12. Sahabat jadi cinta?

6.2K 240 6
                                    

Sebenarnya ini cerita siapa ?
Imel dan Arjuna atau Imel dan Sky ?

Haha

Yuk ikuti alurnya aja
Apa yang sebenarnya yang akan terjadi !

Happy reading yah

------------------------------------------

Aku juga sebenarnya tidak tahu entah kemana Sky membawaku. Dari tadi aku bertanya tapi dia tidak juga mau menjawab, hingga aku jenuh dan memilih untuk tutup mulut saja.

Seperti yang dikatakannya tadi 'ikuti saja alurnya, dan diamlah !' Dan aku memilih diam dan duduk manis dibelakangnya.

Dan ternyata, dia membawaku ke pasar malam. Hua... mataku mendadak berbinar bahagia terpaku turun dari motor dan berjalan serasa terhipnotis. Aku sudah sangat lama tidak pergi ketempat ini.

"Mau bermain?" Suara Sky mengembalikan kesadaranku, dan uluran tangannya tepat didepanku.

Tanpa babibu, aku langsung menyambut tangannya dan berlari kecil memasuki area pasar malam.

"Sky--aku mau main itu, itu, itu, dan itu. Aku mau semuanya Sky, aku sudah lama tidak kesini" rengekku menggoyang tangannya seperti anak kecil meminta permen.

"Bisa satu-satu nona ?" Cengirnya dengan nada sok kesal, namun tetap tersungging senyuman kecil disana. Karena kami, sama-sama merindukan saat-saat seperti ini.

"Hm...kita naik kereta api!!!" Teriakku menyeretnya berlari ke arena bermain.

Selagi Sky antri untuk membeli tiket, aku membeli kembang manis.

"Siap?!" Ucap Sky

"Siap!!!" Tantangku.

Lalu kereta api itu melaju berlahan, dan semakin lama semakin cepat. Diiringi teriakan para penumpangnya.

Hari ini kami hanya tertawa memainkan semua permainan yang ada disini.

Dan aku tidak bisa melupakan bagaimana pucatnya wajah Sky saat kami baru keluar dari gua setan. Dia memang payah, dari dulu tidak pernah berubah. Selalu takut dengan semua hal yang berbau horor.

"Berhenti menertawaiku Rain!" Kesalnya masih mengatur tempo nafasnya yang masih tersenggal-senggal.

Akupun membekap mulutku agar berhenti tertawa lalu memegangi perutku yang terasa sakit "Okey, tapi andai--"aku masih sulit untuk menghentikan tawaku, lalu aku menarik nafas lalu berlahan menghembuskannya "okey.. lihatlah wajahmu, kau semakin tampan saja bila ketakutan seperti itu..Huahaha" tawaku tak bisa ku bendung dan pecah begitu saja.

"Whatever! Sekarang kau harus ikutin permainan yang kupilih !" Tantangnya.

Seketika tawaku terhenti lalu aku melipat tanganku didepan dada melihatnya serius "well.. Apa? Aku tidak pernah takut pada apapun" kataku angkuh.

"Oh yah...?? kincir.angin." katanya mengejek.

Oh yah--aku takut bahkan sangat takut. Apalagi jika sudah berhenti tepat diatas, aku sungguh sangat-sangat takut. Padahal dengan permainan lainnya aku tidak takut, entahlah. Aku juga bingung.

Aku mencoba menutupi keraguanku "Haha... itu saja? Aku tidak takut!"

"Okey kalau gitu ! Tapi kau yakin..." Godanya.

"Ii--iia"

"Ingat terakhir kali kita bermain ini?"

"Diamlah! Bukankah itu sudah sangat lama?! Aku tidak takut lagi kok!" Kesalku dengan tangan yang mengurai begitu saja.

"Skypaper"Where stories live. Discover now