Part Seventeen [FINAL]

12.2K 1K 51
                                    

Awan tebal meliuk-liuk di atas langit. Membentuk gumpalan tak beraturan yang terbang bagai kapas.

Dirinya terduduk. Tidak, bukan awan itu. Tapi seorang pria yang mengarungi nasib nya. Segala rintangan ombak yang menarik nya tenggelam ke dalam jurang dalam tak terhingga. Berisi seluruh penderitaan maupun tekanan baik batin dan juga fisik.

Kenyataan pahit, yang membawa ayah nya ikut terseret ke dalam lubang kehancuran. Lubang yang sama seperti yang pria ini alami.

Menyeret dirinya masuk dihadapan hakim yang mengetuk palu dengan vonis menjebloskan ayah nya ke penjara atas terkaitnya pembunuhan yang dilakukan beberapa tahun yang lalu.

Sehun yang dulu harus mengimbangi kuliah dan juga membangun perusahaan yang dirintis ayah nya, memimpin berbagai rapat disela kerja kelompok nya, membagi waktu antara mengerjakan laporan tugas dengan berkas-berkas kantor yang menumpuk bak gunungan sampah dilaci meja nya.

Hidup nya tak terurus, memikirkan sedemikian rupa kesulitan untuk melepas benang kusut yang selalu menggerayangi kehidupan pria itu. Belum lagi gadis yang menjelma malaikat kini telah terbang dengan sayap nya entah kemana.

Haneul.

Pria itu merindukan Haneul.

6 tahun lama nya ia mencari, dari semasa kuliah nya hingga ia lulus, dirinya hanyalah seonggok daging lemah yang tak dapat menemui gadis itu. Berkali-kali pula menghubungi ponsel yang gadis itu gunakan. Namun nihil, isinya hanya suara operator sialan yang mengganggu indra pendengar nya.

Ia berjalan, disepanjang trotoar, dengan tatapan kosong. Cicitan anak kecil pada ibu nya yang heboh pun seakan tuli dari pendengaran nya.

"Eomma, ayo eomma. Aku sudah tidak sabar mau ke sekolah baru!" Ucap bocah kecil itu seraya menggenggam dan menarik lengan sang ibu membuat ibu nya tergopoh untuk mengikuti langkah sang anak.

"Haru, pelan-pelan. Bagaimana kalau nanti eomma terta- aw,"

Ibu nya terjatuh. Kepala nya tertunduk. Sedangkan pria yang ditabrak hanya menoleh dengan pandangan sulit ditebak. "Kau tidak apa-apa?" Tanya nya kemudian.

Sementara wanita itu mengangguk, kepala nya masih tertunduk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel disekitar rok selutut yang melapisi bagian bawah tubuh nya.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." Tutur nya lembut.

Dan sekali lagi, Sehun berhalusinasi kembali bahwa suara tadi begitu mudah untuk diterka. Bagai memori kecil yang hilang kemudian kembali berputar lagi dibenak pria itu. Sejenak ia amati, mata nya menatap wanita itu lamat-lamat yang masih terus menunduk tanpa menolehkan wajah nya.

"Hey-"

"Eomma, ayo. Nanti kita terlambat. Seulri tadi sudah berangkat." Giliran bocah kecil itu yang berbicara sambil mengerucutkan bibir nya.

Ya Tuhan, kenapa sesak menghambat jalur pernafasan Sehun sekarang? Benarkah wanita ini.. Haneul nya yang dulu? Yang meninggalkan nya 6 tahun yang lalu? Tapi.. tidak. Tidak mungkin ia telah memiliki suami di negara lain.

Namun tidak menutup kemungkinan jika Haneul memang menikah dengan orang lain dinegeri orang.

"Ah, iya Haru. Tuan kami permisi." Ujar nya seraya membungkuk.

Wanita beserta tangan kecil yang berada dalam genggaman nya kian lenyap saat dirinya memasuki bus yang sudah menunggu nya di halte.

Bayangan akan Haneul kembali terisi. Bibir nya tak berhenti menggumamkan apa yang ingin mulutnya tumpahkan,

"Benarkah itu Haneul yang selama ini ku cari?"

****

"Haru, eomma berangkat kerja dulu, okay? Maybe i will come late. Just take a minute to wait until i finish my work. Okay?"

From nerd to be..(?)Where stories live. Discover now