"K-kau"

Hanya itu yang bisa ku katakan, setelah itu, bungkam. Aku gugup. Perasaan apa ini? Detak jantung yang berpacu kencang, darah yang terasa memanas dan oksigen yang terasa putus-putus kala ia menatapku lembut dengan senyuman manisnya. perasaan apa ini?

"Aku memutuskan untuk ikut dengan John, aku ingin melihat keadaanmu"

"Auauau.."

Tak banyak yang bisa ku katakan selain "auau".

"Hey Ed, kau baik-baik saja? Perlu ku panggilkan dokter?" kata Ben mengejekku dengan tatapan konyolnya dan tawa yang bisu di belakang tubuh Clary.

Aku menatap tajam kearah Ben, mengisyaratkan bahwa aku tak suka berada dalam posisi seperti ini. Posisi konyol dimana aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.

"Sebaiknya kita beri mereka waktu untuk bicara, John"

"Hmm.. baiklah"

Ben dan John segera meninggalkan aku dan Clary, berduaan.

"Oh ya Ed, sebentar sore kau sudah bisa pulang kata dokter" kata Ben seraya menutup pintu ruangan.

Seketika suasana menjadi sunyi ketika pintu ruangan perlahan menutup. Kini tinggallah aku dan Clary di ruangan ini. Tak tahu bagaimana memulai, tak tahu apa yang harus ku katakan.

"Aku.."

Kami berdua tiba-tiba mengatakan hal yang sama. Membuat suasana semakin terasa konyol.

"Kau duluan" kataku mempersilahkan Clary untuk bicara terlebih dahulu.

"Aku coba menghubungimu tapi kau tak bisa di hubungi, ternyata kau disini"

Aku coba meraba kantong celanaku, mencoba mencari tahu keberadaan Smartphone ku. Tapi nihil. Benda kecil itu tak berada di kantongku. Mungkinkah terjatuh? Itu tidaklah penting.

"Kau kenapa?"

"Tidak! Tidak! Sepertinya Smartphone ku hilang. Mungkin itu sebabnya kau tak bisa menghubungiku. Aku minta maaf. Memangnya ada apa kau menghubungiku?"

"Ahm.. tidak. Kemarin aku ingin mengajakmu makan, aku bosan terus berada di rumah yang serba sunyi. Kau tahu, ayahku jarang berada di rumah, ia selalu sibuk dengan pekerjaannya. Aku selalu merasa kesepian"

Wajah cantik itu tiba-tiba mengkerut sedih.

"Jam 7 malam di Restauran tempat kita pertama bertemu"

Aku memberanikan diri untuk mengajaknya makan malam romantis, berharap dia mau makan bersamaku dan benar saja ia menganggukkan kepalanya sembari menunjukkan senyum manisnya. Aku tahu itu pertanda setujuh.

***

Veltron's Restauran. Satu-satunya restauran di kota ini. Tempat dimana pertamakali aku dan Clary bertemu.

Aku duduk di sebuah meja persegi yang berada di ujung ruangan. Meja berkelas VVIP. Penerangan yang remang-remang, pemandangan dari lantai 3 yang sangat indah tatkala menatap kota Veltron. Lantunan musik klasik dari beberapa musisi, menambah romantisme makan malam ini.

Perasaan ini semakin tak karuan kala menunggu kedatangannya--Clary. Cukup lama perasaan ini berada pada level kacau balau, hingga kedatangan sosok dengan long dress berwarna biru senada dengan mata birunya. Ia--Clary melangkah dengan anggun menuju kearahku. Pesonanya dan ketenarannya baik sebagai seorang musisi tersohor dan putri tunggal presiden, membuat mata seluruh pengunjung tertuju padanya bak seorang putri.

Aku segera berdiri tegak merapihkan pakaianku. Jas hitam dengan kemeja putih didalamnya dan sebuah dasi hitam, celana dan sepatu yang senada dengan jasku, rambut yang bergaya klasik--klimis, menambah pesonaku.

Aku menyambutnya serta meraih tangannya dan menciumnya dengan mengucapkan kata-kata pembuka.

"Selamat malam Tuan Putri. Silahkan duduk"

Ia pun duduk dan setelah itu aku mengikutinya. Kami duduk saling berhadapan. Hanya sebuah meja dengan sebuah lentera klasik yang menjadi pembatas antara aku dan Clary.

Makan malam kali ini berbeda dari makan malam saat pertamakali kami bertemu. Makan malam ini diatur sedemikian rupa untuk tujuan agar Clary jatuh hati padaku.

"Aku tak menyangka, kau seromantis ini"

"Apa kau suka?"

"Aku sangat menyukainya. Belum pernah ada yang mengajakku makan malam romantis seperti ini. Aku sangat bahagia"

Apa katanya? Belum pernah? Pernyataannya seakan menjelaskan bahwa aku yang pertama mengajaknya.

"Aku pun bahagia, bisa berada disini, denganmu"

Kami saling menatap, aku tahu bahwa ia menyukaiku. Suasana semakin romantis, tanpa sadar kata-kata yang telah ku prediksi dari awal, akhirnya terucap dari mulutnya.

"Aku menyukaimu, Edward"

EARTH IN 2150حيث تعيش القصص. اكتشف الآن