Part 9 [I Will Miss You]

96K 8.1K 218
                                    

Faris's POV
Aku spontan tersedak mendengar ucapan Paris yang sangat konyol itu.
"Uhuk, uhuk, uhuk."
Aku menepuk-nepuk dadaku.

Paris dengan cepat beranjak dari duduknya dan menghampiriku.
"Loh bos, kok bisa sampai kesedak lo? Makanya kalau makan hati-hati jangan cepat-cepat."

Aku hanya memutar bola mataku jengah, siapa yang sudah membuatku tersedak?
Dia tidak sadar diri.

Dia memberikanku segelas air putih dan dengan cepat aku meneguk habis air di dalam gelas itu.
Rasanya aku hampir saja mati karena omongannya yang tidak masuk akal itu.

Setelah merasa lebih baik akhirnya aku berbicara padanya.
"Jadi kamu mau berhenti kerja setelah saya memberikan surat magang itu kemudian kamu ingin mengejar Reymond?"

"Iya bos, memang itu tujuan utama saya bekerja di sini. Untuk dapat membuat skripsi saya berjalan dan saya bisa lulus, lalu saya akan berdiet sampai selangsing Lady Diana setelah itu saya akan mendekati si Ganteng dan akhirnya kami hi..."

"STOP IT"
Aku menghentikan omongannya yang akan semakin melantur kemana-mana itu.
Dia mengangkat pundaknya seolah tak mengerti apa kesalahannya.
Kemudian dia menutup mulutnya dan berhenti berbicara.

"Dengar ya Paris, kalau kamu memang ingin berhenti bekerja maka aku TIDAK akan pernah memberikan surat itu kepadamu. Jadi..."

Dia menghentikan kalimatku.
"Jadi bos gak rela saya berhenti bekerja?"

Sorot matanya berbinar kearahku, dan membuatku enggan untuk kembali melanjutkan kalimatku.

Aku memutar bola mataku jengah, gadis ini benar-benar terlalu percaya diri.

"Ahh, jangan berpikir yang bukan-bukan. Aku bahkan tak masalah jika kamu berhenti bekerja hari ini. Tapi aku tidak ingin kehilangan pembantu lagi. Jadi kalau misalnya kamu ingin berhenti bekerja kamu harus bisa mencarikanku pembantu baru yang lebih cekatan darimu dan tidak bersifat ganjen kepadaku. Bagaimana?"

Dia menatapku dengan ekspresi yang tak bisa di tebak.
"Hmmm, saya ngerti kok bos. Bos mulai ada rasa sama saya makanya gak rela saya berhenti karena itu juga bos membuat syarat yang sulit untuk membuat saya tetap bertahan disini."

Dia mengangguk-ngangguk seperti membenarkan pikirannya.
Aku mendengus pasrah,
Anak ini benar-benar memiliki kadar kepercayaan diri di atas rata-rata.

"Paris, dengar baik-baik ya. Saya TIDAK PERNAH SUKA SAMA KAMU. Saya hanya memerlukan seorang pembantu yang bisa mengurusi keperluanku, yang bisa memasakkan makanan yang cocok dengan lidahku dan yang pasti tidak pernah menggoda saya. Tapi sepertinya sekarang kamu mulai berubah menjadi sama seperti wanita-wanita di luar sana yang suka menggoda saya."

Dia terlihat terkejut mendengar ucapanku kemudian dia terkekeh pelan.
"Bos, saya cuma mau bilang kalau saya memang mulanya punya sedikit rasa sama bos. Sedikit ya, sedikit. Garis bawahi, cetak tebal, huruf miring, kalau hanya sedikit. Tapi semenjak saya mengenal si ganteng. Perasaan yang sedikit itu sudah menguap semua. Jadi, jangan khawatir. Saya tidak akan menaruh hati kepada bos."
Dia mengibas-ngibaskan tangannya ke arahku.

Aku menatapnya tanpa ekspresi, kemudian melanjutkan makanku tanpa membalas perkataannya.

Paris's POV
Bosku terlihat menatapku tanpa ekspresi.
Apa dia merasa tersinggung dengan omonganku?
Tapi kenapa?
Aku tidak salah bukan?
Aku bahkan berkata jujur kepadanya.

Liatlah, kini dia kembali melanjutkan makannya dan menganggap seperti tidak ada pembicaraan di antara kami.

Aku pun memilih untuk tidak membuatnya marah, jadi aku juga diam dan melanjutkan makanku.

When a Man Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang