Part Five

12.4K 1.3K 5
                                    

Hari ini tepat jam 22.15. Sehun sudah tertidur setelah Haneul memberi nya obat dan mengompres dahi nya untuk nenurunkan suhu tubuh Sehun yang kelewat terbakar.

Dan kali ini, Haneul menabung lagi satu sifat mulia yang di milikinya. Dengan menyelimuti tubuh pemuda itu dengan selimut yang sudah di sediakan di kamar nya walaupun sudah sedikit lusuh.

Haneul tidak memiliki selimut tebal yang biasa nya orang kaya raya miliki.

Yang wangi, yang nyaman, yang lembut. Haneul tidak memiliki itu. Bukankah tidak ada bedanya? Mereka sama-sama menghangatkan kan?

"Karena kau berlari di tengah hujan kau jadi seperti ini. Tidurlah yang nyenyak."

Haneul keluar meninggalkan Sehun yang tertidur lelap setelah menerima berbagai perlakuan manis yang di lakukan Haneul pada nya. Dan sampai akhirnya, Sehun tertidur dengan wajah damai dan tenang.

Haneul berjalan, mendekati sofa, lalu merebahkan dirinya di atas sofa tunggal sembari mata nya melirik jam yang tertanam jelas di dinding.

"Minseok oppa, cepatlah pulang." Haneul menggumam.

Mata nya terpejam, berusaha tertidur di atas sofa tunggal yang berada di apartemen nya.
.

.

.
"Haneul-ah," suara gaduh dari luar apartemen terus terdengar.

Dan Haneul yakin, suara gaduh itu adalah suara Minseok yang baru saja pulang dari tempat kerja nya. Lebih tepat nya setelah mengunjungi kedai bibi Jung.

"Ya sebentar oppa." Haneul sedikit membetulkan rambut nya lalu berjalan menuju pintu apartemen.

"Apa aku mengganggu tidur mu?" Tanya Minseok setelah mendapati gadis di hadapannya ini membuka pintu apartemennya.

"Tidak. Kenapa malam sekali?"

Selanjutnya, Minseok tersenyum geli. "Kau tahu sendiri, urusan perut sangatlah penting. Dan ini, bibi jung menyuruh ku memberi mu makanan." Minseok menyodorkan sekotak makanan pada Haneul yang di terima dengan kata terimakasih oleh Haneul.

Sedari tadi manik mata Minseok berputar-putar layaknya mencari keberadaan seseorang. Dan Haneul yang menyadari itu hanya menautkan alis nya ke atas.

Hey! Haneul berada di depannya, dan apa yang pria ini cari? Harta karun? Cih! Makan saja harta karun itu.

"Apa yang kau cari, oppa?"

"Teman mu. Tadi dia datang ke restoran dan mencari mu. Dia bilang dia ingin kerja kelompok dengan mu tapi dia tidak tahu alamat apartemen mu. Jadi ku berikan saja."

"Apa!? Siapa yang kerja kelompok!?"

"Ya kau dan pemuda itu. Kalian tidak melakukan hal yang menyeramkan kan?"

Haneul menggeram kesal. Tangannya ia layangkan untuk menghantam lengan besar Minseok yang melebihi besar nya mobil-mobilan yang dijual di toko-toko mainan dengan beberapa edisi yang terpajang.

"Jadi kau yang memberitahu nya? Ya! Kau tahu, dia berlari melewati hujan dan saat dia datang dia pingsan dan aku dengan susah payah merangkul nya untuk berjalan." Jelas Haneul panjang lebar.

Pantas saja laki-laki itu menginjakkan kaki nya di apartemen Haneul. Ternyata pria berwajah imut ini yang memberitahukan keberadaan Haneul yang terbilang sangat rahasia.

Namun tiba-tiba saja, Minseok mencelos masuk ke apartemen Haneul dengan lagak tidak mengidahkan kata-kata Haneul barusan. Lebih tepat nya tidak menanggapi jelas apa yang di katakan gadis itu tadi.

"Dimana dia?"

Tatapan Haneul mulai tertuju sendirinya ke pintu kayu yang tertutup.

"Di dalam." Sembari menunjuk menggunakan dagu nya.

Seketika Minseok mendelik. Menatap curiga pada Haneul yang samar-samar mengerutkan dahi nya pada Minseok yang menatap sinis terhadap dirinya.

"Yaa, apa yang kalian lakukan, huh? Apa kalian berbuat macam-macam?"

"Ya!" Lagi, Haneul memukul keras lengan Minseok tanpa ampun.

Oh ya ampun, apa salah Haneul sampai-sampai memiliki oppa seperti nya?

"Oppa! Sudah sana bawa si Sehun itu. Aku tidak bisa tidur di kamar ku nanti." Rengek Haneul pada Minseok.

Sedangkan Minseok mengacak rambut frustasi menghadapi manusia tercerewet yang pernah ia hadapi pertama kali.

"Cih, merepotkan sekali." Minseok mencibir lalu masuk ke dalam kamar Haneul.

Dan benar saja. Minseok mendapati tubuh pemuda itu sudah terselimuti dan kain basah yang tertempel di dahi nya. Mangkuk serta gelas yang telah kosong juga masih tertangkap oleh penglihatan Minseok. Kali ini dia yakin sekali, bahwa gadis bermarga Ahn yang merawatnya.

Minseok mendekati sisi ranjang, dan setelah sampai di tempat nya, ia sedikit mencolek tubuh Sehun yang terbalut selimut Haneul.

"Sehun-ssi, bangun."

Tidak ada jawaban. Dengkuran halus lah yang di dapat Minseok.

"Sehun."

Beberapa saat kemudian, Sehun membuka matanya dan mendapati Minseok dan Haneul berdiri disamping dengan wajah penasaran yang benar-benar imut. Kalau boleh jujur, Sehun lebih suka memandangi wajah Haneul yang ia yakini sudah melebihi imut nya boneka beruang.

Bolehkan Sehun mengemas tubuh Haneul dan membawa nya lari untuk menjadi miliknya sekarang juga?

"Kau tinggal di apartemen ku saja. Karena kau tahu kan, disini sarang nya ratu cerewet. Jadi sebelum kau kena omelannya, lebih baik kau pindah ke apartemen ku." Minseok menyelipkan kejenakaan namun masih terdengar bagaikan dengkuran kerbau bagi Haneul.

Gadis berjulukan nerd itu melipat tangannya di depan perut sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Tidak ada guna nya di jam malam seperti ini membuang habis asupan oksigennya, yang terpenting sekarang Haneul ingin cepat-cepat meringkukkan tubuh nya di kasur nan empuk miliknya.

"Baiklah hyung."

Tangan kekar milik Sehun mulai melepas kain yang terletak dikeningnya sebelum akhirnya menyingkap selimut yang membalut sebagian tubuh nya dan mulai bangkit dari kasur dengan gerakan awal yaitu mendudukkan dirinya dahulu disana.

"Kau.. baik-baik saja?" Haneul bertanya sementara sang empu mengangguk dan menanggapi nya dengan senyuman.

"Terimakasih telah merawat ku." Sehun berpaling, di bantu Minseok di sebelah nya dan kaki-kaki jenjang mereka seirama bergerak mengikuti irama pelan hingga akhirnya pintu itu menelan mereka yang menghilang.

Haneul menghembuskan nafas lega, sedikit tersenyum karena perlakuan yang berada di luar batas kendali.

Yaitu merawat seorang pria yang bagi nya tidak luput dari kata brengsek.


TBC

Cepet yaa tbc nya?:3 tunggu di next chapter nya yaa

From nerd to be..(?)Where stories live. Discover now