the destruction of dreams

59.6K 1.5K 4
                                    

Voment please....
Typo dimana2

----------------------------------------------------------
Bernice pov

Aku duduk di meja dekat dengan jendela seperti biasa agar aku bisa melihat pengunjung yang ingin memasuki restoran ini, aku duduk sambil merenungi nasib dan takdirku saat ini, aku selalu seperti ini dan yang kurenungi adalah 'cinta'. Yah kata yang membuatku seperti ini hanya dengan satu kata itu saja bisa membuatku tidak seperti wanita pada umumnya.

Tuhan bisakah aku merasakan rasanya dicintai dan mencintai? Apakah aku bisa mencintai seseorang? Apakah ada orang yang mencintaiku? Tuhan ingin rasanya aku bisa merasakan seperti wanita lain, aku tau hanya ENGKAU yang bisa memainkan hati seseorang, mungkin memang ini jalanku yang harus ku jalani.

"Rili...." tiba-tiba seseorang memanggil namaku, suara itu terdengar familiar di telingaku. Dengan cepat aku hapus air mataku.

"Ummm....iya?" Balasku, sial... suaraku masih terdengar serak akibat menangis.

"Boleh aku duduk disini?" Tanyanya yang langsung ku jawab dengan anggukkan.

"Kenapa kamu menangis? Boleh saya tau? Mungkin dengan bercerita bisa membuatmu nyaman" tawarnya. Setelah kupikir-pikir memang aku membutuhkan tempat curhat.

"Baiklah akan aku ceritakan" akhirnya aku menceritakan semuanya tentang masalahku dan hari-hari yang telah ku lewati dengan pertanyaan mamah.

💐💐

2 minggu kemudian....

Bernice pov

Aneh....

Tiba-tiba mamah menyuruhku untuk berdandan dengan cantik, sekarang ada apa ini? Kenapa tiba-tiba jadi mendadak seperti ini?. Tiba-tiba jantungku berdegup dengan ritme yang tidak beraturan dan di tambah perasaanku mulai tidak enak, apa ini ada kaitannya dengan keluarga?. Sungguh sebelumnya aku tidak pernah merasakan resah dan gugup seperti ini.

Satu jam sudah selesai untuk mempersiapkan diriku, aku melihat diriku di cermin dengan balutan dress warna putih dengan motif bunga-bunga. Biarlah aku dikatakan seperti anak remaja karna memang aku belum terlihat tua alias muda (padahal udah uzur), jadi jangan salahkan aku. Tak lupa pula polesan makeup tipis dan juga tatanan rambut yang sudah ku tata sedemikian dengan sempurna.

Cklek....

Tiba-tiba pintu terbuka dan aku melihat mamah berdiri di pintu melalui cermin.

"Sayang sudah siap? Turun yuk, yang lain sudah menunggu" ujar mamah.

"Iya mah, ini juga sudah selesai" kemudian aku keluar dari kamar menuju ruang makan.

Aku langkahkan kakiku menuju ruang makan yang dimana katanya akan diadakan acara makan malam bersama dengan teman lama papah.

Tiba-tiba langkahku terhenti ketika melihat seseorang yang sudah 2 minggu ini tidak bertemu, yah dia pria itu yang bertemu denganku di toko roti waktu itu, eh tapi untuk apa dia disini? Apa yang dia lakukan disini? Jangan-jangan dia anaknya om hendra lagi?.

Banyak pertanyaan yang ada di pikiranku, sudahlah..... tidak usah dipikirkan biarkan saja yang penting bagaimanapun caranya supaya ke gugupanku ini agar hilang.

"Eh sayang sini nak, duduk" ku anggukkan kepalaku sambil menuju kursi yang berada di sebelah dave, sumpah aku gugup baget.

Mamah tolong..... batinku.

"Baiklah karna bernice sudah ada dan dave juga sudah ada, kami akan memberi tahukan tentang perjodohan kalian"

Deg.....

marriage in 20 years old [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang