[3]

16.6K 562 31
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya, Rahmat selalu menggoda wanita-wanita yang lewat di depannya, terkadang perlakuannya sangat tidak bermoral dengan rayuan gombalnya. Walaupun aku gerah melihat kelakuan Rahmat dan kawan-kawannya, tetapi aku penasaran juga ingin mengetahui sepak terjang Rahmat jika dia tidak sedang berada di sekolah.

"Neng... sini dulu, duduk sama akang." Ucap Rahmat.

"Ihhh...amit-amit." Ucap wanita itu sambil melarikan diri dari gerombolan Rahmat.

"Woiii... Rahmat anj*ng.....!!!!"

"Hah....!!!" Ucap Rahmat yang dengan sigap memalingkan pandangan ke arahku.

"Kelakuan loe tuh kayak bencong aja. Beraninya godain wanita. Kalau berani godain gue."

"Sia pan lalaki...!!" (Kamu kan lelaki..!!)

"Loe godain gue, terus gue kepret muka loe. Mau?!"

"Sia mah ngajak gelut wae ka aing teh." (Kamu ngajak berantem aja ke saya tuh)

"Iya lah...Kelakuan loe kayak bencong, beraninya sama perempuan. Sini loe!!!" ucapku sambil menunjuk ke arahnya untuk mendekat ke tempatku berdiri.

"Eh...tapi tong di kepret siah nya." (Eh...tapi jangan di kepret ya.)

"Iya....Buruan siah!!!"

Rahmat pun beranjak dari duduknya, dan berjalan ke arahku. Aku bermaksud berbicara berdua dengannya tanpa didengar oleh teman-temannya. Sedangkan teman-temannya Rahmat hanya tercengang keheranan melihat hardikanku kepada Rahmat.

"Loe siang ini ada acara nggak?"

"Emang kunaon Gam?" (Memangnya kenapa Gam?)

"Gue mau main ke tempat loe."

"Tapi engke aya baturan urang nu dek ngajak ulin." (Tapi nanti ada teman saya yang mau mengajak main.)

"Gue ngga peduli sama temen loe. Gue tunggu loe di parkiran jam 1 siang. Awas kalau loe nggak ada, gue kepret di depan temen-temen loe!" ucapku sambil berlalu dari hadapannya.

Kulihat sekilas mukanya, dia hanya tercengang melihat aku berlalu dari hadapannya tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun. 

Aku berjalan menuju kelasku sambil menunggu lonceng sekolah berbunyi yang menandakan istirahat telah berakhir. Di kelas ada Indah yang sedang duduk-duduk sendiri dibangkunya sambil membaca buku Fisika. Ada beberapa teman-teman sekelasku yang juga melakukan apa yang Indah lakukan. Hening sekali suasana kelas ini.

"Loe lagi apa Ndah ?" ucapku sambil menarik buku Fisika yang sedang dia baca

"Kucluk... Kamu nggak lihat apa aku lagi baca." Ucap Indah ketus.

"Gue cuma liat loe kayak nenek lampir yang baru kehilangan sapu ijuk."

"AGAM PRATAMA...!!!!!!"

"Eh..iy...iya.... Nih gue balikin deh bukunya. Loe serius amat sih." Ucapku sambil mengembalikan bukunya.

"Bentar lagi kan ulangan Fisika, aku belum siap."

"Ya ilah.... ngapain mesti belajar, paling Pak Guntur kasih soalnya yang udah pernah dia terangin. Lagian setiap ulangan, loe kan nyontek punya gue."

"Iya juga sih....Tapi nanti aku kasih contekan lagi ya..."

"Iya nenek lampir. Eh....gue mau kerumahnya Rahmat loh nanti siang." Bisikku kepada Indah

"HAAAHHHHHHH!!!!"

"Nenek lampir, jin iprit, setan alas, genderewo, sama kayak loe. Bisanya bikin kaget aja."

Rumah Kebon WaruWhere stories live. Discover now