Tak lupa, disana juga banyak orang-orang yang tengah meneguk alkohol diatas lantai dansa ataupun diatas sofa bersama para wanita seksi itu.
Tiba-tiba saja Haneul bergidik ngeri. Takut bahwa Sehun memberikan tempat yang salah untuk nya dan ia tersesat ke dalam tempat seperti ini.
Niatan ingin beranjak keluar terurung saat seorang pemuda berpakaian kemeja putih dengan kancing teratas yang terbuka dan bagian lengan kemeja yang di gulung sebatas sikut.
"Kau datang, Haneul?" Tanya Sehun seramah mungkin.
Bola mata Haneul memandang sekitar. Memandang orang-orang yang sedang bermesraan disana sini, bertebaran dimana-mana, dan Haneul takut akan hal itu.
"Kau.. bekerja disini?" Haneul berbalik tanya dengan nada lemah.
"Tidak. Hanya sedang bosan saja. Jadi aku kesini. Oh ya, ayo ikut aku. Kita harus merayakan kemenangan kita tadi pagi."
Sehun kembali merangkul Haneul seperti pagi tadi, dan mulai berjalan beriringan dengan gadis itu. Tentunya, mereka melewati beberapa pasangan yang sedang bercumbu manis di atas sofa, bukan di ruangan VIP yang memang sudah disediakan.
Jangan kira Sehun tidak mengetahui Haneul saat ini. Ia tahu bahwa gadis itu ketakutan karena berada pada tempat ini. Tapi sungguh, ia membutuhkan seseorang yang menjadi kebutuhan terpenting nya untuk malam ini.
"New partner again, Oh Sehun?" Ujar seorang bartender yang asik memutar kan botol nya ke udara.
"Seperti yang kau lihat." Sehun kembali menarik Haneul ke sebuah ruangan.
Dan tibalah Haneul dan Sehun disebuah ruangan. Ruangan yang hanya di khusus kan untuk para pengunjung bersama dengan pelayan yang siap sedia 24 jam melayani tamu nya.
"Duduk lah." Titah Sehun menyuruh Haneul duduk di tepi ranjang.
Sehun sibuk menuang minuman yang Haneul tidak ketahui apa nama nya tapi seperti apa yang netra nya tangkap, pemuda bernama Oh Sehun itu sedang menuangkan sebuah minuman ke dalam gelas Haneul.
Haneul hanya memandangi nya dari jauh dengan mata seolah tak berkedip hanya dengan memandang pemuda itu melakukan hal kecil.
"Minuman untuk mu." Sehun menyerahkan gelas kecil itu pada Haneul.
"Te.. terima kasih."
Demu Tuhan, Haneul ingin keluar dari ruangan ini! Takut jika Sehun melakukan hal yang aneh-aneh pada dirinya dan sebagai antipasi pertama ia tidak ingin meminum minuman berbentuk air itu.
"Kau tidak haus setelah perjalanan kesini? Bukankah bus menurunkan mu di sudut jalan?" Sehun membuka percakapan baru pada gadis yang ia temui pagi hari tadi.
"Tidak. Aku tidak haus. Terima kasih."
Sehun semakin merapatkan jarak antara dirinya dan juga gadis unik yang sekarang siap untuk menjadi kebutuhannya saat ini.
Tepat nya di atas ranjang ini.
Diam-diam ia memulai aksi nya dengan mengamit dagu gadis polos sekaligus culun itu ke arah nya. Berusaha untuk menjalankan misi nya secara perlahan tapi pasti dan ia yakin rencana nya ini pasti berhasil seperti beberapa wanita yang selalu Sehun ajak perang di atas kasur emluk itu.
Tentu saja, siapa yang bisa mengelak seorang player setampan Oh Sehun?
Sementara Haneul membeku. Hati nya berdegup tak karuan seperti ada yang mencabik-cabik nya di dalam. Ketakutan semakin menjalar, hati kecil nya mulai berteriak lari, tapi kaki nya tetap terpaku untuk tidak mengikuti kata hati nya.
Sehun melingkarkan sebelah tangannya di pinggang ramping Haneul, semakin memangkas habis jarak di antara mereka. Mulai meraih tengkuk gadis itu dan mendekatkan wajah nya perlahan.
Entah Haneul harus berteriak karena takut atau senang, tapi yang ia percaya tangannya sudah gemetar saat Sehun mulai bermain-main dengan bibir mungil nya. Menyesapnya. Melumat nya. Menggigitnya.
Dan dengan perlahan tapi pasti, Sehun mendorong pelan tubuh gadis itu hingga sekarang tubuh mungil nya berada di bawah kendali Sehun. Dia merasa semangat sekali jika keadaannya sudah memiliki skor 1 - 0 dengan lawan mainnya.
Sehun mulai terbuai dengan bibir manis gadis itu. Rasa nya berbeda seperti yang lain. Ini berbeda dengan wanita lain.
Tangan nakal milik Sehun mulai bermain di resleting Haneul, membuka nya pasti sampai ke bawah hingga terlepas dan sekarang tubuh gadis itu hanya terbalut piyama pink. Tidak ingin menyerah, Sehun membuka kancing piyama Haneul -masih menautkan bibir nya pada bibir Haneul.
Kancing pertama. Tidak ada reaksi apapun.
Kancing kedua. Masih sama seperti kancing pertama.
Kancing ketiga. Haneul mulai mendorong Sehun sekuat tenaga.
Dan saat dirinya terbebas dari perangkap Sehun, ia segera menampar wajah pria itu dan cepat-cepat menutup kancing piyama nya dan membetulkan lagi letak kacamata nya.
Nafas nya memburu ketakutan, tangannya gemetar, dan.. semua nya terasa seram di mata Haneul saat ini.
"Aku pergi. Selamat tinggal."
Haneul menarik mantel nya, pergi berlari dan meninggalkan Sehun yang masih menatap kepergian nya dengan segores rasa bersalah di hati nya.
Ku kira dia adalah laki-laki yang baik. Ternyata dia tidak lebih dari seorang laki-laki liar.
TBC
Ternyata Sehun... :')
Ini aku buat nya karena lagi bosen T_T gak tau mluncur darimana inspirasi nya :'D
ESTÁS LEYENDO
From nerd to be..(?)
De TodoAku hanyalah si gadis berkacamata bulat. Pengidap kutu buku akut yang tidak bisa lepas dari kehidupan ku. sebelum aku bertemu dengannya. A man who becomes a liar to me.
Part One
Comenzar desde el principio
