sang ibu yang menatapnya bingung.

Sama hal nya dengan suami nya yang ikut menatap dirinya bersama kerutan samar di kening. "Haru-ya, memang nya appa salah apa? Kenapa ibu tidak boleh dekat-dekat dengan appa?"

"Tadi appa menyakiti adik Haru. Pasti appa memeluk eomma terlalu keras. Kasihan kan, adik kecil Haru tidak bisa bernafas." Di usapnya lembut perut Haneul yang membesar.

Tak kalap bagi Sehun dan Haneul bersumringah ria. Tersenyum geli menatap si buah hati bercengkrama dengan adik nya sendiri. Biasanya bocah itu akan merengek keras jika ibu nya hanya memprioritaskan kesehatan bayi nya dengan tidak menggendong Haru terlalu sering.

Atau mungkin mengelap bibir Haru yang di kotori oleh sisa makanan seperti tadi sudah jarang untuk Haneul lakukan. Wanita berkepala dua tersebut lebih menyempatkan diri untuk makan di kamar sebelum kelelahan yang ia dapat ketika meuruni tangga.

"Haru, tidur sekarang, hm? Adik kecil sepertinya ingin tidur lebih dulu bersama eomma." Sehun mengulurkan tangan, berusaha mengambil alih Haru yang masih menempel di dekapan Haneul agar memindahkan pria kecil itu ke dalam kamar miliknya.

Bibirnya mengerucut sebal, mata nya memerah dilapisi cairan bening yang siap pecah di detik terakhir. "Tidak mau! Haru ingin tidur bersama eomma!" Ucapan nya bergetar, dan sedetik kemudian tangis nya pecah.

"Baiklah, baiklah sayang. Haru ingin tidur disini ya?" Haneul mengecup pucuk kepala Haru sembari mempersiapkan dirinya untuk berbaring bersama di kasur besar.

"Haru di tengah, appa dan eomma di samping Haru. Menjaga Haru dan adik Haru. Oke?" Sehun meraih selimut, menutup sebagian tubuh kedua nya lalu mempersiapkan diri meluncur di atas ranjang.

Haneul menepuk pelan bokong Haru agar bocah kecil itu lebih dulu terlelap dalam tidur. Sementara Sehun menopang kepala nya dengan salah satu tangan bersama tubuh menghadap ke arah Haneul. Senyuman mencuat, menggariskan bibir nya untuk lebih melebarkan senyum.

"Dia benar-benar lucu." Adu nya pada Haneul yang kini memandang nya. "Dia sepertinya cemburu melihat sang ibu yang di goda terus oleh ayah nya."

"Setiap anak yang mengetahui kehamilan ibu nya, reaksi nya pasti akan sama semua. Awal nya senang membayangkan betapa lucu nya bayi yang menggeliat dalam kain, namun saat tahu jika itu terlalu sulit baginya maka anak itu pasti akan mencari perhatian." Haneul memandangi Haru yang tertidur lelap. Mata nya terkatup rapat diikuti bibir yang terbuka beberapa senti. "Haru sedang mengalami masa itu Sehun. Dan ku rasa setelah adiknya lahir, justru dia akan senang. Benar kan?"

"Hm, kau benar." Pria itu beralih mematikan lampu tidur dan beringsut menyelimuti seluruh tubuh nya dan juga tubuh istri dan anaknya.

"Selamat tidur Haneul," di kecupnya kening istri nya dalam lalu beralih pada Haru yang memeluk ibu nya erat. "Selamat tidur jagoan kecil," Sehun melayangkan kecupan terakhir nya untuk Haru tak lupa kecupan dalam di perut Haneul. "Selamat tidur juga putri kecil appa. Kau harus bersabar untuk melihat appa, eomma, dan kakak mu, oke? Satu bulan lagi sayang, satu bulan lagi."

Setelahnya, dirinya menarik diri menuju bantal. Memejamkan mata erat seraya memeluk istri dan juga anaknya.

[[END]]

Waaaaaa, ada yang kangen sama FF ini?:'v kepikiran mau buat sequel jadi tralalallalala beginilah sequel nya:'v gadanta gitu kan ya?

Terimakasih readers yang masih mau nunggu FF ku:') seneng deh liat nya, jadi makin cinta❤❤❤ wkwkwk

From nerd to be..(?)Kde žijí příběhy. Začni objevovat