14] Battle Plan

3.8K 276 28
                                    

Bunyi-bunyian yang berasal dari letingan baja yang saling berbentur, membangunkanku dari tidur lelap. Percakapan yang panjang antara aku, Profesor dan Frank yang memakan waktu hingga pukul 2 subuh, serta pengaruh Beer yang kami minum membuatku sangat pusing dan lemas ketika bangun. Baru kusadari aku tertidur di laboratorium. Waktu menunjuk jam 11 siang. Aku tak melihat sosok Prof. Hou di laboratorium ini, hanya Frank yang terlihat sibuk mengerjakan sesuatu dengan benda-benda metal.

Aku menggosok-gosok mataku sembari mencoba berdiri dari tempat tidur yang dibuat Profesor ketika aku berada di Veltron.

"Selamat siang Ed!"

Mendengar ucapan tersebut, aku segera menoleh ke sang empunya suara.

"Hai Frank! Kau begitu sibuk!"

"Hahaha.. aku hanya coba menyelesaikan pekerjaanku sebelum semuanya siap digunakan"

"Siap digunakan?"

"Hahaha.. sudahlah jangan dipikirkan! Aku sudah menyiapkan sebutir Red Pil dan Blue Pil untukmu. Ku letakkan di meja"

"Terima kasih"

Aku segera menuju meja dan menelan sarapanku. Ku akui aku sedikit lapar dan haus. Dua benda kecil ini cukup untuk memuaskan keinginanku.

"Oh ya Frank, apa kau melihat Profesor?"

"Hm. Profesor ya? Katanya ia harus menemui seseorang?"

Seseorang? Jangan-jangan Profesor pergi menemui Presiden? Ah! Tidak mungkin.

"Frank, apa mungkin Profesor pergi ke Veltron?"

"Apa? Veltron? Hahaha.. kau bercanda?"

Bukannya mendapatkan sebuah jawaban, Frank justru menertawaiku.

"Aku hanya asal menebak saja, hehe"

"Profesor pergi mengumpulkan anggota bukan pergi ke Veltron. Mungkin sebentar lagi ia kembali"

"Mengumpulkan orang-orang?"

"Nanti juga kau akan tahu sendiri"

Aku tak segera menanggapi ucapan Frank kupikir bukan urusanku juga. Hari ini aku ingin melihat suasana pusat Margin, mungkin ada hal yang berubah dalam beberapa bulan saat aku meninggalkan kota ini.

***

Alun-alun kota yang mulai ramai dengan kerumunan orang dengan kesibukkan mereka masing-masing. Tak satupun yang berubah di tempat ini, justru perlahan tempat ini semakin tak layak di huni. Tapi apa daya, tak satupun dari mereka yang mampu melawan kekuasaan pemerintah Veltron. Sungguh miris melihat kondisi saat ini. Manusia, yang seharusnya saling membantu untuk memulihkan kondisi Bumi bahkan kondisi kehidupan saat ini, justru saling menindas satu sama lain. Yang diatas semakin berkuasa, yang di bawa semakin terinjak. Ketidakberdayaan membuat mereka yang hidup di Margin, hanya bisa pasrah.

Di tengah keramaian kota, sesekali aku menoleh ke beberapa orang yang terpaksa menggadaikan benda milik mereka hanya untuk sebutir Red Pil. Sangat berbeda dengan mereka yang ada di Veltron, dimana kau bisa mendapatkan pil sebanyak mungkin. Dan tidak hanya itu, sinar matahari pun di olah menjadi makanan, sungguh kehidupan yang sangat mewah.

Di tengah kemirisan yang kurasakan, layar monitor di tengah alun-alun kota tiba-tiba menyala. Monitor itu menampakkan sosok Presiden yang sedang duduk di meja kepresidenan.

"Mohon waktu anda sekalian untuk mendengarkan penyampaian penting ini"

Semua orang tiba-tiba terhenti, semua menengada kearah layar monitor. Ini seperti Dejavu[?] Bagiku, sama seperti waktu itu--ketika pengumuman awal Ekspedisi Antar Galaxy.

EARTH IN 2150Where stories live. Discover now