PART 10

18.5K 1.3K 68
                                        


Lynn berjalan cepat menuju kelasnya karena sedari tadi Bryan mengikutinya, dibelakang Bryan ada Maurer dan Daryl yang berjalan santai. Entah kenapa Lynn enggan bertemu dengan Bryan, mungkin karena kemarin dia telah menendang barang berharga milik cowok ganteng itu.

Tak sengaja gadis itu bertabrakan dengan seseorang, tanpa melihat wajah orang yang ditabraknya Lynn segera meminta maaf. Bibirnya langsung terkatup rapat begitu tahu siapa orang yang telah ditabraknya.

"Pagi-pagi Lo udah cari gara-gara aja," kata Yura dengan wajah sok penguasanya.

"Gue udah minta maaf. Gue nggak sengaja!" balas Lynn tanpa takut.

"Ohh, emang gue perduli sama kata maaf Lo?! Gue kasih tau Lo gimana caranya nebus kesalahan Lo! Guys, pegang kedua tangannya!"

Gilby dan Xia segera melakukan perintah dari Yura, dipegangnya tangan kanan dan kiri Lynn dengan erat. Sementara itu banyak anak yang sudah berkerumun di sana. Maurer dan kedua sahabatnya hanya menonton di barisan paling depan, menatap wajah Yura tak suka.

Tiba-tiba Yura menampar pipi kanan Lynn lalu mendorong tubuh Lynn hingga ia terjatuh. Lynn sama sekali tak berusaha membalas perlakuan Yura padanya.

"Bangun Lo!" perintah Yura setengah berteriak.

Pelan-pelan Lynn bangkit berdiri, tamparan dari Yura terasa panas di pipinya. Lynn berusaha untuk tidak memperdulikan tatapan mata belas kasihan di sekitarnya. Tak sabar Yura segera menarik lengan Lynn dengan kasar lalu mendorong kembali tubuh Lynn hingga menatap dinding. Lynn hanya menatap Yura datar namun terkesan menantang. Yura mencengkram krah baju Lynn dengan geram.

"Lo tahu kan? Gue nggak akan pernah siksa lo sampai gue puas?!" desis Yura.

"Lo nggak akan pernah puas! Karena Lo nggak pernah mau ngilangin rasa iri Lo!" sahut Lynn tak kalah sengitnya.

"Gue nggak iri sama Lo! GUE NGGAK IRI!!!" teriaknya, membuat orang-orang yang menonton semakin penasaran.

"Lo cuman nggak mau ngakuin Ra! Lo iri!"

Lynn sama sekali tak gentar dengan dengan ancaman dari Yura, meskipun kalah jumlah, 1:3 tak akan pernah nyalinya menjadi ciut. Kembali Yura mendorong keras bahu Lynn lalu ditariknya kancing baju seragan Lynn hingga kedua kancing atasnya terlepas. Tampak bra berwarna hitam dan sedikit belahan dadanya, cepat-cepat Lynn menutupinya agar tak semakin banyak mata yang melihat dadanya. Yura hendak menampar Lynn kembali tapi urung karena sebuah suara berat membentaknya.

"YURA!!!"

Maurer maju dari barisan penonton lalu menutupi Lynn. Diberikannya jaket hitamnya pada Lynn lalu dibantunya Lynn memakai jaket miliknya. Lynn masih menunduk berusaha meresletingkan jaket pinjaman dari Maurer. Yura yang masih berada dalam amarahnya menjambak rambut panjang Lynn. Lynn hanya bisa menahan sakit sambil memegangi rambutnya yang dijambak membabi buta. Baru saja Maurer akan membentak, suara yang sudah sangat familiar menghentikannya.

"Ada yang cari ribut nih," suara Rhea membuat tubuh Yura membeku seketika. Tak hanya dirinya, kedua sahabatnya mundur perlahan, takut akan diberi tendangan nyasar olehnya.

"Ikut dong Gue, nggak asyik Lo nggak ngajak-ngajak," l Kyra melipat kedua tangannya di dada sambil terus melihat tangan Yura yang masih menjambak rambut Lynn.

"Lepas tangan kotor lo!" suruh Rhea.

"Nggak ada urusannya sama lo!" bentak Yura.

Sejujurnya dia agak takut dengan dua gadis ini, dia bukannya tidak tahu kalau kedua orang yang kini tengah menatap dirinya dengan menahan amarah akan melakukan sesuatu padanya jika dia mengganggu Lynn. Kyra berjalan dan merangkul pundak Yura dengan erat.

I'm Not A Troublemaker #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang