New York City
Apple sedang fokus belajar saat seorang guru yang lain memasuki kelasnya. Dia tidak begitu memerhatikannya dan fokus kepada tugas yang sedang ia kerjakan. Guru itu berbicara dengan guru yang sedang mengajar, sepertinya sedang bernegosiasi. Cukup lama, sekitar 10 menit kemudian guru itu memanggilnya.
"Apple Horan." Panggilan itu membuat Apple menghentikan aktivitasnya dan menatap ke sumber suara. "Seseorang sedang menunggumu di luar." Tanpa banyak bicara, Apple menutup bukunya dan bangkit dari tempatnya. Dia berjalan mengekor di belakang guru yang baru saja memasuki kelasnya tadi.
Apple dipertemukan dengan seorang wanita bertubuh tinggi dan berambut pirang. Wanita itu bangkit saat melihat kedatangannya. Kemudian dia berbincang sejenak dengan gurunya sebelum akhirnya menaruh perhatian padanya.
Wanita itu tersenyum. "Kau Apple?" tanyanya. Apple mengangguk untuk menyatakan ya. "Aku June." Wanita itu mengulurkan tangannya.
Apple menjabat tangan itu dan masih ingin tahu tentang kedatangannya ke sini. "Apple."
"Duduklah sebentar." Wanita yang mengaku bernama June itu memegang kedua pundaknya dan membuatnya duduk.
"Ada apa?" Tanya Apple.
"Ternyata kau memang cute." Ucap June, sama sekali tidak menjawab keingintahuan Apple.
"Katakan padaku tujuanmu ke sini." Ucap Apple.
Tatapan mata June berubah seketika, dia menarik napas panjang. "Kau sebaiknya ikut aku sekarang. Aku datang ke sini untuk menjemputmu." Ucapnya.
"Aku tidak akan pergi bersamamu sebelum kau mengatakan mengapa kau datang ke sini dan mengapa aku harus ikut denganmu?" Tanya Apple.
"Kau memang seperti Daisy." Gumamnya. June menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan Apple. "Apple, ibumu, dia... dia mengalami kecelakaan siang ini. Sekarang dia di rumah sakit."
"Kau bercanda?" Apple tertawa sarkastik.
"Tidak, Apple. Aku teman kantor ibumu dan dia menyuruhku untuk menjemputmu." Ucap June.
Seketika itu pula Apple menjadi lemas, bibirnya bergetar dan dia siap untuk menangis. Apple tidak bisa membayangkan wanita setegar ibunya terbaring lemah di rumah sakit? Apple masih mencerna semua perkataan June dan mencoba untuk memercayainya.
"Apple? Kita ke rumah sakit sekarang." June berhasil membawa Apple ke dunia nyata dan yang baru saja dikatakan wanita ini adalah benar.
Apple terus menahan air matanya selama di perjalanan. Ibunya mengatakan kalau dia sangat menyayangi Apple dan dia harus bersikap baik di sekolah, pagi ini. Tidak seperti biasanya dia mengatakan itu. Apa itu sebuah pertanda? Apple terus berdoa jika ibunya akan baik-baik saja. Sesampainya di rumah sakit, June langsung menuntun Apple ke ruangan di mana ibunya berada. Apple melihatnya dari jendela, ibunya terbaring di sana dengan selang yang menempel di tangannya dan kain putih yang melilit di kepalanya. Apple terduduk lemas di bangku di depan ruangan di mana ibunya dirawat.
Apa yang terjadi? Bocah itu tidak kuat lagi menahan air matanya saat melihat keadaan ibunya.
June duduk di sampingnya dan mengusap punggung bocah itu, mencoba menenangkannya.
"Dia baik-baik saja. Dokter bilang, dia siuman satu jam yang lalu." Ucap June.
Apple mengusap air matanya. "Boleh aku bertemu dengannya?"
"Tidak, sayang. Kau harus menunggu, dokter baru saja memberinya obat. Dia harus istirahat. Satu jam lagi." Ucap June.
***
YOU ARE READING
Incomplete (On Editing and Re-publishing)
RomanceBOOK 1: Broken. The hearts need more time to accept what the minds already know. [Highest rank #20 in Romance] Copyright © 2014 - 2015 by juliamulyana. All Rights Reserved.
