#16 Nobody But You

Start from the beginning
                                    

Abby memandang Ken dengan terpana. Pintu lift terbuka. Mereka masuk. Ken memencet lantai 5. Apartemen itu hanya ada 4 ruang tiap lantai. Ken menarik Abby ke ruangannya yang ada diujung.

Apartemen Ken luas, bersih, dan rapi. Tapi terkesan dingin dan sepi. Ken menatap Abby yang mengamati apartemennya dalam diam.

"Masuklah, apa kau ingin minum atau makan sesuatu?." Ken menekan punggung Abby agar masuk kedalam. Abby menurut masuk kemudian menggeleng pada tawaran Ken .

"Aku mau ganti baju. Kamar mandimu mana?" Abby kembali bergumam karena tubuhnya terasa lengket. Lengket karena keringat dan seks.

"Di kamar saja, kau pakai t-shirt dulu ya, aku akan urus pakaianmu besok pagi." Ken membimbing Abby ke kamarnya. Sebuah kamar yang juga cukup luas, dengan tempat tidur besar dan nyaman. Ken membuka pintu yang mengarah ke kamar mandi sehingga Abby masuk untuk mengurus keperluan pribadinya.

Ken segera berganti pakaian. Biasanya jika ia ada di apartemen ini, Ken tidur tanpa pakaian. Tapi Abby pasti tidak nyaman. Ken memutuskan untuk memakai celana pendek dan t-shirt. Ia mengeluarkan sebuah t-shirt lagi untuk Abby. Bayangan barang-barangnya dan Abby berdampingan di lemari membuat Ken amat senang. Masalah Abby masih belum siap dengan hubungan ini juga perasaanya, Ken bertekad memberinya pengertian dengan kesabaran.

Saat Abby keluar, ia hanya mengenakan handuk melilit tubuh mungilnya. Ken mendekat membuka T-shirt yang masih terlipat kemudian memakaikannya pada Abby. T-shirtnya langsung menenggelamkan Abby hingga mencapai paha dan lutut.

Abby menurut saja. Ia terlalu lelah dan syok hari ini. Ia ingin tidur.

"Kau ingin langsung tidur?," tanya Ken sambil mengusap pipi Abby yang lembab karena baru mencuci mukanya.

Abby mengangguk lemah. Ken menyusul dan menyusup ke dalam selimut. Ia menarik Abby supaya menempel ke tubuhnya, memeluknya erat. Abby meringkuk dekat padanya. Ken tidur sangat nyenyak dan nyaman malam itu.

***

Ken tersentak bangun dan panik saat mendapati dirinya sendirian di atas tempat tidur. Abby tidak ada di sampingnya !!!.

"Abby!!!" panggil Ken sambil melompat dari tempat tidur dan membuka kamar mandi. Kosong.

"ABBBY!!!," teriak Ken saat membuka pintu kamar menuju ruang tamu yang menyambung dengan dapur dan ruang makan. Hening.

Ken langsung ketakutan setengah mati, berbalik kembali ke kamarnya untuk mengambil ponselnya. Menghubungi ponsel Abby sambil mengenakan celana jeansnya. Sibuk. Ken memaki dan kembali menghubungi Abby. Jantungnya berdebar amat kuat, keringat dingin mengucur, kepalanya dipenuhi banyak kemungkinan buruk hingga rasanyan ia baru saja terkena vertigo. "Ayolah Abby, kau dimana..." desis Ken panik.

Lalu ia mendengar pintu apartemen dibuka. Ken langsung keluar kamar. Abby muncul dengan Tshirt yang semalam ia pakai, ditangannya ada tas travel sedang. Ia menoleh pada Ken dan tersenyum.

"Aku minta tolong Edith untuk membawakan baju ganti untukku," Abby masuk dan menutup pintu.

Tapi tiba-tiba, Ken telah menyambarnya cepat. dengan kuat memeluk Abby. "Jangan... jangan menghilang seperti itu lagi dariku ..." gumam Ken serak. Lengannya makin erat memeluk Abby juga gemetar karena terlalu takut. "Aku pikir ... kau pergi meninggalkanku..." Ken menatap Abby nanar juga binar lega tersirat disana.

Hati Abby terenyuh. Ken yang percaya diri dan kokoh terlihat limbung hanya karena dirinya. Abby memeluk leher Ken dan mengusap punggung pria itu, menenangkan. "Kalau aku meninggalkanmu, percayalah, kau akan tahu."

Ken langsung menatapnya cemas. Jemarinya mencengkram pinggul Abby. "Kau berencana meninggalkan aku?," Ken terlihat syok.

"Itu sulit, aku selalu ditarik kearahmu." Desah Abby dramatis.

BROKEN WINGWhere stories live. Discover now