BAB VI

2.6K 130 6
                                    

Setelah makan siang di kantin sekolah, kelima sahabat itu berjalan dengan santai di sekitaran sekolah. Secara langsung, Alex berseru.

"Eh, aku mau bicara nih!"

Alex memulai pembicaraan dengan gugup.

"Mau bicara apa?" tanya Alya dengan cepat.

"Tapi jangan berdiri capek tau!"Keluh Alex.

"Baiklah kita duduk disana aja yuk?!"Alya mengusulkan sesuatu yang baik.

"Boleh tuh lagi sepi juga kan dibawah pohon jadi segar dan adem,"lanjut Verduxi yang membuat semuanya setuju dan menganggukkan kepala.

Mereka pun berjalan menuju bangku yang telah tersedia di taman, dan duduk pada bangku dan meja kayu berukuran besar.

"Nah ada apa Lex?"Tanya Driana.

"Sebenarnya aku bosan bermain basket kalau kita ada yang berbeda klub!!"Tegas Alex.

"Ya mau bagaimana lagi?? Kita memang seperti ini kita berbeda Keahlian,"lantas Verdixi menambahi.

"Verdixi jangan sedih, malah ya aku punya solusi nihh tapi kalau pakai solusi ku gatau deh berhasil atau engga karna solusiku sangat berat!!"Alex memang sedang menenangkan sahabat baiknya itu.

"Apa tuh Lex?"

"Aku pengen buat klub sendiri, tapi kita harus izin ke pelatih agar kita bisa terus selalu bermain satu lapangan!!"Usul Alex.

"Okay kita harus berjuang bersama!!"

▶▶

Sebelum membuka pintu kantor seperti adat sekolah mereka mereka harus membiasakan mengucap "Permisi bolehkah saya masuk??"

"Silahkan masuk,"

"Kalian ingin mencari siapa??"Tanya guru bimbingan konseling.

"Kami mencari pelatih klub basket bu,"

"Baiklah kebetulan dia ada disini,"

▶▶

"Ada yang mencari pak pelatih klub basket nih!!"

"Siapa?? Suruh dia mengahadap langsung ke saya aja,"

"Kalian Silahkan kesana, kemeja pak pelatih basket kalian,"

"Baik bu, terima kasih banyak kami ucapkan,"

Merekapun menghampiri meja pelatih basket yang mereka sangat-sangat hormat.

"Begini pak kami ingin menjelaskan sesuatu,"

Semuanya gugup saat ingin menjelaskan, keputusan hanya ada di pelatih dan mereka harus berjuang. Bagi mereka itu sulit.

"Ya apa itu?? Coba jelaskan,"

"Kami bersahabat, dan kami merasa tidak adil jika kami tidak bermain Satu lapangan pak, kami mohon,"

"Jadi apa yang kalian mau??"

"Kami ingin membuat suatu Klub Kami bersahabat 5 orang jadi pas kan pak??"

"Emm, akan bapak bicarakan dulu ya.
Datang ke saya Besok saya akan memberikan jawabanya dan saya tanya apa kalian yakin??"

"Itu keputusan kami yang tak akan kami ubah pak, jika bapak mengizinkan saya akan membuat nama klub saya pak, kami percaya pada bapak walaupun kami baru kenal pada bapak pak,"

"Baiklah bapak tidak tahu kapan bapak akan menjawabnya mungkin antara besok dan sore ini. Kalian jika saya panggil temui saya di ruangan klub,"

"Baik pak, terima kasih banyak pak penjelasan bapak sudah sangat jelas sekali, kami izin keluar pak selamat siang,"

"Baiklah jaga diri kalian,"

Mereka keluar dengan semangat dicampur ketidak sabaranya terhadap jawaban pelatih dan kegugupan yang senantiasa menyelimuti mereka.

Pas sekali, bel berbunyi ketika mereka keluar dari kantor.

▶▶

Pelajaran sains segera dimulai bu guru pun segera memulai pelajaranya dengan serius dan pastinya tegas.

Suasana hening seketika, hanya ada suara uapan dan dentingan kotak pensil sang ketua kelas. Ditambah dengan permainan pensil putar Driana.

Namun ada suatu kejadian saat dikelas,
apakah itu??

The Basket Girl  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang