Chapter 7

20.4K 1.3K 5
                                    

   Mendengar alasan Arum, Nathan mendekatkan wajahnya ke wajah Arum. Kini perempuan mungil itu sudah terpojok, punggungnya sudah menempel di tembok, dan ia sudah tidak bisa mundur lagi. Sedangkan Nathan masih memajukan wajahnya, kini wajahnya dengan wajah Arum sudah semakin dekat.

"Apa yang akan Nathan lakukan? Ya Tuhan, peliharalah kesehatan jantungku!"ucap batin Arum.

****
Author POV

    Wajah Nathan kini sudah makin dekat dengan wajah Arum. Gadis itu memilih memejamkan matanya,karena tidak sanggup melihat wajah Nathan yang sangat dekat itu.

"Turuti saja."bisik Nathan di telinga Arum. Setelah mengatakan itu, Nathan menjauhkan wajahnya dari wajah Arum. Merasakan bahwa wajah Nathan sudah menjauh, Arum segera membuka matanya. Ia menghembuskan napas lega. Tanpa disadari, sejak tadi Arum menahan napasnya. Jantungnya sedari tadi juga berdetak dengan cepat, namun sekarang ia mencoba mengatur detak jantungnya.

'Akhirnya jantungku selamat!'batin Arum.

****

    Hari kedua MOS berarti hari meminta tandatangan pada seluruh anggota OSIS. Arum baru mendapatkan tiga tandatangan, itupun ia harus dikerjai habis-habisan oleh kakak OSIS yang dimintai tandatangan. Seperti tadi, Arum disuruh menjadi patung selama 5menit,membelikan makanan untuk kakak OSIS,yang ketiga ia disuruh mengajak foto selca-self camera-dengan penjaga sekolah. Itu semua membuat Arum lelah dan juga kesal.

   Saat sedang berjalan di lapangan, Arum melihat satu anggota OSIS laki-laki. Ia pun berniat untuk meminta tandatangan kepadanya.

"Permisi,Kak. Saya mau minta tandatangannya boleh?" Ucapku sopan.

"Boleh, tapi lo harus terima tantangan dari gue."kata laki-laki itu songong. Arum membaca name tag laki-laki itu.

"Raditya Kim, namanya keren tapi orangnya songong! Huh!"batin Arum.

"Lo bisa gitar?"tanya Radit. Arum hanya menganggukkan kepalanya, terlalu bingung dengan pertanyaan Radit.

"Tantangan lo adalah lo harus nyanyi di tengah lapangan sambil main gitar, tapi suasana hati lo harus sedih, sesedih-sedihnya. Terserah caranya kayak gimana, terserah lo. Udah cepet sana!"perintah Radit.

DEG!

  Arum segera ingat memori masa lalunya. Di saat ia sedang terpuruk dalam suatu penyesalan, yang sampai sekarang masih dirasakannya. Memori yang membuat ia ingin melupakannya.

"Eh.. malah bengong! Cepetan!"perintah Radit kali ini lebih tegas. Arum segera melakukan perintah Radit-anggota OSIS-setelah meminjam gitar di ruang musik.

   Ia segera menuju tengah lapangan, memejamkan matanya. Memaksa pikirannya mengingat masa lalu terkelamnya itu. Masa lalu yang membuat dadanya terasa sesak.

   Setelah dirasa ingatan tentang masa lalu cukup membuatnya sedih, Arum segera memetik gitarnya.

See your calling again
I don't wanna pick up,no oh
I've been laying in bed
Probably thinking too much, oh oh

    Murid-murid mulai melihat ke arah Arum, ada yang memandangnya heran,aneh,dan ada juga yang takjub. Suara Arum sangat bagus, itulah yang membuat mereka mulai tertarik untuk melihat Arum.

Sorry I'm not sorry for the times
I don't reply,you know the reason why
Maybe you shouldn't comeback
Maybe you shouldn't comeback to me
Tired of being so sad
Tired of being so mad,baby

   Mungkin orang itu takkan pernah kembali. Ya, orang itu pasti takkan pernah mau kembali untuk mendengarkan penjelasan Arum. Bahkan kini Arum tak tahu orang itu berada dimana.

Stop right now
You'll only let me down, oh oh
Maybe you shouldn't comeback
Maybe you shouldn't comeback to me

(Maybe you shouldn't comeback - Demi Lovato)

    Arum menyelesaikan nyanyiannya. Orang-orang yang tadi memperhatikan Arumpun, mulai menghiraukannya. Tanpa Arum sadari, ada tiga pasang mata yang memperhatikannya dengan seksama dari awal ia mulai bernyanyi.

****

    Arum segera menuju ke kelasnya. Kelasnya kosong, jelas saja. Murid junior lain pasti sedang mencari tanda tangan anggota OSIS. Segera saja Arum menuju tempat duduknya, memposisikan kepalanya di tangan yang ia letakkan di atas meja (taukan?). Ia sekarang hanya butuh sendiri, menenangkan pikirannya. Ingatan tentang masa lalunya harus segera dialihkan untuk sekarang. Kenapa harus disaat seperti ini dia harus ingat kenangan itu? Kenangan yang sampai sekarang belum terselesaikan. 'Orang itu' pergi,hilang entah kemana,tanpa pernah menyadari bahwa Arum mencarinya,ingin bertemu dirinya,menjelaskan yang telah terjadi. Arum lelah sungguh. Lelah karena belum menjelaskan apa yang terjadi. Dua tahun Arum mencari, tapi sosok itu tetap tidak ditemukan.

"arrrgghhhhhhh!!!!"teriak Arum.

'
'
'
'
Hai...hai.. aku balik lagi nih. Gimana chapter ini? Ada yang bisa nebak Arum menyesal kenapa? Hehe...

Vote dan comment ya^^

29/10/2015

-Ri-

3 Boys and My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang