Part Eleven

10.3K 971 21
                                    

Minseok menelan saliva nya susah payah. Sekejap ia menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal lalu diekori tawa renyah. Sebenarnya ia bingung ingin menjawab apa.

Setelah gadis dengan puppy eyes nya bertanya bagaimana rasanya sehabis melakukan sesuatu yang terbilang intim, apa yang harus ia jawab? Tidak mungkin ia mengatakan, 'Wah, itu enak sekali! Kau harus mencoba nya!'

Konyol kau Minseok.

Mengajarkan sebuah rahasia dua sejoli yang tengah mabuk hormon pada gadis polos dan imut di hadapan nya. Mau di lempar kemana wajah nya jika salah satu karyawan mendengar pembicaraan menggelikan ini? Bahkan jika manager yang mendengarnya, mereka berdua bisa di tendang hingga langit ke tujuh dan tidak akan kembali berpijak dimuka bumi Korea.

"Rasanya? Apa nya? Memang nya melakukan 'itu' ada varian rasa?" Ucap Minseok dengan volume yang di kecilkan sambil kepala nya menoleh ke kanan dan ke kiri. Memastikan tidak ada satu orang pun yang mendengar pembicaraan menggelikan mereka.

"Bukan itu maksud ku, oppa. Maksud ku, apa rasa nya, eumm.."

"Haneul-ah,"

Minseok tersenyum. Mengacak pelan rambut gadis itu. Betapa gemas nya seorang Minseok pada Ahn Haneul yang polos nya melebihi anak kecil yang baru saja lahir.

"Melakukan 'itu' tidak boleh sembarangan. Apapun yang terjadi kita harus menanggung resiko nya. Melakukan 'itu' bersama orang yang kita cintai memang nikmat. Bahkan aku tidak bisa berhenti untuk melakukan satu ronde. Tapi ingat, apapun resiko nya, kau maupun siapapun orang itu harus bisa menanggung resiko nya."

Benar. Melakukan sesuatu yang terdengar intim itu tidak boleh sembarangan.

"Ta-tapi kalau sakit, kenapa semua orang yang melakukan 'itu' malah nikmat? Maksud ku, mereka menginginkan yang lebih."

Minseok lagi-lagi tersenyum tiada henti. Memahami jalan pikiran seorang adik ini memang tidak lah mudah. Masih banyak berbagai cabang-cabang pikiran yang dipikirkan gadis polos ini.

"Bukankah sebelum nya aku pernah mengatakan? Cinta yang lebih dominan kita rasakan di banding kesakitan itu sendiri. Jadi jangan tanyakan kenapa orang-orang menginginkan yang lebih karena jawaban mudah nya adalah karena cinta. Jika melakukan nya saja tidak didasari cinta, lalu apa?"

Haneul bungkam. Terdiam beberapa saat disertai tatapan polos sambil membayangkan bagaimana ia menginginkan lebih dari perlakuan Sehun. Kata-kata Minseok berputar melilit otak nya seolah mencekik kuat di bagian otak terluarnya.

Jadi jangan tanyakan kenapa orang-orang menginginkan yang lebih karena jawaban mudah nya adalah karena cinta.

Berarti selama ini Haneul merasakan kata.....

Cinta?

****

Seorang lelaki tinggi memasuki kawasan restoran tempat Haneul bekerja. Kepala nya di tutupi oleh topi. Gerakan mata nya tidak lepas dari seorang gadis yang sedang duduk di area kasir.

"Permisi, kau Ahn Haneul bukan?"

Gadis yang dipanggil Haneul itu mendongak. Seketika alisnya bertaut bingung atas kehadiran seseorang yang sama sekali tidak ia kenal.

Tubuh nya yang tinggi, suara bass nya yang begitu kentara. Bahkan jika di lihat-lihat, Haneul belum pernah menemukan orang sejenis dia. Lantas untuk apa dia menghampiri Haneul?

"Ya, saya Haneul. Anda mau pesan apa, tuan?"

Pria itu menggeleng. Kini kepala nya ia torehkan ke kanan dan ke kiri. Terlihat sangat mencurigakan.

From nerd to be..(?)Where stories live. Discover now