8. Throw•back 4

Mulai dari awal
                                    

Matanya menatap jauh ke mataku ketika aku memohon kepadanya. Raka memandangku dengan tatapan tidak percaya berkali kali ia menggelengkan kepalanya menghembuskan nafas kasarnya

Raka mengangkat satu alisnya terukir senyum menyeringai di bibir Raka, "Are you damn hell kidding me?" Tanyanya pelan namun sukses membuatku tegang.

Aku dengan sekuat tenaga menahan agar tidak menumpahkan bendungan airmata di pipiku. Berusaha untuk tersenyum tapi aku yakin Raka bisa melihat kepalsuan dalam senyumku. Aku berdiri merentangkan tanganku tanda aku tak merasa kesakitan.

"Dia.. Dia... Gak sengaja.. Aku baik baik aja Rak. Ini sama sekali gak sakit."

Raka lalu berdiri menghampiriku meraih bahuku kembali mengelus tempat adanya bercak biru di bahuku dan tanpa aba-aba dia menekan memar itu. Gerakan Raka yang tiba-tiba tidak dapat aku antipasi terlebih dahulu membuat aku mengeluarkan rintihan. Raka lalu memalingkan mukanya seakan ia begitu tak suka memandangku, tanganyapun ia tarik di pinggangnya.

"See? Gimana bisa kamu bilang kamu baik-baik aja? Hah? Dia pulukin kamu! Demi tuhan dia bikin sekujur tubuh kamu memar! Kenapa kamu terus ngelindungin dia? Kenapa?!?!" Tuntut Raka.

Teriakan Raka menggema di kamarku kakiku begitu lemas tak mampu lagi menopang berat badanku. Akhirnya aku terduduk di pinggir kasur .

"Ini gak seperti kamu kira," ucapku. Aku hanya ingin Raka tidak sampai melukai Kak Arya. Bukan karna aku ingin melindungi Arya, tapi aku ingin melindungi Raka agar dia tak sampai membunuh Kak Arya. Raka masih memandangku dengan tatapan tajamnya.

"Oke! Oke, kalo emang menurut kamu ini sama sekali gak seperti yang aku kira. So, tell me. Gimana bisa dia mukulin kamu tapi itu semua gak sengaja dan bukan salah dia! Kasih tahu aku gimana dia ninggalin luka di sekujur tubuh kamu!"

Tubuhku menegang kaku kaget dengan permintaan Raka, itu hal yang mustahil memberi tahukan Raka apa yang menyebabkan Arya meninggalkan luka disekujur tubuhku.

Apakah aku harus jujur?

•••••••••••••••

Indonesia 2007
Raka

Apa sebenarnya yang ada dipikiran kamu Kinara? Kenapa? Kenapa kamu masih aja lindungin lelaki bajingan itu?

"Aku kasih kamu waktu 30 detik putusin, kamu kasihtau aku every single detail atau aku patahin lehernya," ucapku menggertak Kinara.

Aku melirik jam yang melingkar di tanganku mulai menghitung tiap detiknya. Sementara Kinara semakin gelisah dalam duduknya.

".... 20... 21...22....." Ucapku terpotong, rupanya Kinara sudah berani untuk berbicara

Kinara menatapku sambil mengigit bibir bawahnya "Its a long story. I just..."

Aku tak menyangka masih saja Kinara mencoba mengulur waktu.

"... 23...24...25...waktu terus berjalan Nar... 26..." Lanjutku dengan kesal.

Kinara frustasi menjambak rambutnya sendiri, "Okay! Kamu menang. Aku ceritain semua tapi please... Aku mohon jangan apa apain dia..." mohon Kinara.

Aku hanya mengganguk tanpa berjanji, karna tak peduli apapun alasannya aku tetap harus menendang tiap bagian tubuh dia. Kinara menggeser tubuhnya hingga duduk bersandar di kepala ranjang. Aku langsung mengambil posisi disebelahnya.

"Semua.... Awalnya Kak Arya gak kasar kayak gini. Dia sweet. Dia selalu perhatian. Tapi entah kenapa semua mulai berubah... Sekitar kita pacaran masuk bulan ke dua," ucap Kinara serak sejenak mengatur nafasnya.

Broken Vow (SERIES 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang