Prolog

4.6K 142 8
                                    

Seorang anak kecil berlari tergesa. Melangkah selebar mungkin yang ia bisa agar cepat sampai tujuan. Rambut mangkoknya terombang ambing dengan senyum lebar yang memperlihatkan tempat kosong dua gigi depannya yang belum lama ini tanggal.

"Sha!" anak itu memasuki sebuah rumah sederhana yang serba putih. Di dindingnya terdapat puluhan pigura yang menampilkan senyum lebar keluarga yang tinggal di rumah itu.

"Shasha!" teriaknya sekali lagi, setelah berlari kesana kemari tetapi tidak menemukan anak perempuan yang dicarinya. Anak itu terus berlari dan memasuki setiap ruangan di rumah sederhana itu.

"Ega? Ngapain kamu dilumahku?"

Ega membalikkan badannya. Lalu tersenyum selebar mungkin yang membuat wajahnya semakin imut. "Aku mau nemenin kamu. Mama lagi nggak ada kan? Makanya aku lari ke sini. Takut kamu kenapa-napa sendirian di rumah."

Gadis kecil itu menangis.

Anak kecil bernama Ega itu menghampirinya lalu memeluk gadis itu lembut. "Jangan takut ya. Kan udah ada aku sekarang."

Tangis Keysha semakin menjadi dalam pelukan Ega. Keysha adalah anak yang takut jika sendirian di rumah. Dulu gadis itu pernah terjatuh dari tangga yang menyebaban beberapa memar di kaki dan tangannya dan tidak ada orang yang menolongnya. Rasa sakit yang tidak ingin Keysha rasakan lagi.

"Kamu tenang aja. Nanti kalau kita udah menikah. Aku janji. Nggak akan ngebiarin kamu sendiri lagi."

Keysha mengangguk dan mempererat pelukannya.

"Eh, kalian ngapain peluk-pelukan? Masih kecil itu nggak boleh pacaran!" anak lelaki berseragam putih merah itu menarik paksa adik perempuannya dari pelukan Ega.

Kedua pipi sepasang anak itu memerah. "Shasha nggak pacalan kok Kak. Shasha Cuma takut dilumah sendili, jadi Ega nemenin aku." Di sebelahnya Ega mengangguk malu-malu.



The Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang