flash back

43.9K 1K 3
                                    

Bernice pov

2 minggu sebelum perjodohan....

Setelah kemarin malam bertemu dave dan berbagi cerita kepadanya, membuatku semakin ingin tahu semua hal tentang dia, tapi menurutku itu semua hanya kebetulan saja jadi tidak mungkin aku bisa menghubunginya setiap saat.

Sungguh baru kali ini aku merasakan perbedaan dengan laki-laki yang sebelumnya pernah ku temui, hanya dia seorang yang mampu membuatku menjadi bimbang dan.. entahlah...mungkin aku sedang dilanda cinta, bahkan aku saja tidak tau perasaan apa yang ku alami sekarang. Sudah kubilang bukan bahwa aku belum pernah merasakan cinta?!.

Sayup-sayup aku mendengar suara orang yang sedang bertengkar dari arah ruang keluarga. Sebenarnya ada apa? Kenapa mereka slalu bertengkar? Apa ada yang disembunyikan oleh mereka dariku? Atau jangan-jangan masalah tentang pasangan? Jangan bilang kalau.....

Pertanyaan mulai bermunculan dikepalaku dan pikiran negative sudah memenuhi otakku yang suci ini. Ku langkahkan kakiku menuju ruang tamu yang berdekatan dengan ruang keluarga.

Setelah sampai diruang tamu aku menyuruh bibi untuk meninggalkan ruang tamu dan aku yang menggantikan pekerjaannya, aku melakukan hal ini agar aku tidak dicurigai oleh ka mario. Yap, kalian benar setiap kali aku ingin menguping aku selalu terlihat oleh ka mario. Malangnya nasibmu bernice....

Aku mulai fokus kepada obrolan yang mereka bicarakan sambil terus mengelap meja, mungkin ini memang sudah bersih tapi biarlah demi menguping pembicaraan mereka akan aku lakukan apapun yang ku bisa, heehe. Kalau aku tak bisa yah tidak usah menguping, benar kan?.

"Pah, apa papah tidak bisa mempertimbangkan lagi tentang semua ini? Kasihan dia pah?!" Aku mendengar suara mamah yang halus nan lembut seperti memohon. Apa sebenarnya yang mereka bicarakan? Dia? Siapa 'dia' yang mamah maksud itu? Apa aku tanya saja pada mamah? Tapi sebaiknya tidak, nanti pasti mamah akan tahu bahwa aku telah mendengar pembicaraan mereka.

Arrrrgggghhhh.....

Ini semua membuatku pusing, baiklah aku focuskan kembali pendengaranku pada pembicaraan mereka.

"Papah sudah mempertimbangkannya,mah. Sudah pantas dia menyandang sebagai seorang istri, lagi pula dia juga ada yang menjaganya jadi mamah tidak usah khawatir." Itu suara papah yang sepertinya sedang menahan emosi. Aku juga mendapatkan clue dari pendengaran alias menguping ini.

Istri? Siapa? Apa mungkin pacarnya ka mario? Tapi setahuku dia tidak memiliki pacar? Baiklah, aku harus memecahkan clue ini sendirian.

"Tapi pah biarkan dia menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu, dia juga pasti masih ingin menikmati masa mudanya dulu,pah" kali ini suara ka mario terdengar oleh telingaku.

Ah, aku sangat yakin kali ini bahwa ka mario memiliki pacar, tapi kenapa dia tidak pernah membawanya kemari? Bahkan mengenalnya saja aku tidak pernah?! Dasar ka mario, lihat saja atas reaksiku nanti. Janganlah berusaha untuk menyembunyikannya dariku ka mario. Hahahaha (ketawa setan).

karna aku asik dengan pikiranku dan tanpa ku sadari bahwa obrolan mereka telah usai, aku melihat ka mario dengan dahi berkerut. Ka mario sedang mengurut pelipisnya, apa yang mereka omongkan sebenarnya? Mengapa ka mario terlihat seperti lelah?

Ah....biarlah, mungkin itu masalah serius. Aku terus memperhatikan tingkah ka mario sampai akhirnya dia berbalik badan menghadapku dengan tatapan terkejut?!, entahlah. Mungkin ka mario terkejut mendapatiku disini sambil memberika cengiran kuda dengan tampang yang errr.... cengo.

Ka mario kemudian menghampiriku dengan tergesa dan duduk di sofa. Sungguh aneh sikap ka mario, aku melihat wajahnya terlihat pucat dan khawatir, sepertinya ada yang disembunyikan oleh ka mario dariku?!. Akhirnya aku ikut duduk disebelah ka mario sambil memasang tatapan heran.

"Ada apaan sih,ka? Kenapa muka kaka sampe pucat gitu?" Tanyaku heran. Ka mario masih menatapku dengan tatapan khawatir, dia masih terlihat pucat sejak dia mendapatiku tengah berada diruang tamu.

💐💐

Author pov

Setelah pembicaran yang disertai perdebatan tadi, akhirnya mereka keluar dari ruang keluarga yang masih menyisakan rasa ketegangan. Mamah dan papah bernice telah meninggalkan ruang keluarga dan menyisakan seorang anak laki-laki dewasa yang sedang memijat pelipisnya. Lelah... itulah yang di rasakan oleh mario stelah pembicaraan tadi.

Yah, dia lelah dengan perbincangan ini yang tiba-tiba begitu saja dan sekaligus membuatnya terkejut. Bagaimana tidak terkejut, tiba-tiba saja papahnya memberitahukan bahwa adiknya akan dijodohkan oleh dave anak dari teman lama papahnya itu. Saat ini dia memikirkan bagaimana caranya agar bernice ketika mengetahuinya tidak shock dan marah, dia harus berfikir keras.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit kemudian mario keluar dari ruang keluarga sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing. Seperti ada yang memperhatikan dirinya, kemudian dia membalikan badanya dan mendapati adiknya yang sedang berada di ruang tamu dengan tatapan heran.

Astaga, apakah dia mengetahui apa yang aku bicarakan oleh papah dan mamah?. Bantinnya.

Kemudian mario menghampiri adiknya yang tersenyum aneh itu dengan tergesa. Takut-takut kalau saja bernice mengetahui apa yang dibicarakan oleh mamah dan papahnya, dia terus berfikir bagaimana caranya memberi alasan kepada bernice.

"Ada apa sih ka? Kenapa muka kaka sampe pucat begitu?" Tanya bernice. Sungguh bernice bingung dengan sikap kakanya itu. Bernice khawatir dengan kakanya takut terjadi apa-apa.

Sungguh aku bukan seorang cenayang yang mengetahui semuanya. Katakanlah sesuatu ka. Batinnya berteriak.

Mendengar pertanyaan seperti itu membuat mario bisa bernafas lega, pasalnya bernice tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka bicarakan. Tapi mario yakin lambat laun pasti bernice akan mengetahui ini semua, ia tahu adiknya belum pernah merasakan cinta dan ia tahu bahwa adiknya menginginkan cintanya itu datang dengan sendirinya. Mario tak habis fikir dengan ide yang diberikan oleh papahnya itu, mario yakin ide papahnya itu akan membuat bernice hancur.

Bernice semakin dibuat heran oleh kakanya yang bernafas lega dan kini terlihat santai tanpa menjawab pertanyaannya, sehingga membuatnya geram setengah mati.

marriage in 20 years old [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang