[7]

10.6K 393 35
                                    

Ular terkenal sebagai makhluk yang anggun, menawan, licik, agresif, strategi, sabar, ulet, cepat dan tangkas. Untuk mendapatkan Ipung, aku harus mengikuti cara ular memburu mangsanya. Dengan cara yang anggun aku mulai melancarkan serangan demi serangan hingga dia tak berdaya dan mau berlutut dihadapanku.

"Gam.... disini boleh ngerokok nggak?" Tanya Ipung yang sedang duduk di atas kasur sambil menonton televisi.

"Ngerokok aja Pung, gue bawa asbak dulu ya. Eh loe mau minum kopi nggak?" Tanyaku sambil membuka jendela kamar agar tidak terlalu sumpek kamarku terkena kepulan asap rokok.

"Boleh Gam...Makasih ya.."

Aku bergegas menuju dapur untuk membuat kopi dan mengambil asbak. Setelah kopi jadi, aku kembali menuju kamarku. Belum sempat aku membuka pintu kamarku, ayahku memanggilku.

"Jagoannya Papah sekarang udah mulai merokok ya?" Tanya ayahku.

"Eh an..anu Pah. Temannya Agam kok yang merokok. Agam nggak suka merokok."

"Yakin kamu nggak bohong ?" Lanjut Ayahku sambil menyelidikiku dengan tatapan yang tajam.

"Agam nggak bohong kok kalau untuk yang satu ini."

"Ya sudah kalau kamu nggak berbohong." Ucap ayahku sambil berlalu dari hadapanku.

Kemudian aku masuk ke dalam kamar. Ipung masih duduk di posisi semula.

"Kopinya gue taro di meja ya. Eh loe mau mandi dulu nggak?" Tanyaku.

"Kamu duluan aja mandinya Gam." Jawabnya dan mulai menyalakan rokok kretek filter.

Dengan sengaja, aku melepas baju dan celana seragam yang sedari siang belum sempat kuganti. Sekarang hanya tersisa celana dalam saja untuk menutupi kemaluanku. Aku ingin melihat reaksi dia ketika aku berdiri di depannya dengan kondisiku seperti ini.

Dia sepertinya tidak terpengaruh dengan konsidiku yang nyaris bugil. Matanya masih asik tertuju ke arah televisi yang menyiarkan film action. Setelah beberapa saat, aku berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarku.

Tidak banyak waktu yang kubuang untuk membersihkan badanku, setelah segar aku keluar dari kamar mandi dengan hanya berlilitkan handuk untuk menutupi kemaluanku. Aku membuka lemari bajuku untuk mengambil selembar handuk bersih yang kemudian aku berikan kepada Ipung.

"Gantian Pung.... Loe sekarang mandi ya." ucapku sambil memberikan handuk berwarna biru langit kepadanya.

Ipung hanya mengangguk saja sambil menerima handuk yang kuberikan kepadanya. Kemudian dia beranjak dari kasurku dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah aku menggunakan kaos oblong tanpa lengan dan celana boxer yang sedikit longgar, aku menyiapkan kaos dan celana boxer untuk Ipung. Kupilih celana boxer yang longgar juga, dengan harapan aku bisa melihat isi dibalik celana ini.

Aroma sabun yang tercium hidungku membuat gairahku sedikit memuncak ketika Ipung baru saja keluar dari kamar mandi. Sama seperti di rumah Babeh, Ipung hanya berbalut handuk.

"Gam...pinjem kaos tidur ya." Pinta Ipung.

"Itu udah gue siapin di atas meja." Ucapku sambil menunjuk ke arah kaos dan celana boxer yang kutaro di atas meja belajarku.

Hal yang pertama Ipung lakukan adalah menggunakan celana boxer tanpa melepaskan lilitan handuknya. Aku hanya bisa melihat dari bagian belakang tubuhnya. Ketika celananya sudah sampai lutut, dia melepaskan handuknya sehingga terlihat dua gunung kembar yang sangat seksi sekali dan disela-selanya terdapat matahari terbit. Aku sedikit tercekak melihat kejadian barusan. Dua buah kentang yang siap dipanen hanya terlihat sedikit diantara celah-celah gunung kembar.

Rumah Kebon WaruWhere stories live. Discover now