8] The Voice

4.1K 323 27
                                    

Cahaya terang begitu menyilaukan mata, ketika ku mencoba untuk membuka mata ini. Disinilah aku, bersandar disebuah benda bertekstur kasar dan keras yang cukup besar, berdiri tegak dengan beberapa benda berbentuk jari-jari tak begitu jelas. Sebuah benda kecil berbentuk seperti segitiga tapi tak nampak seperti segitiga berwarna kecokelatan, benda itu jatuh terlepas dari armadanya, ditiup angin dan menghilang entah kemana.

Tak ada objek benda atau tanda-tanda kehidupan dari mahkluk yang bernama manusia. Sejauh mata ini memandang, hanya sebuah tempat gersang, kosong tak berpenghuni. Tekstur tanah keras menampakkan kekeringan tempatini. Tanah yang membentuk pola-pola rentakkan nampak di seluruh ruang kosong ini. Uap-uap yang nampak dari permukaan tanah tandus, memperlihatkan visualisasi kengerian tempat ini.

Apa yang sebenarnya terjadi? Tempat apa ini? Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di tengah keputusasaan ini. Bibir pun terasa mulai mengering, panas yang begitu menyengat, oksigen yang mulai terasa samar-samar, apa yang terjadi padaku?

Dari arah depan tak begitu jauh, terlihat sosok berjubah hitam perlahan mulai mendekat, semakin dekat hingga menutupi cahaya yang sedari tadi menyilaukan kornea mataku.

Tiba-tiba pandangan ini mulai bergoyang, paru-paru ini mulai berhenti memompa oksigen, telinga ini mulai tak bisa mendengar kebisuan suara-suara disekitar.

***

Untuk yang kedua kalinya, aku terbangun, pingsan? Mungkin. Kali ini aku berada di depan bangunan tua yang terbengkalai. Dinding bangunan yang mulai retak, penampilan gedung yang sudah tak berpenghuni selama bertahun-tahun menjadi tujuan arahku di tengah kegersangan tempat ini.

Perlahan-lahan aku mendekati gedung tua yang terbengkalai itu. Gedung yang cukup besar.

Rasa penasaran ini memaksaku mencari tahu apa yang ada di dalamnya dan membuatku memberanikan diri mendorong pintu gerbang yang tak terkunci. Suasana lorong yang begitu gelap menjadi awal dari langkah kakiku. Aku membiarkan pintu itu terbuka membiarkan cahaya masuk menerangi ruang gelap ini. Perlahan namun pasti, kewaspadaan yang penuh dan ketakutan akan hal buruk yang mungkin terjadi, menenami langkah kaki ini masuk lebih dalam lagi.

Mungkinkah ada manusia yang hidup di tempat seperti ini? Mungkinkah ada tapi tak disadari keberadaan mereka? Apa mungkin?

Pertanyaan demi pertanyaan masuk dalam benakku. Mempertanyakan kejelasan tempat yang tak kutahu.

Kaki ini terus melangkah semakin kedalam semakin jantung ini berdegup kencang.

Kreeseekk! Kreeesseeekk!

Suara-suara misterius terdengar tak begitu jelas. Aku merasa seperti diawasi, aku merasa tak begitu aman, aku merasakan keberadaan seseorang di tengah gelap gulita yang menyelimuti.

Secercah cahaya masuk melalui celah-celah retakkan di atap dan di dinding gedung, memberiku sedikit harapan dan sedikit penerangan di tengah ketakutan yang semakin menjadi-jadi.

Aku segera menuju sumber cahaya itu. Kudapati sebuah ruangan yang cukup luas. Cahaya itu berada tepat di tengah ruangan membuat ruangan ini gelap sedikit lebih terang dari tempat-tempat yang lainnya. Disetiap sudut ruangan ini terdapat banyak sekali benda-benda berbentuk persegi yang tertata rapi di rak-rak lemari yang besar.

Tempat apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?

Benda persegi yang terletak di atas meja, membuatku penasaran apa itu sebenarnya. Aku mengambil benda tersebut, membawanya ke tengah ruangan dimana terdapat cahaya yang terang agar aku bisa melihat benda ini dengan jelas.

