18^ Welcome Back Rickie

3.7K 289 4
                                    

@multimedia: Cathryne Renemis Gurenold a.k.a Remi

karena berhubung mau habis, author mau selesaikan semunya kali yaa. :D

selamat menikmati...

happy reading~~

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Perlahan gue membuka mata gue. cahaya terang menyusum melalui retina gue. sesekali gue memerjamkan kelopak mata gue. membiasakan cahaya itu masuk ke mata gue. setelah sudah terbiasa kini kepala gue lah yang pusing. Kayak di hantam palu bermuatan 100 ton. Alis gue hanya menyerengit suara ribut di luar sana yang ngebuat gue bangun. Gue mencoba nolehin kepala gue pada asal suara. Alis gue semakin menyerengit di kala di sana ada Zac, Jo, Melodi, Chikka, juga Farrel dan Remi? Sedang apa mereka? Gue mencoba pertajam pendengeran gue. sepertinya mereka gak sadar kalau gue dah bangun.

"Keluar! Gue bilang keluar!" Zac dengan pelan berucap, tapi gue bisa liat sorot matanya yang emosi. Ada apa ini? Apa yang terjadi? Btw gue di rumah sakit ya?

Farrel mandang Zac dengan pandangan memelas, ah. Gue bahkan sampai lupa dengan dia. "Zac, lo gak berhak ngusir gue."

"setelah apa yang lo lakuin ma Rickie?!" bentak Zac.

"Zac, please, biarkan gue ngejelasin itu ma Rickie." Gue natap dia dengan sendu. Jujur, dia bilang gitu apa gak sadar, bahwa cewek itu menggandeng tangannya?

"Gue gak akan biarkan elo dekat-dekat ma rickie! Pergi!"

Suasananya mulai memanas, dan gue bisa ngedenger ada isak tangis seseorang. Gue melongo, yang lain juga sama. Pandangan mereka tertuju pada Chikka. Zac memberi isyarat sepertinya pada Melodi, buktinya dia mengangguk. Lalu menggiring Chikka ke dalam. Lebih tepatnya ke arah gue. gue mencoba ngitung 1 sampe 10. Dan mereka matung di depan gue. wajahnya konyol. Chikka yang nangis entah itu beneran, kini natap gue. gue hanya nyengir dapetin ekspresi mereka yang bego.

"KAK RICKIE!" setelah tersadar dari rasa bengongnya Chikka adik gue memekik dan memeluk gue. astaga! "Syukurlah, syukurlah! Gue kira lo akan mati." Kurang ajar! Adek sialan!

"Lo nyumpahin gue mati?! Tega banget lo?!" gue ngeliat kembali raut bego Zac juga Jo. Di belakang mereka ada Farrel juga Remi. Gue hampir meringis ngeliat tatapan mata Zac juga Jo yang seakan pengen nonjok gue.

"Oh! Elo bangun. Gue kira elo udah enak-enak main di surga!" sialan, sindiran Zac kalau udah marah nyakitin.

"Heh! Bersyukur kek gue selamat!"

Dia angkat alisnya satu, kalau udah gni Zac sangat menyebalkan! "Lo utang sama gue. lo ngerti maksudnya? Gue nahan diri biar gak nonjok lo sekarang, tapi nanti setelah elo sembuh!" gue meringis ngedenger betapa Zac marah ma gue. pandangan gue beralih pada Jo. Pandangannya tajam, rahangnya mengeras.

"Sorry, gue gak bisa bantu lo, untuk yang ini. Gue juga ingin banget nonjok lo, Kie."

Oke sepertinya gue berurusan dengan mereka nanti. Gue harus siap-siap nerima semuanya. Gue hanya menghela nafas. "Gue bakal panggil dokter dan mom. Jo, lo jaga sini, biar brengsek itu gak macam-macam." Gue ngeliat Zac menatap Farrel dengan tajam, setelah itu keluar. Gue lelah. Astaga, gue lelah. Gue ngerasa ada berat yang ngehimpit dada gue. sialan Chikka tidur?! Gue natap Melodi, mengisyaratkan minta tolong. Dia hanya mengangguk dan mencoba menggendong Chikka ke sofa di dekat sana. Bersamaan dengan pria separuh baya dengan jasnya dan juga wanita yang gue cintai. Sebelumnya pria itu memeriksa gue.

I LOVE YOU (yaoi) (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang