[2]

23.1K 625 55
                                    

Sejak saat itu aku rajin mencari referensi tentang hubungan sesama jenis. Aku coba cari ke toko buku Gramedia yang berada di jalan Merdeka, tetapi tidak kudapatkan apa yang kucari. Kemudian aku mencari buku tersebut ke jalan Cikapundung. Jalan ini berada tidak jauh dari alun-alun Bandung. 

Di sepanjang jalan ini, ada beberapa pedagang yang menjajakan buku baru dan buku bekas. Untuk buku baru, harganya jauh lebih murah dibanding harga di toko buku Gramedia. Pada saat aku kebingungan untuk mencari buku yang kumau, salah seorang pedang kaki lima ini mendekat kepadaku.

"Cep*... milarian naon? Stensilan?" (Cep.....cari apa?) *Cep: panggilan untuk anak sunda

"Stensilan apaan Bang? Gue lagi cari buku tentang pendidikan seks."

"Ohh... ada-ada. Bentar ya Cep... Mamang ambil dulu."

Orang tersebut berlalu dari hadapanku, dan berjalan menuju salah satu gerobak kotak tertutup terbuat dari seng dengan rangka kayu. Gerobak tersebut terparkir di samping trotoar jalanan ini. Sekitar 5 menit kemudian, orang itu kembali kepadaku sambil membawa beberapa buku yang tertutup koran.

"Cep.... tinggal pilih aja buku-bukunya."

Kulihat judul-judul buku yang disodorkan kepadaku. Ada salah satu buku yang berjudul 'Selembut Sutra' karangan Enny Arrow. Dan ada beberapa buku lainnya yang sama pengarangnya namun berbeda judul. Selain itu juga ada majalah yang cover depannya terdapat gambar seorang wanita yang hanya menggunakan celana dalam saja, di belakang wanita tersebut ada seorang lelaki dengan tubuh kekar sedang memegang dada wanita itu.

Ada 1 kotak yang sedikit menarik perhatianku. Kotak ini mirip dengan kotak kartu remi, namun cover depannya bergambar wanita seronok yang sedang menghisap kemaluan pria.

"Bang... ini kartu remi ya?"

"Iya Cep.... Murah da Cep. Cuma 50 ribu aja." Ucap pedagang itu sambil berbisik-bisik.

"Gue mau beli, tapi yang normal gambarnya. Ini sih penyimpangan Bang."

"Atuh cep... kalau gambar yang normal mah, ada di warung rokok. Yang warna merah sama warna biru mun teu salah mah."

"Kalau itu sih gue tau Bang... Maksud gue, gambarnya yang laki sama laki. Nggak ada perempuannya..."

"Hadeeuhhh... si kasep mah sok aya-aya wae. Nggak ada atuh gambar pameget sareng pameget mah." Ucapnya dengan bahasa Indonesia campur sunda. (Pameget = lelaki. Sareng = dan/bersama)

"Ya udah kalau ngga ada. Gue ngga mau beli." Ucapku ketus.

"Eh... bentar atuh Cep..Meni langsung pundung kitu. Nih yah... Mamang cariin sekarang, tapi harganya lebih mahal. Mau nggak?"

"Ok.... Gue tunggu 10 menit. Barangnya harus ada, kalau nggak ada gue langsung pulang."

"Siap lah cep... Antosan sakedap nya." (Tunggu sebentar ya.)

Kemudian pedagang itu setengah berlari ke arah gerobaknya untuk menyimpan buku-buku yang dia tawarkan kepadaku. Setelah itu dia berjalan ke arah ujung trotoar ini dan berbincang-bincang dengan salah satu rekannya. Sambil menunggu, aku melihat-lihat buku-buku bekas yang tergelar di trotoar ini. Selain buku-buku pelajaran, ada juga komik-komik bekas. Kuperhatikan judul-judul komik bekas ini.

"Aahhhaaa...."

Rupanya ada komik yang berjudul City Hunter Seri 1 sampai dengan 10. Waktu aku di Jakarta, temanku ada yang punya 1 buku komik ini seri 3. Cerita dektektif konyol dengan sedikit mesum. Aku berencana akan membelinya.

"Cep.... ini ada. Tapi harganya 75 ribu."

"Mahal amat Bang?"

"Pan ini mah edisi sepecial." pake c ucapan pedagang tersebut.

Rumah Kebon WaruWhere stories live. Discover now