KEHADIRANNYA

7K 627 121
                                    

Ily sedang menyiapkan makan malam. Sedangkan Al menemani El bermain. HP Al bordering, lalu segera Al menjawabnya. Ily yang melihat Al berbicara serius dengan seseorang lewat telepon lalu menghampirinya. Al memutuskan panggilannya lalu meletakan HP-nya kembali di meja.

"Ada apa, Yah? Siapa yang menelepon?" tanya Ily mengelus lengan Al lembut.

"Itu Tante Mora, Bun, minta kita ke rumahnya besok. Katanya ada acara, tapi ditanya acara apa, bilangnya cuma mau ngadain syukuran kecil-kecilan, bertambahnya usia El yang kedua," jelas Al sambil mengangkat El yang sedang asyik bermain.

"Oh, begitu. Terus bagaimana, apa besok kita ke Singaraja?" tanya Ily berjalan di belakang Al yang menggendong El ke meja makan.

"Iya, untuk menghargai usaha Tante Mora yang sudah berniat baik mengadakan syukuran untuk El," jawab Al menarik kursi lalu duduk.

"El sama Bunda dulu ya, Sayang, Ayah biar makan dulu," ajak Ily sambil menjulurkan kedua tangannya untuk menggendong El.

"Dak au, El au cama Ayah," kata El lucu memeluk leher Al.

"Biarin, Bun, kamu duduk saja, kita makan, biar El aku pangku," tukas Al halus lalu Ily duduk di sebelah Al.

"Kalau Ayah di rumah, Bunda enggak dianggap. Maunya bermanjaan sama Ayah," gerutu Ily mengambilkan nasi di piring Al.

"Ya wajar dong, Bun, aku sama El, kan, jarang ketemu, kalau sama kamu setiap hari El ketemu."

"Iya, sih."

"Bagaimana usaha kamu? Lancar?" tanya Al kepada Ily di tengah menikmati makan malamnya.

"Alhamdulilah lancar, Yah. Pesanan semakin banyak, terus catering juga berjalan," jawab Ily sambil menyuapi El.

Setelah melahirkan dan El sudah bisa disambi, Ily melanjutkan usahanya. Dia mendapat tawaran kerjasama dengan kantor ASDP Ketapang untuk membuatkan makan siang nasi kotak. Tidak hanya itu, pesanan juga merambat ke kru kapal yang meminta Ily menyediakan makanan setiap hari tiga kali sehari. Terus untuuk karyawan kereta api.

Usahanya semakin maju dan lancar. Tidak hanya satu perusahaan yang bekerja sama di tempat Ily, hampir semua memesan di tempatnya. Dengan harga yang sesuai rasa dan kebersihan terjamin, membuat catering-nya semakin ramai orderan. Ily sudah memiliki banyak pegawai, tak disangka yang awalnya tidak pernah mengetahui isi dapur justru dari dapur dia mendapat rejeki.

"Syukur deh kalau lancar," ucap Al lalu menyelesaikan makanannya.

Setelah itu, Al dan Ily menemani El bermain hingga dia merasa lelah. Ily membiasakan El mencuci kaki dan menggosok gigi sebelum tidur. Yang terpenting lagi buang air kecil, biar tidak ngompol. Untung saja El anak yang pinter dan penurut. Jadi, Al dan Ily tidak merasa kerepotan mendidik El.

"El au bobo cama Ayah, Bunda," ucap El lucu setelah dia selesai mengganti bajunya dengan piyama.

"Iya, sini," seru Al mengangkat El ke ranjang.

Ily tersenyum melihat keakraban ayah dan anak itu. Al memeluk El dibalas El memeluk pinggangnya. Ily mengganti baju santainya dengan baju tidur yang nyaman. Selesai mengganti baju, dia menyusul Al dan El yang sedang bercengkrama, entah membicarakan apa. Ily berbaring di sebelah El menghadap Al. Dengan senyum yang tulus, Ily mengelus rambut El dan menepuk pelan pantatnya agar tertidur.

"Ayah, tenapa kita ndak bobo di lumah Opa cama Oma?" tanya El saat teringat opa dan omanya yang berada jauh dari mereka saat ini.

"Karena rumah Opa sama Oma jauh dari kita. Nanti kalau El sudah besar, kita ke rumah Oma, Opa lagi, ya?" jawab Al sambil mengelus pipi chubby El.

PERNIKAHAN DINI (KOMPLIT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