6. "mungkin, karena aku mecintainya"

Start from the beginning
                                    

"Imel..." suara cempreng menyakitkan telinga itu terdengar bagai gong

Imel menghentikan langkahnya di koridor kampus tanpa menengok keasal suara.

"Cie.... pengantin baru" gledek sang pemilik suara khas cempreng itu berjalan didepan Imel.

"Heh, tutup mulutmu ! Kau tidak tahu seberapa menyakitkannya telingaku?!" kesal Imel menatapnya.

"Aiisshhh, gak berubah-berubah ih, harusnya kau tuh belajar lembut loh Mel. Kan udah jadi--"

"Naomi, Tutup mulutmu ku bilang !" Bentak Imel seakan ingin menelan sahabatnya itu.

Naomi langsung terpaku dengan tatapan tak percaya. Selama ini memang sudah biasa untuknya dibentak atau dikasarinya tapi tidak dengan tatapan seperti itu.

Imel menarik nafasnya menundukkan kepala sambil menghembuskannya "maafkan aku" rasa bersalah kini bersarang dibenaknya.

Menyadari ada sesuatu yang terjadi dengan sahabatnya, Naomi langsung buang perasaannya "Ada apa? Kau tak ingin cerita?"

Masih dengan menunduk Imel menggeleng "Tidak apa-apa?"

Naomi meraih tangan Imel "Sungguh?"

Imel mengangkat dagu dengan senyum masamnya "Sungguh. Aku lelah" lirihnya menarik tangannya dari genggaman Naomi lalu berlalu begitu saja.

Naomi hanya terdiam menatap punggung Imel yang menjauh darinya, dia ingin tau apa yang sebenarnya yang dialami sahabatnya, tapi dia memilih diam.

'Aku yakin, jika sudah waktunya dia pasti akan menceritakannya' senyumnya.

Sesampai dikampus Imel mengambil HP dari saku-nya lalu mengetik SMS

"Kau sudah tidur?"

"Why ? Bukankah hari ini kau kuliah beb?"

"Mm... aku sedang dikampus, tapi aku sedang tidak ingin kuliah"

"Kau ingin menghabiskan hidupmu menjadi benalu ?"

"Apa maksudmu?"

"Mm...menghabiskan hidupmu diantara orang-orang yang hanya memperalatmu., kau menunggu sampai mereka sendiri yang mengusirmu?
Oh..beb, kau harus menentukan masa depanmu mulai sekarang! Kau bukan anak SD lagi, yang ingin menjadi pelukis lalu berubah, SMP kau ingin jadi novelis lalu SMA beralih ingin menjadi desaigner. Oh come on... sekalipun kau tidak mempunyai tujuan saat ini, setidaknya kau mempunyai modal untuk memulainya"

"Tapi percuma, kau tau sendiri kuliah ini bukan karena keinginanku. Dan orang yang memaksaku untuk ini telah mengantarkanku pada titik kelemahanku"

"Kau ikuti saja dulu sayang, sampai akhirnya kau mempunyai tujuan yang sebenarnya.
Apa kau ingin diremehkan orang-orang berpendidikan yang ada disekitarmu?"

Sejenak Imel menyandarkan tubuhnya lalu menaikkan sebelah alisnya 'benar saja. Apa yang bisa kulakukan dengan Ijazah SMA tanpa keahlian ? Apa aku akan menghabiskan nafas terakhirku dengan menjadi orang ketiga? Tentu saja tidak!' Imel menarik nafas lalu mengetik kembali

"Terimakasihku sayangku, lov you.. mmaacchh :* "

Imel langsung berlari menuju kelasnya, yang ada kuliah pagi sambil cengiran dibibirnya membayangkan respon teman SMS nya dengan jawabannya yang tidak biasa.

"Maaf" seorang dosen yang baru masuk ke ruang langsung menoleh kearah Imel yang berada tepat di belakangnya.

"Masuklah, kami baru akan memulai pelajaran" sahut dosen itu, dengan segera Imel berjalan kemeja dengan melewati Naomi yang melihatnya.

"Skypaper"Where stories live. Discover now