[8]

9.6K 386 35
                                    

Ketika terbangun dari tidurku, seberkas sinar mentari sudah menyinari kamarku. Kulihat jam yang tergantung di dinding kamar, jarum jam menunjukkan pukul 8.35. Kulirik Ipung yang masih terlelap di sampingku, tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Nampaknya dia masih kelelahan akibat perbuatanku semalam.

Aku bangkit dari tempat tidurku, kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku. Ketika aku keluar dari kamar mandi, Ipung masih terlelap dengan posisi terlentang. Ini membuat aku kembali bergairah, tapi lebih baik aku tahan gairahku, karena aku tidak ingin membuatnya lebih tersiksa.

Setelah aku mengenakan baju santai, aku keluar dari kamarku menuju ruang makan sambil membawa cangkir kopi yang sudah tidak bersisa. Tidak ada seorangpun yang ada disini. Biasanya orangtuaku dan adikku jalan-jalan ke Gasibu atau Punclut di minggu pagi.

Aku berjalan ke dapur kemudian membuat nasi goreng untuk sarapan kami berdua. Setelah tersaji, kubuatkan segelas kopi untuk menemani Ipung jika sedang merokok. Sebagai lelaki normal yang ingin mendapatkan seseorang, aku harus memberikan yang terbaik untuk calon pacar.

Nasi goreng dan secangkir kopi aku bawa ke dalam kamarku. Ketika aku masuk ke dalam kamar, Ipung sudah bangun dengan posisi duduk di ujung kasur. Dia juga sudah mengenakan baju dan celana jeans miliknya sendiri.

"Pung, sarapan dulu..." Ucapku sambil meletakan sepiring nasi goreng dan secangkir kopi di atas meja belajarku.

"Aku langsung pulang aja Gam..." Ucapnya masygul.

Ini hal yang terburuk yang aku bayangkan bakal terjadi.

"Loe sarapan aja dulu, abis itu gue anter loe."

"Gam... Semalem apa sih yang kamu perbuat ?" Tanyanya sambil menatapku tajam.

"Mmmm...semalem gue tidur kok." Jawabku singkat.

"Sebelum kamu tidur, apa yang kamu lakuin?" Tanya Ipung seolah dia sedang mencari jawaban yang sangat penting sekali.

"Apa ya.... gue lupa Pung."K ilahku sambil menggaruk-garuk kepalaku walaupun tidak terasa gatal.

"BOHONG!!!! Semalem kamu udah menjerumuskan aku!!" bentak Ipung sambil beranjak dari kasur dan mendekat ke arahku.

"Eh...iy..iya.... Gue nggak menjerumuskan loe kok. Kan loe yang minta semalem."

"Kamu homo ya!!!" Ucap Ipung masih dengan nada tinggi sambil menunjuk mukaku.

"Eh...Gue kan normal Pung."

"Mana ada lelaki normal yang mau oral lelaki?"

"Weeiitt.... ada dong. Buktinya gue mau tuh."Ledekku.

"LAKI NORMAL ITU BERHUBUNGANNYA DENGAN WANITA!!!" Bentak Ipung yang mukanya kira-kira 1cm di depan mukaku.

Dengan reflek aku melumat mulutnya yang sontak saja dia langsung menjauh dariku.

"Tuh buktinya, lelaki normal juga mau cium bibir lelaki."

"Arrgghhhh...." Geram Ipung sambil mengelap bibirnya yang basah akibat lumatanku.

"Pung... namanya lelaki normal itu, kalau nemu mangsa, pasti langsung di buru. Setelah dapat, ya tinggal dinikmati."

"ITU NAMANYA KUCING GARONG!!!!"

"Eh..iya ya... udah deh nggak usah marah-marah terus. Ibarat kata nasi udah menjadi nasi goreng, lebih baik disantap dulu." Ucapku.

Kemudian aku mengambil piring yang terisi nasi goreng untuk diberikan kepada Ipung.

"JANGAN MENDEKAT!!!!" Hardik Ipung sambil mengangkat kelima jari mengisyaratkan agar aku tetap di posisi semula.

"Iya..iya... loe kok jadi takut sih sama gue. Ini nasi gorengnya gue buat dengan kasih sayang loh.... Udah marahnya ntar aja kalau loe udah makan." Bujukku sambil melangkah ke arahnya.

Rumah Kebon WaruKde žijí příběhy. Začni objevovat