Part Two

15K 1.5K 8
                                    

Membaca di kelas memang pilihan yang tepat. Tidak ke kantin, tidak kemana pun, asalkan Haneul selamat dari terkaman para macan yang siap mencakar nya kapan saja.

Setelah kejadian kemarin yang sempat membuat Haneul ingin memuntahkan makanan itu kapan saja, gadis itu tidak akan lagi mencoba untuk pergi ke kandang mancan dan singa itu.

Terlebih lagi

Pertemuannya dengan Sehun beberapa jam setelahnya.

Pemuda yang ia kira baik bak malaikat, ternyata memiliki sisi liar di luar sana. Apa guna nya ia bersikap baik pada Haneul sendiri?

Memanfaatkan nya demi kepentingan dirinya sendiri?

Ini sungguh rumit.

Menyelesaikan puzzle dalam diri seseorang sangatlah rumit untuk diselesaikan.

Jika mengulang kembali waktu saat Sehun tiba-tiba saja mencium bibir Haneul secara mendadak dan langsung menindih nya di ranjang membuat perut Haneul terasa mual.

Beruntung saat itu Haneul tidak menerima minuman yang diberikan Sehun pada nya. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi pada nya jika dia lengah barang sedikit pun.

Ya, dia beruntung.

Beruntung karena tidak mempercayai Sehun sebagai pria berhati malaikat.

****

"Ah, Haneul-ah, kau sudah datang?"

"Iya. Apa manager mencari ku?"

"Begitulah. Dia tidak ingin karyawan teladannya terlambat begitu saja." Minseok, pemuda berumur 25 tahun yang berprofesi sebagai barista tersenyum ramah di hadapan gadis yang ia anggap sebagai adik nya.

Haneul menaruh tas selempang nya, membuka kacamata bulat nya dan juga dua kepang yang menghiasi hari-hari nya. Gadis itu beralih mengambil apron coklat yang kini tersampir melewati leher dan bagian depan tubuhnya yang terbalut kemeja putih.

Percayakah kalian? Gadis itu sedikit menghias dirinya dengan lipstik pink miliknya. Perlu di akui gadis itu terlihat menawan. Sangat!

"Cepatlah bekerja sebelum manager itu mencari mu lagi." Minseok sedikit mendorong tubuh Haneul keras agar siap siaga melayani pelayan restoran tempat mereka bernaung menghidupi kehidupan mereka.

Tidak sedikit pengunjung yang datang. Tidak di akhir pekan saja, tetapi setiap hari nya. Dari pengunjung remaja, pasangan kekasih, teman sebaya, keluarga, semua nya berada dikawasan restoran itu.

Tidak mewah, sangat sederhana. Hanya saja makanan yang tersaji begitu lezat, jadi tidah salah kan restoran ini memiliki pelanggan yang pencapaiannya terbilang di atas rata-rata?

Berbekalkan senyuman dan ramah tamah yang Haneul berikan pada setiap pengunjung yang datang walau hanya sekedar membeli kopi ataupun teh hangat. Berjalan kesana kemari, membawa berbagai makanan yang harus ia antar berpiring-piring ke meja pelanggan, tanpa mengenal lelah.

Beberapa menit kemudian, Haneul sedikit melempar nampan nya saat istirahat bekerja.

"Sesuatu yang buruk nona Ahn?" Sapa Minseok lagi setelah waktu istirahat jam kerja nya tiba.

"Tidak. Hanya sedikit lelah."

"Kalau kau ingin pulang, pulang saja. Wajah mu terlihat pucat." Tatapan Minseok berubah sendu.

Sementara Haneul hanya membalas nya dengan senyuman dan juga menggelengkan kepala. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Aku tidak apa-apa, oppa."

Minseok berjengit. Bagaimana ia bisa menyembunyikan wajah nya yang pucat dengan berkata baik-baik saja? Jelas gadis itu tidak baik-baik saja.

Sebagai kakak yang baik, tidak ada salahnya kan mengkhawatirkan adiknya?

"Haneul-ah, apa kau tidak mau mengubah penampilan mu? Maksud ku, melepas kacamata mu dan juga melepas kepangan mu. Apa kau tidak ingin berpenampilan seperti ini?"

