Part six

12.6K 1.2K 11
                                        

                            WARNING!

Rambut yang di kuncir satu, bersetelan kemeja dengan rok selutut ditemani tas selempang yang menyampir di bahu seorang gadis.

Tangannya memutar kunci ke kanan tepat di lubang kunci dan setelah memastikan pintu apartemen tertutup rapat, Haneul berjalan menuju salah satu pintu apartemen yang tertutup juga namun tidak menampakkan sang pemiliknya.

Haneul menunggu. Mengetuk keras pintu apartemen yang berada dihadapannya. Berharap di dalam sana ada sebuah kehidupan yang menyapa nya.

Namun nihil.

Hari ini hari minggu. Dan sudah menunjukkan waktu pukul 11.30 pagi dan mereka -Haneul dan Minseok- seharus nya sudah berangkat sejak tadi. Mungkin satu jam yang lalu.

Tapi si pria bakpau tidak juga membuka kan pintu apartemennya membuat Haneul mengernyit bingung. Tidak biasa nya Minseok seperti ini pada hari minggu.

Pasalnya, ini sudah 15 menit terakhir Haneul mengetuk pintu apartemen Minseok, nyaris mendobrak malah. Tapi pria itu tidak juga menampakkan batang hidung nya satu senti pun di hadapan Haneul dan.. ya ampun. Sepuluh detik lagi 15 menit akan terganti dengan 16 menit. Ck, itu membuat Haneul semakin jengkel dan ingin berguling di lantai apartemen sekarang juga.

Dalam pikirannya terbesit sebuah pertanyaan,

Apa bakpau sedang bersemedi?

Ayolah, membuang waktu saja. Bersemedi bisa di lakukan kapan saja tapi tidak pada hari Minggu.

Haneul bukan lah mati-matian untuk bekerja karena tergiurkan oleh selembar kertas bernilai mata uang itu. Jika kehidupan ekonomi nya jauh dari kata 'susah', mungkin Haneul akan bertindak selayaknya seperti murid-murid SMA di sekolah nya dan tidak akan bekerja paruh waktu seperti apa yang biasa nya ia lakukan sehabis pulang sekolah.

Bersantai di rumah, menyelesaikan tugas dengan baik, dan hal lain yang dilakukan seperti anak muda pada umum nya -except clubbing.

"Awas saja kau bakpau, sampai aku menemukan mu, aku akan memenuhi bakpau mu dengan batu bata." Gerutu Haneul sembari berkacak pinggang pada sebuah pintu yang diam.

Kali ini Haneul menarik nafas, sungguh ia geram pada Minseok. Tangannya terulur menekan gagang pintu bercat emas itu dan perlahan mulai membuka nya.

Setelah terbuka lebar, Haneul memandangi seisi ruangan dan mencari keberadaan pria itu. Haneul tidak akan mungkin mencari nya di rice cooker karena julukannya yang menyebutkan bahwa dia bakpau.

Tapi pendengaran tajam nya menangkap sebuah suara parau namun terdengar keras yang terus menyebutkan kata-kata 'Minseok-ah..' kurang lebih seperti itu.

Dan Haneul semakin mendengar suara yang jika di bilang jeritan, dalam kamus rintihan tersebut tidak termasuk dan.. Hey! Sejak kapan Minseok berubah menjadi wanita? Oh ya ampun, teka teki macam apalagi ini.

Dan suara itu kian terdengar jelas bersama dengan rintihan aneh dengan perpaduan suara Minseok yang juga terdengar husky.

Haneul harap, kejadian ini tidak membuat mata nya keluar setelah apa yang Minseok pertunjukkan pada nya di atas ranjang bersama seorang gadis.

Oh what the hell!

Haneul pasti bermimpi! Kenapa Minseok tidak menutup pintu kamarnya? Apa ia baru saja unjuk kebolehan di hadapan Haneul sekarang? Shit, Haneul harus melakukan apa sekarang. Kaki nya seakan disirami lem yang membuat kaki nya tidak bergerak dan terus memandangi tubuh Minseok dan wanita itu yang tidak terbalut sehelai bahan pun.

From nerd to be..(?)Where stories live. Discover now