FRIENDS DON'T KISS

16.6K 2.2K 149
                                    

Ada giveaway yang bisa teman-teman ikuti di Instagramku ikavihara.

####

Vara menghabiskan makan siang sambil memainkan ponselnya. Masih ada banyak waktu sampai pukul satu nanti, karena dia tidak harus naik ke atas untuk salat zuhur. Tentu saja yang menarik perhatiannya adalah foto-foto yang diunggah Darwin di Instagram. Ada tiga foto. Foto paling atas adalah foto tumpeng raksasa. Hari ini ulang tahun Zogo. Selanjutnya ada foto Darwin bersama banyak orang di depan kantor Zogo. Dan foto halaman majalah dan koran yang mengulas tentang Zogo. Tidak ketinggalan foto Darwin dan Ferdi ada di majalah dan koran tersebut. Ferdi duduk di sofa, sedangkan Darwin berdiri menyandar pada dinding. Keduanya memakai dasi dan jas, berwarna abu-abu gelap untuk Darwin dan Ferdi memakai warna hitam. Zogo Founders: Software is Eating the World. Judul yang tertulis di puncak atas.

Sepertinya Darwin memang ditakdirkan untuk sukses melebihi siapa pun yang pernah dikenal Vara. Meski baru kenal sebentar, Vara tahu Zogo adalah kebahagiaan Darwin. Semua tampak dari bagaimana Darwin menceritakannya.

"Aku dan Ferdi pernah bekerja 80 jam seminggu. Hidup dengan uang seadanya, gagal, ulang lagi, tidak dapat investor dan sebagainya. Sekarang kalau melihat Zogo, kepuasan yang kurasakan bukan karena uang yang kudapat. Tapi karena banyak anak-anak muda kerja di sana. Kebanyakan baru lulus kuliah atau belum lulus. Belum punya pengalaman kerja. Banyak yang bertahan dan betah di Zogo karena Zogo memberi mereka penghasilan dan pengalaman pertama. Lebih dari itu, Zogo memberi mereka keluarga baru. Di sini, mereka seperti memiliki kakak yang bisa memberi contoh yang baik.

"Ketika nanti mereka memilih pindah ke perusahaan yang lebih besar, pengalaman yang mereka dapat di Zogo akan menaikkan nilai jual mereka. Rasanya sulit dipercaya kalau kami bisa membuat hidup orang lain menjadi semakin baik."

Vara merenung. Ada banyak hal baru yang dia ketahui dari Darwin. Mengobrol dengan Darwin selalu menyenangkan. Dengan mudah Darwin bisa mengikuti obrolan Vara, soal buku, masalah sosial dan ekonomi, dan segalanya. Saat menceritakan dunianya, Darwin menggunakan bahasa yang mudah dimengerti Vara. Jauh lebih baik jika dibandingkan dengan obrolannya dengan Mahir. Yang hanya berputar-putar kepada Amia, masa-masa kuliah mereka, dan saling mengeluh soal bos, pekerjaan, dan teman kerja. Sama sekali tidak memancing otak Vara untuk berpikir kritis. Mahir mungkin tidak bisa diajak membicarakan novel romance atau bisnis situs porno. Dari Darwinlah Vara tahu situs porno bisa mendapat uang 3 dolar tiap satu kali klik.

Nama orang yang sedang dia pikirkan muncul di layar ponsel.

"Halo." Vara menerima telepon dari Darwin.

"Hey, Beautiful." Sapaan Darwin membuat Vara tersipu. Mau tidak mau, kalau dipuji seperti itu, mana mungkin hatinya tidak melambung? Yang memuji adalah orang yang prestasinya sedang diulas di majalah. "Cake-nya langsung hancur mengenaskan. Anak-anak ganas sekali."

Vara memesan kue red velvet dua tingkat dengan diameter masing-masing 8 dan 6 inci. Permukaan rotinya tertutup cake crumbles warna merah sesuai warna Zogo, dan tidak lupa ada kartu ucapan terbuat dari cokelat putih dengan tiga baris tulisan. Zogo. 3rd Anniversary. Congratulation. Khusus dia meminta agar cake pesanannya dikirim langsung ke kantor Zogo.

"Bisa kebagian semua?" Vara tertawa membayangkan nasib kuenya.

"Sesendok-sesendok. Seharusnya kamu kirim enam tingkat."

"Mahal tahu. Itu aja udah ngurangin gajiku bulan ini." Vara tidak sekaya Darwin sampai bisa menghambur-hamburkan uang sesukanya.

"Lalu apa jawabanmu?" Darwin langsung menagih lagi, mengenai pertanyaan malam itu. Apakah Vara bersedia menjadi pacarnya atau tidak. Setiap kali menelepon Vara, pertanyaan ini tidak pernah ketinggalan.

SAVARA: YOU BELONG WITH MEWhere stories live. Discover now