Haneul hanya menggeleng -lagi. Dia memang tidak ingin merubah penampilannya sampai kapan pun.

"Tidak. Lebih baik aku menjadi gadis culun." Sergah Haneul cepat.

Minseok tahu, gadis yang berada disamping nya ini selalu memakai kacamata bulat dan dihiasi kepangan dua. Ya, Minseok memang selalu memperhatikan penampilan gadis itu sepulang sekolah.

Saat waktu pulang sekolah tiba, Haneul akan pergi ke restoran tempat nya bekerja dengan pakaian sekolah yang masih melekat ditubuhnya dan juga kacamata bulat dan kepangan dua yang masih setia menemani nya.

Terkadang gadis itu akan bekerja dengan kemeja sekolah yang masih ia gunakan dan hanya ditutup oleh apron yang menutupi tubuh bagian depannya.

Kacamata nya juga akan terlepas seiring dengan kepangan nya yang ikut terlepas. Haneul akan berubah wujud menjadi gadis cantik dengan polesan indah di bibirnya hanya saat bekerja saja.

Saat sekolah? Ia akan merubah wujud nya kembali.

Minseok curiga, jika masa lalu nya yang menyebabkan Haneul mendapatkan julukan gadis culun di sekolah nya.

"Kenapa?"

Haneul menegang di tempat. Ia sangat benci kalau ada orang yang menanyakan tentang hal ini. Bisakah Minseok menghentikan ucapannya?

"Tidak. Aku memang mau sendiri oppa. Waktu istirahat sudah habis. Kita harus kembali bekerja." Haneul bangkit dan meraih nampan itu.

Mulai bekerja seperti semula seolah-olah tidak ada yang terjadi pada dirinya.
.

.

.
Wanita berpakaian minim bersama seorang pemuda yang umurnya terpaut jarak 2 tahun lebih muda berjalan beriringan. Memasuki restoran yang selalu ramai pengunjung.

"Chagi, kau mau makan apa?" Wanita itu masih bermanja-manja di lengan kekar pemuda itu.

Dan si pemuda turut tersenyum dan mengacak pelan rambut wanita yang menyender di lengannya.

"Terserah kau mau pesan apa. Yang penting kau harus menemani ku untuk one night stand. Okay?"

Wanita itu tersenyum lalu mengangguk. Sementara Sehun benar-benar ingin memenuhi kebutuhan nafsu nya saat ini. Memanfaatkan banyak wanita di dekat nya lalu membuang nya begitu saja.

"Selamat sore tuan, nona. Anda ingin pesan apa?" Pelayan itu mulai mengeluarkan note nya dan pulpen. Siap untuk menulis pesanan yang di pesan kedua pelanggan itu.

"Aku ingin pesan-"

Ucapan pemuda itu terhenti diudara saat kepala nya mendongak dan menatap gadis yang sudah tidak asing lagi bagi nya walaupun penampilannya sedikit berbeda. Ya, gadis itu yang hampir saja ia kacaukan hidup nya jika dia tidak melepas kekangannya.

Dan gadis itu ikut membeku. Senyuman di wajahnya memudar dan perlahan mengganti dengan wajah datar. Tidak ada rekahan ramah dari wajah nya.

"Apa kita pernah bertemu?" Sehun mulai bertanya untuk membalas semua keraguan ini.

"Maaf anda ingin pesan apa?" Haneul bersikap se normal mungkin di hadapan pemuda yang hampur saja merenggut kegadisannya.

"Ahn Haneul. Apa kita saling mengenal?"

Haneul meremas nampan dan juga note kuat-kuat. Tidak bersikap emosi di hadapan banyak orang termasun pemuda yang tidak jauh dari kata brengsek.




"Kita tidak pernah bertemu dan selama nya aku tidak mengenal mu."

TBC

Kasian bet si Sehun nya:v aku selalu lupa buat ngasih tau yang satu ini.

Maaf banget jika di FF yang ku buat selalu banyak typo(s) yang tidak di ingin kan'-'

From nerd to be..(?)Where stories live. Discover now