Foto Maurer, Bryan, sama Daryl loh...
Masih ingat tokoh mana yang saya gunakan untuk nama-nama itu?
Tulis di kolom comment ya! Yang pertama jawab dan benar saya dedikasikan buat kamu pada part selanjutnya! Tulis aja yg pake baju ini X, yang pake kacamata Z. Okeh
"Patah hati gueeee," kata seorang cowok saat memandangi punggung Lynn.
"Cocok kok! Yang cowok ganteng! Yang cewek cantik banget!" bisik segerombol cewek tukang gosip.
Ralat, bukan bisikan karena Lynn masih dapat mendengar suara mereka ketika melintas.
"Ih, nggak banget deh! Masa cewek nembak duluan!"
"Ewhh, cantik sih... tapi sayang nggak punya harga diri banget!"
Berbagai macam komentar yang membuat kuping panas, tentu membuat Lynn jengah. Tapi gadis itu terus berjalan menuju kelas dengan menulikan indera pendengarannya. Tak sedikitpun dia menanggapi celoteh basah makhluk-makhluk tak kasat mata itu.
Ini semua gara-gara Maurer! Dia dan surat cintanya menjadi trending topic yang hangat diperbincangkan oleh warga seantero sekolah! Bahkan club mading bergerak cepat, mereka menempelkan kertas karton dengan sebuah judul yang ditulis besar-besar. 'Maurer ditembak dengan puisi romantis!'.
'Seorang gadis cantik pindahan dari J*p*ng berinisial 'L' atau sebut saja Mawar, telah menyatakan cintanya pada Maurer dengan puisi cinta romantis. Belum ada jawaban dari Maurer secara langsung apakah cowok itu akan menerima cinta Mawar. Kedua sahabat Mawar tidak...'
Tanpa menyelesaikan membaca mading yang isinya jelas-jelas ngaco itu, Lynn kembali berjalan menuju kelasnya sambil menggerutu dalam hati. Sebut saja Mawar? Emang dikiranya dia penjual bakso boraks apa?! Saat membuka pintu kelaspun semua mata tertuju padanya namun, sedetik kemudian mereka melemparkan pandangan ke arah lain sambil berbisik-bisik.
Devi yang tadi berdiri di samping Meja Lynn langsung pergi begitu melihat sang empunya bangku telah muncul. Rhea yang duduk di bangku Lynn tak memperdulikan kehadirannya, dia asyik menyalin PR matematika Kyra.
"Eh, Miss Maurer datang..." sapa Kyra dengan cengiran lebarnya. Sepertinya dia puas karena dapat membalas ejekan Lynn kemarin.
Lynn mendengus. Rhea tampak menahan tawanya tapi dia tak ikut mengejek Lynn. Bukan kasihan, tapi PR matematika lebih penting daripada sekedar menggoda sahabatnya ini. Nanti juga bisa.
"Yang mau kawin diem aja!" seru Lynn kesal.
Bukannya marah, Kyra malah tertawa. Ekspresi BT wajah Lynn membuatnya benar-benar terhibur. Rhea menutup bukunya, memberikan buku contekannya kembali pada pemiliknya. Lynn langsung duduk di atas mejanya dengan kedua tangan terlipat di dada.
"Tadi reporter abal itu wawancara kita, dia tanya apa lo beneran suka sama Maurer," kata Rhea yang daritadi diam dengan wajah serius.
Kyra meringis lebar dengan kedua mata menatap Lynn mengejek. Perasaan tak enak menggerogoti tubuh Lynn.
"Jangan bilang kalo..." Lynn sengaja menggantungkan kalimatnya untuk melihat ekspresi kedua sahabatnya.
Seolah mengerti arti ucapan Lynn yang tergantung, Kyra dan Rhea kompak mengangguk kecil. Bibir Lynn menganga lebar ketika tahu maksud anggukan keduannya.
"Oh Damn! Shit! Gue nggak kasih surat itu buat dia!!!" Lynn turun dari mejanya dan berdiri di samping Rhea dengan kedua tangan terulur di leher gadis itu.
Lynn seolah mencekik Rhea dan Rhea berakting seolah-olah kehabisan nafas dengan lidah menjulur keluar namun bibirnya tertawa lebar. Lynn juga menggoncang-goncangkan tubuh Rhea sebagai protes dari rasa jengkelnya.
ESTÁS LEYENDO
I'm Not A Troublemaker #1
Ficción GeneralTiga cewek cantik, jago berantem berada di satu kelas yang sama dengan geng cowok yang mengganggu hidup mereka. Lynn, Kyra, dan Rhea harus menghadapi kelakuan Maurer, Daryl, dan Bryan yang absurd. Kyra dan Rhea yang moody, mudah emosi, mudah bt tent...
