Chapter 2

27.2K 1.7K 17
                                    

Motor yg dikendarai Dylan sedang melaju di jalanan Jakarta. Tangan Arum masih melingkar di pinggang Dylan,sehingga posisi Arum sekarang seperti sedang memeluk Dylan dari belakang. Posisi wajah Arum juga masih berdempetan dengan pipi Dylan. Arum merasa canggung bila posisinya begini, apalagi dengan jok belakang motor Dylan ini tinggi. Maka dari itu Arum berniat melepaskan tangannya yg melingkar dipinggang Dylan.

Baru saja Arum akan melepaskan tangannya, tetapi kedua tangan itu ditarik kembali oleh Dylan.

"K-kak kenapa tanganku ditarik lagi?" Arum memberanikan diri bertanya kepada Dylan. Ia menolehkan kepalanya sedikit untuk melihat wajah Dylan, yg sedang serius mengendarai motor.

"Tangan lo lepas,lo bakal jatuh." Dylan menjawab pertanyaan yg Arum tujukan dengan dingin. Wajah Dylan juga datar.

Mendengar jawaban dari Dylan, seketika Arum bergidik ngeri. Arum segera menatap kembali ke depan. Dylan yg merasakan pergerakan Arum menolehkan kepalanya untuk menatap Arum. Karena posisi wajah Arum yg berdempetan dengan pipi Dylan, maka bibir Dylan mendarat di pipi Arum. Arum yg mearasakan sesuatu yg lembab menyentuh pipinya, maka ia akan menyentuh sesuatu itu. Tangan Arum menyentuh rahang Dylan. Arum yg merasakan bahwa itu rahang seseorang, maka seketika itu ia sadar bahwa sesuatu yg lembab itu adal-

Bibir Kak Dylan!!!!

Arum menolehkan kepalanya sedikit, ia terkejut begitu menyadari bahwa wajahnya dengan wajah Dylan sangatlah dekat. Ia membelalakkan matanya. Arum bisa melihat bahwa mata elang kakaknya itu sedang menatapnya. Dylan yg melihat Arum terkejut terlihat biasa saja. Bahkan ia kini mengarahkan bibirnya ke sudut bibir Arum.

Satu kali.

Dua kali.

Tiga kali.

Empat kali.

Lima kali.

En-

Tiiinnnn..tiinnnn...tiiiinnnn!!

Menyadari bahwa kendaraan dibelakangnya sudah kesal karena motor Dylan tidak juga melaju, Dylan berdecak kesal.

"Ck.. berisik sekali!" Dylan berkata seperti itu sangat dekat dengan sudut bibir Arum.

Cup..

ENAM KALI?! Dylan mengecup sudut bibir Arum sebanyak enam kali hari ini!! Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Arum sekarang. Karena ekspresi Arum sekarang sukses dibuat sangat..sangat..SANGAT TERKEJUT!!!

Dylan kembali menjalankan motornya ke sekolah. Ia terlihat sangat santai,seolah barusan tidak terjadi apa-apa.

Sebentar lagi mereka akan sampai di sekolah mereka yaitu SMA Niagara Biru. 300 meter lagi Dylan dan Arum akan sampai disekolahnya itu. Tetapi tiba-tiba Dylan memberhentikan motornya. Arum bingung kenapa Dylan memberhentikan motornya,padahalkan belum sampai disekolahnya?

"Turun." Perintah Dylan kepada Arum. Arum segera menuruti perintah Dylan. Baru saja Arum menapak ditanah, tiba-tiba Dylan sudah mencium pipi Arum. Arum seketika terkejut dengan perlakuan Dylan. Setelah melakukan hal tersebut, motor Dylan segera melaju menuju sekolahnya. Meninggalkan Arum yg masih terkejut.

***

Disinilah Arum sekarang, di barisan para murid junior. Di depan sana ada Ketua Osis yg sedang memberikan sambutan dan juga pengarahan kepada semua murid junior. Arum memperhatikan dengan seksama apa yg diucapkan Ketua Osis tersebut.

Cuaca hari ini sangat cerah. Matahari seakan menyapa para murid junior yg sedang berbaris dilapangan tersebut. Banyak dari mereka yg mulai berkeringat dan mengeluh karena panas matahari yg menyengat.

Keringat sudah mulai mengucur di pelipis Arum. Ketua Osis itu sudah membagikan kelompok untuk para murid junior. Arum berada di kelompok 6. Segera saja ia bergabung dengan kelompoknya itu. Kelompok 6 dibimbing oleh Tiara dan Damar. Semua anggota kelompok 6 memasuki ruangan kelas.

"Hari ini kita akan memulai perkenalan. Tapi gue mau kalau kalian duduk berpasangan. Masing-masing dari kalian maju dan mengambil gulungan kertas yg berisi nama teman kalian." Ujar Tiara.

"Oke,yg pertama mulai dari elo." Tunjuk Damar pada gadis yg duduk di meja paling depan tepatnya pojok kiri depan.

Kini tiba giliran Arum untuk mengambil salah satu dari gulungan kertas tersebut. Setelah mendapat gulungan kertas tersebut Arum segera membuka gulungan kertas tersebut.

Nathan William

"Siapa nama yang lo dapet?" Tanya Damar kepada Arum.

"Nathan William,Kak" ujar Arum.

"Mana yang namanya Nathan William?" Tanya Damar kepada seluruh isi kelas.

Seorang laki-laki yang duduk di barisan paling belakang mengacungkan tangannya. Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi.

"Tampan!" Ujar batin Arum.

'
'
'
'
Maaf masih banyak typo,hehe. Voment ya guys :D

3 Boys and My BrotherWhere stories live. Discover now