Apa mereka mengambil nya lewat tong sampah?
Rasa nya benar-benar perut siapa saja yang merasakannya tiba-tiba berputar.
"Apa yang kau lakukan Hyumoon?" Suara pemuda menginterupsi kegiatan mereka.
Hening seketika.
Tidak ada yang berani membalas nya barang satu huruf pun.
Tatapan mematikan namun memabukkan. Wajah nya yang penuh guratan tajam namun menyuntikkan setiap cairan candu disana.
"Berhenti membully orang lain Hyumoon-ssi,"
Sergah pemuda berkulit putih susu, tanpa ada noda setitik pun di bagian wajahnya.
Ciptaan Tuhan yang menurut Haneul sempurna.
Sehun merangkul Haneul menggunakan sebelah tangannya sedangkan sebelah nya lagi ia masukkan ke dalam saku celananya. Tatapan tajamnya bertubi-tubi ia berikan pada si ratu bullying ini.
"Jika kau berani macam-macam dengan nya, aku tidak akan segan untuk mencabik mulut kalian satu-satu."
Setelahnya, Sehun menarik Haneul dan meninggalkan beberapa pasang mata yang melongo tidak percaya dengan apa yang di lakukan Sehun pada si gadis berkacamata itu.
Sehun semakin menarik Haneul hingga jarak nya sudah beberapa meter dari kantin, Sehun melepaskan tangannya begitu saja dari rangkulan sebelum nya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Sehun sembari memastikan keadaan Haneul baik-baik saja.
Sementara gadis itu hanya mengangguk menanggapi pertanyaan bername tag Oh Sehun. Dan apakah Haneul sedang bermimpi saat ini? Di hadapkan oleh seseorang yang mampu menimbulkan semburat merah di pipi nya.
"Syukurlah. Mmm, bagaimana kalau kita anggap ini adalah sebuah kemenangan? Kita harus merayakan kemenangan ini."
"Ma.. maksud mu?" Ucap Haneul terbata-bata sambil membetulkan letak kacamata nya berada.
"Jangan banyak bicara. Nanti kau datang saja ke sini." Sehun menyerahkan sebuah benda berbentuk persegi panjang dengan beberapa tulisan di dalam nya. "Kau harus datang, eoh? Sampai ketemu jam 8 malam." Sehun pergi, meninggalkan Haneul yang mematung menyendiri ditempat.
Merasa pipinya yang kian memanas ia cepat-cepat menangkup pipi nya dengan sebelah tangan.
"Apa yang terjadi padaku?"
****
Gadis berkepang dua menginjakkan kaki nya dihalte bus yang tidak jauh dari tempat yang Sehun suruh untuk datangi.
Entah kemauan darimana sehingga ia berani menyetujui perkataan Sehun yang baru pertama kali ia temukan. Menyuruhnya datang ke tempat yang belum Haneul ketahui asal usul nya.
Haneul menyusuri jalan setapak. Sesekali bibirnya berhembus perlahan mengumpulkan beberapa kepulan asap yang sekarang tengah melayang di udara.
"Tempat apa ini?" Gumam Haneul pelan.
Mata nya sibuk menoleh ke arah kartu yang Sehun berikan, lalu ke arah tempat yang ia datangi saat ini. Sekali lagi, ia memandang kedua objek itu secara bergantian dengan tatapan konyol atau bisa di bilang ia tengah bingung sekarang.
Dengan tekad yang besar, Haneul mengambil nafas perlahan lalu mengeluarkan nya perlahan. Jari telunjuk nya kembali membetulkan letak kacamata nya sembari mengeratkan mantel berbulu yang ia kenakan saat ini.
Kaki nya mulai berjalan memasuki tempat, tanpa ada halangan sedikit pun. Segenap keberanian ia tumpahkan semua ke dalam dirinya.
Namun tiba-tiba pergerakannya terhenti saat ia disambut oleh lagu dentuman keras yang di putar oleh seorang disk jockey di atas podium dengan sesekali badannya bergerak-gerak mengikuti irama lagu, lampu yang berkerlap kerlip tak tentu arah, dan juga para wanita seksi yang sedang melayani para pria dari yang muda hingga yang tua.
YOU ARE READING
From nerd to be..(?)
RandomAku hanyalah si gadis berkacamata bulat. Pengidap kutu buku akut yang tidak bisa lepas dari kehidupan ku. sebelum aku bertemu dengannya. A man who becomes a liar to me.
Part One
Start from the beginning
