#17 Love Is The Greatest Support

51K 2.5K 26
                                    

Biasanya pada akhir pekan, Ange bermain ditaman dengan si kembar Sarah & Mark yang semakin aktif dan sulit dikendalikan. Repot? ya. Kesal? tidak. Ange menghabiskan banyak waktu dengan mereka dan bahagia mendapati keduanya tumbuh begitu sehat dan ceria. Lalu karena hujan deras, mereka bermain di dalam rumah, di ruang anak.

Sarah tumbuh dengan rambut ikal panjang warna merah yang ceria dengan poni lucu diwajah mungilnya yang cantik. Mark tumbuh dengan lesung pipit yang mulai menonjol di pipi tembamnya, dan kian hari jadi lebih mirip Trev dibanding Ange. Kalau dipikir, sikembar memiliki tulang wajah Trev yang menawan dan elegan. Hanya warna rambutlah yang ia wariskan pada mereka. Tapi Trev malah gembira, warna rambut itu yang membuat Trev jatuh cinta pada Ange.

Sudah jam tidur siang, Ange rebah diatas tempat tidur Mark, dan diapit oleh keduanya di kanan dan kiri, bergelung nyaman di sisinya. Ange sedang membacakan buku Jack dan pohon raksasa, caranya mendongeng membuat anak-anaknya mendengar penuh antusias. Saat Ange menutup buku, Mark protes.

"Lagi mommy.."

Ange pura-pura menguap dan memasang tampang lelah,"Oh sayang, mommy lelah sekali, mommy janji akan membacakan lagi untuk kalian nanti malam ya."

"Janji Mom?" Sarah merangkak keatas tubuh Ange dan rebah didadanya. Mark merapat pada Ange dan mulai mengantuk.

"Mommy janji, sayang. Tidurlah ya, biar mommy usap punggung mu," Ange tersenyum dan mengusap punggung keduanya lembut.

Trev yang dari tadi mengamati dari ambang pintu menatap mereka tajam. Hartanya. Ya, Ange dan sikembar adalah hartanya yang terpenting. Ia beruntung memiliki isteri seperti Ange. Perhatian, penuh kasih sayang, pintar dan sabar. Ia nyaris menangis setiap melihat Ange berinteraksi dengan anak mereka. kreatif, sabar, dan ceria. Dulu Ia hampir kehilangan Ange dan mustahil memiliki anak-anak yang luar biasa itu.

Memasuki kamar, Trev duduk disamping dan mengangkat Sarah dari dada Ange untuk dipindahkan ke tempat tidurnya sendiri yang ada disamping. Sarah bergelung dipelukan Trev. Trev menatap Ange lembut dan Ange melempar senyum lembut padanya. Ange pun bergerak perlahan untuk berdiri dan menyelimuti Mark.

Trev merangkul Ange dan mereka menatap buah hati mereka dengan penuh cinta sebelum memutuskan pergi dan meninggalkan pejagaan pada Pengasuh.

"Abby dan Ken sebentar lagi tiba," Trev memberitahu.

Ange merebahkan kepalanya ke dada Trev. "Kau tahu, aku bahagia mereka akhirnya bersama, 10 th...astaga.. 7th saja aku sudah sangat menderita tanpamu."

Jika diingatkan masa dulu, memang amat menyakitkan. Trev bahkan hidup bagai biksu. Kehilangan Ange membuatnya ketakutan setengah mati. Trev menarik Ange dan menciumnya lama dan lembut di tengah koridor lantai 2. Trev suka melakukan itu pada Ange. Pelayan yang memergoki mereka hanya bisa tersenyum dan terpana melihat pasangan yang telah 3 th menikah itu masih nampak seperti pasangan yang dimabuk cinta.

"Aku mencintaimu Ange, dan kau memberiku 2 anak luar biasa. Aku tidak yakin bagaimana menampung perasaan ini lagi. Dan aku tidak tahu bagaimana Ken menahan perasaannya setelah 10th mendambakan Abby. Kau ingat saat kau tinggal bersamaku setelah kecelakaan?," Trev menimang wajah Ange di telapak tangannya.

Ange merona mengingat saat itu. Mereka bercinta gila-gilaan, tidak ingat waktu dan sekeliling. Rakus antara satu dengan yang lain. "Abby pasti kualahan," Ange tertawa. "Sepertinya kalian laki-laki punya stamina berbeda setelah dipingit begitu lama."

Tawa Trev lepas tak terkendali. Ia merangkul Ange erat. Kesenangan memiliki Ange, ia memiliki humor yang gila. Ange memperingatkan Trev jangan berisik, anak-anak sedang tidur. Trev pun menarik Ange untuk turun dengan tawa tertahan.

BROKEN WINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang