Foto di atas adalah Daryl
Typo bertebaran
Happy reading~
Seluruh penjuru sekolah memandangi keenam anak yang baru saja keluar dari ruang BK. Kehadiran mereka seperti magnet yang mampu menarik semua perhatian di sekitar mereka. Lynn, Rhea, dan Kyra berjalan berdampingan sedangkan Maurer, Bryan, dan Daryl berjalan beriringan tepat di belakang mereka. Pintu kelas dibuka oleh Rhea, kelas yang tadinya riuh kembali berubah menjadi sepi.
Dua orang gadis cantik yang menjadi bahan omongan karena kesadisannya kemarin, masih menjadi topik hangat hari ini. Begitu juga dengan Maurer dan geng-nya yang baru masuk saja sudah berani berkelahi dengan Ethan. Belum lagi seorang gadis cantik nan asing yang wajahnya belum pernah ditemui. Waw, kelas ini mungkin akan menjadi kelas Surga. Bayangkan saja 3 cewek cantik dan 3 cowok cakep yang disebut-sebut sebagai yang ter- di SMA Acantha berada di satu kelas yang sama. Membuat iri manusia-manusia yang berada di kelas lain.
Mata mereka menyapu seluruh penjuru ruangan mencari-cari bangku kosong di kelas yang masih tersisa. Hanya ada 3 meja yang tersisa di sana, posisinya sama persis dengan MOS kemarin. Dua bangku pojok dari belakang diisi oleh Kyra dan Lynn. Kyra lebih suka duduk dekat jendela, kalau bosan dia bisa mengalihkan pandangannya kepandangannya arah jalan raya.
Maurer dan Daryl tepat di belakang mereka. Rhea yang paling mencak -mencak karena harus merelakan dirinya duduk di samping Bryan, tepat di seberang Maurer. Semua bangku sudah terisi, tak ada lagi bangku yang tersisa.
Bryan tersenyum lebar karena dapat duduk di sebelah Rhea, wajah ganteng yang mesum setengah mampus itu tidak mampu membuat Rhea senang apalagi tenang. Ingin sekali dicabik-cabiknya wajah tengil itu!
"Kyra, Lynn... tuker bangku dong sama Gue. Males banget Gue duduk sama makhluk ini," pinta Rhea memelas.
Tak hanya Lynn dan Kyra saja yang menatap Rhea tapi, seluruh penghuni kelas. Pasalnya, Rhea meminta setengah berteriak.
"Kenapa sayang? Grogi ya duduk di sebelah Akang?" tanya Bryan yang dari tadi tak henti-hentinya menatap wajah Rhea terang-terangan.
"Idih... GR banget Lo! Siapa juga yang grogi sama Lo. Adanya gue enek liat Lo! Lo juga jangan liat-liat muka gue terus, Gue gak suka!" kedua matanya melotot tak senang melihat Bryan yang dari tadi terus menatapnya.
"Nggak! GR lo! Gue kan ngeliatin Maurer," kilah Bryan dengan kedua mata mengedio genit pada Maurer.
Maurer dan Daryl hanya cengar-cengir mendengar celoteh Bryan. Maho kali ngeliatin Maurer sampe mupeng gitu. Tak diacuhkannya omongan Bryan dan kini Rhea menatap wajah kedua sahabatnya itu memelas.
"Ganti dong... nanti Gue traktir apa aja deh!"
Lynn dan Kyra sama-sama berpikir sejenak. Ditraktir apa saja, lumayan nih. Bryan memberikan kode-kode pada mereka untuk membiarkan Rhea duduk di sampingnya. Dikatupkannya kedua tangannya dengan wajah memohon. Kyra dan Lynn tersenyum jahil. Siapa juga yang mau duduk di samping playboy yang suka modus? Menderita pasti!
"Ogah! Uda PW Gue," jawab Kyra, membuat Rhea menatapnya kecewa.
Dialihkannya mata memohonnya pada Lynn. Bryan masih memberikan kode untuk membiarkan Rhea tetap di sampingnya.
"Mmmh... Gue duduknya bareng Kyra aja."
Jawaban Lynn langsung membuat Bryan bersorak gembira. Awan mendung mengerubuti wajah cantik Rhea. Maurer, Daryl, Lynn, dan Kyra menahan tawa ketika melihat wajah Rhea yang menahan sebal kontras dengan wajah Bryan yang tertawa penuh kemenangan.
Bel tanda masuk berbunyi. Pelajaran pertama adalah fisika, membuat seisi kelas menjadi lesu. Biasanya diawal pertemuan akan diisi dengan salam perkenalan. Tidak dengan sekolah ini, acara kenal-kenal dianggap sudah selesai saat MOS. Pelajaran ya pelajaran. Seorang guru laki-laki yang tidak terlalu tinggi dengan perut buncit dan kumis tebal yang bertengger di wajahnya hingga terkesan garang kini memasuki kelas. Agaknya beberapa dari anak di kelas menahan nafas melihat tatapan mata dari guru killer ini.
YOU ARE READING
I'm Not A Troublemaker #1
General FictionTiga cewek cantik, jago berantem berada di satu kelas yang sama dengan geng cowok yang mengganggu hidup mereka. Lynn, Kyra, dan Rhea harus menghadapi kelakuan Maurer, Daryl, dan Bryan yang absurd. Kyra dan Rhea yang moody, mudah emosi, mudah bt tent...
