"Brengsek lo!" maki Yura dengan wajah merah padam.

"Gue tahu gue brengsek, makasih sudah mengingatkan!" sarkas Maurer. "Sekarang katakan! Pada hitungan ketiga lo harus sudah berucap! Satu..."

"Dua...." Kedua tangan Yura terkepal, namun tak ada yang bisa dilakukannya. Tak mungkin dia meninju cowok itu.

"Tiga..." hitungan Maurer selesai tapi Yura tetap bungkam.

Maurer ikut terbawa emosi. Tangan kirinya telah menyentuh krah baju Yura, niat untuk merobek bajunya hilang seketika saat seseorang menyeletuk menjawab pertanyaannya.

"Gudang. Lynn ada di Gudang yang tidak terpakai," ucap Xia takut-takut.

Maurer melepaskan tangannya dari krah Yura dan mengalihkan pandangannya pada Xia yang sedang menunduk.

"Apa lo bisa dipercaya?" tanya Maurer halus. Tapi siapapun yang mendengar akan lebih memilih berkata jujur daripada berbohong ketika melihat kilatan matanya.

Xia mengangguk cepat. Gadis itu tetap tidak berani memandang Maurer. Cowok itu langsung berjalan pergi meninggalkan kerumunan menuju tempat yang disebutkan oleh Xia tadi.

"APA YANG LO LAKUIN PADA LYNN DI GUDANG??" teriak Rhea dengan emosi yang tak terbendung.

Rhea merangsek maju ke arah Yura tapi Kyra dengan cepat menarik pergelangan tangannya. Rhea yang emosi melayangkan tatapan tajamnya pada Kyra. Tanpa takut Kyra menggeleng pelan dan menggeret Rhea keluar dari kerumunan menyusul Maurer. Rhea menurut. Daryl dan Bryan mengikuti kedua gadis itu.

Maurer hendak membuka pintu Gudang tempat Lynn disekap. Namun pintu itu terkunci, tak bisa dibuka. Tanpa dikomando, Bryan dan Daryl segera membantu Maurer mendobrak pintu. Hanya dengan sekali sentakan pintu tersebut terbuka lebar.

Pemandangan pertama yang mereka lihat adalah Lynn yang duduk terikat di kursi kayu dengan darah yang mengalir di kaki kanannya. Maurer khawatir bukan main. Begitu pula dengan Rhea dan Kyra. Segera mereka membantu Lynn melepaskan tali tambang yang mengikat tangan dan kakinya.

Wajah Lynn tak menampakan ketakutan apalagi kesakitan. Senyum tipis menghiasi wajah ayunya setelah semua tali terlepas.

"Makasih ya... gue kira gue bakal membusuk di sini!" kata Lynn enteng.

Rhea dan Kyra ingin sekali menjitak ubun-ubun Lynn. Gadis itu terlalu santai. Maurer memeriksa kaki Lynn yang berdarah. Sebuah paku menancap di kakinya. Lynn ikut menatap kakinya sendiri yang dipegang oleh Maurer.

"Cabut gih..." kata Lynn santai.

Maurer menatap Lynn dengan alis terangkat. Daryl dan Bryan menggaruk kepala mereka yang sama sekali tak gatal. Ekspresi Lynn jauh dari ekspetasi mereka. Harusnya cewek itu menangis tersedu-sedu dan menjerit ketakutan melihat darah dan paku. Tapi Lynn... dia berbeda! Rhea dan Kyra hanya bisa menggelengkan kepala.

Maurer menurut. Dipegangnya ujung paku itu. Kyra dan Rhea berbalik menatap tembok. Ngeri. Sreet! Paku itu lepas pada satu kali tarikan.

"Aaawwwww!" jerit Lynn keras.

Lynn menjitak kepala Maurer kesal. Cowok itu mendongak dan mengelus kepala bagian belakangnya yang digeplak Lynn lumayan keras.

"Sakit pe-ak!" hardik Lynn kesal.

"Kan lo yang nyuruh..." sahut Maurer enteng.

"Udah nyabutnya?" tanya Kyra dengan posisi masih membelakangi mereka.

"Udah!" sahut Lynn kesal.

Kyra dan Rhea kompak membalikan badan.

"Ya ampun! Bolong!" teriak Rhea alay sambil menunjuk kaki Lynn yang tertancap paku.

Lynn memutar kedua bola matanya malas. Saat ia mencoba untuk bangkit berdiri, Maurer lebih dulu meletakan tangannya pada kedua paha bawahnya dan bagian belakang tubuhnya. Maurer mengangkat gadis itu dalam gendongannya.

"Apa-apaan sih lo!" sentak Lynn keki.

"Gendong lo lah! Mana bisa lo jalan kayak gini..." kata Maurer santai.

Lynn meronta. Kakinya berayun bergantian minta diturunkan. Mulutnya menjerit kesetanan. Tapi Maurer menulikan telinganya. Cowok itu berjalan keluar dengan Lynn yang masih ada dalam gendongannya.

Lynn menyerah. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Bibirnya mencebik kesal. Maurer ternsenyum penuh kemenangan.

Daryl menghadang langkah Kyra yang hendak menyusul kedua orang itu. Kyra mengernyitkan dahi tak suka.

"Mau gue gendong?" tanyanya jenaka.

"Nggak!" ketus Kyra sebal kemudian berjalan meninggalkan cowok itu.

Bryan daritadi senyam-senyum memandang Rhea. Rhea yang merasa risih langsung menginjak kaki Bryan, padahal cowok itu belum berkata apapun!

Bryan melompat kesakitan. Rhea berjalan tepat di belakang Kyra. Kedua cowok itu menghela nafas berat mengiringi kepergian kedua gadis itu.

◆◇◆◇◆◇

"Lebay deh kamu... siapa yang bilang perjodohan kamu gagal?"

"Maksud Mama?"

"Ya kamu bakal segera tunangan sama Daryl!"

"APA?!" teriak Kyra karena terkejut. "Kok bisa? Daryl udah tolak kan?"

"Justru karena Daryl nolak itu, Mama sama kedua orang Daryl menetapkan kalian akan bertunangan," jawab Audi enteng.

◆◇◆◇◆◇

Itu tadi sedikit cuplikan Dari Love Me Harder
Ada yang baca Love Me Harder? Jangan bingung ya kenapa Daryl berubah jadi dingin2 kulkas. Penyebabnya nanti saya post di part selanjutnya.

Cerita saya banyak typo ya... Mau edit rencananya. Tapi nggak tahu kapan. Jadi kalau dapat pemberitahuan masuk part 1- part 15 abaikan saja ya ^^

*Love Me Harder (Kyra Daryl)
*Wrecking Ball (Rhea Bryan)

Ngga ada yang suka horor?
*Papan Ouija
*The Blood
*Daruma San

HOROR ABSURD?
*Interview (Bukan) Dunia Lain

Voments jangan lupa ya ^^

Salam lope lope

Melinda




I'm Not A Troublemaker #1Donde viven las historias. Descúbrelo ahora