WORLD WAR III, tulisan yang tertera di benda yang tak asing bagiku, tapi apa? Aku tak ingat.

Secara acak aku membuka benda persegi ini.

"7 Mei 2047, perang dunia ketiga antara belahan dunia Barat dan belahan dunia Timur pecah ketika konspirasi barat yang ingin menguasai bumi dengan menembak senjata kimia kelangit Timur yang bernama Chemtrail [?] diketahui. Konspirasi ini akhirnya terungkap ketika negara-negara Timur mulai mencurigai garis-garis putih di langit yang dicurigai sebagai senjata pemusnah massal. Chemtrail diketahui ketika banyaknya korban jiwa yang mulai bertambah dengan diagnosa penyakit yang sama, dimana sistim kekebalan tubuh mulai menurun hingga pada akhirnya berujung pada kematian. Negara-negara di belahan Bumi Timur akhirnya sepakat dan membentuk koalisi perang untuk melawan negara-negara di bagian Barat."

Coretan demi coretan tergaris di benda ini. Entah apa maksudnya, aku tak mengerti. Aku segera membuka bagian akhir dari tulisan ini.

"... perang dimenangkan oleh negara-negara Barat. Peradaban Timur kini hanya menyisahkan pulau-pulau yang dipenuhi jutaan mayat. Kota-kota besar porak-poranda. Tak ada yang tersisa, selain sejarah kelam yang terus menjadi kenangan manusia dimasa mendatang."

A-apa ini? Apa yang sebenarnya hilang dari ingatanku? Mengapa aku tak tahu akan hal ini? Benda ini, membuka selubung yang tersingkap.

"Itulah manusia! Keegoisan membawa peradaban pada kemusnahan!"

Seketika seseorang dengan suara lantang menggema di tengah ruangan. Hal itu cukup membuatku terkejut.

"Siapa kau?" tanyaku sambil terus mencari sumber suara yang tak jelas berasal dari mana.

"Aku bagian dari sejarah"

"Apa maksudmu? Tempat apa ini?"

"Manusia mudah menciptakan masa depan tapi manusia juga mudah melupakan sejarah. Benda yang kau pegang adalah saksi bisu dari sejarah peradaban manusia, benda itu disebut Buku. Tempat dimana kau berdiri, adalah ibu dari sejarah peradaban manusia. Tempat itu disebut Perpustakaan."

"Buku? Perpustakaan? Apa maksudmu?"

"Kalian manusia, dipengaruhi dengan kecanggihan teknologi yang kalian buat tanpa kalian sadari perlahan teknologi memperdaya manusia"

"Lalu apa yang sebenarnya terjadi?"

"Yang sebenarnya terjadi adalah kalian tidak mampu mengendalikan teknologi yang semakin canggih"

"A-aku tak mengerti apa yang kau katakan"

"Kau tak harus mengerti, kau hanya harus berusaha mengubahnya"

"Tapi bagaimana?"

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan"

"Aku masih tak paham yang kau maksudkan. Aku tak tahu apa sebenarnya terjadi dengan dunia ini. Aku tersesat di dunia yang ku kenal"

"Lakukan apa yang bisa kau lakukan"

Kata-kata terakhir yang bisa ku dengar, selepas itu suasana kembali sunyi dan kosong. Siapa orang itu? Apa hanya bagian dari fatamorgana saat aku ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi?

Aku seperti tak asing dengan semua ini. Semua tersembunyi di bagian kecil otakku, tapi tak bisa ku raih.

shhlleeepp!

Tiba-tiba semua terasa berputar-putar. Kepalaku semakin berat. Tubuh ini, tak bisa lagi ku kontrol.

Note: Chemtrail sejenis senjata kimia yang katanya di tembakkan oleh orang-orang barat untuk memusnahkan manusia. Chemtrail sering terlihat seperti rocket yang mengeluarkan jejak asap di langit. Info lengkapnya langsung ke mbah google biar jelas. #stopchemtrail #saveworld

EARTH IN 2150Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang