#45 - Nothing feels like you

1.6K 265 21
                                        

Double update because it's my birthday! I'm feeling old. =D

Dont forget to leave vomments and silent readers, please stop! I mind with you!!

***

Niall memutuskan untuk ikut pulang ke rumah Daisy. Terlebih dahulu dia menyuruh Barbara untuk pulang dengan alasan dia ingin beristirahat. Niall merupakan pembohong yang hebat, bukan? Si kembar terlihat sangat riang. Orangtua mereka menghabiskan waktu bersama, tidak ada pertengkaran dan air mata. Meskipun orangtua mereka terlihat sedikit canggung, tapi mereka senang.

"This was best day ever!!" Angel menirukan suara tokoh kartun favoritnya, Spongebob Squarepants. Niall dan Daisy hanya tersenyum melihatnya. "Aku akan tidur bersama Apple malam ini. Mungkin Mommy dan Daddy akan tidur bersama?"

"Ehh?" Niall dan Daisy memberikan reaksi yang sama dan itu cukup lucu menurut si kembar.

"Aku akan pergi tidur, selamat malam, Mom, Dad. Terima kasih untuk hari ini." Angel mencium Niall dan Daisy secara bergantian.

"Selamat malam, Mom, Dad. Hari ini adalah hari terbaik dalam hidupku. Terima kasih." Apple melakukan hal yang sama. Kemudian mereka berdua berlari ke atas.

I don't wanna feel the way that I do. I just wanna be right here with you.

I don't wanna see, see us apart. I just wanna say it straight from my heart.

I miss you.

Angel menulis sesuatu di kertas dan memberikannya kepada Apple.

If I had to run, if I had to crawl, if I had to swim a hundred rivers just to climb a thousand walls. Always know that I would find a way to get you where you are.

Apple membalasnya dengan tulisan lagi. Mereka saling berbalas pesan dan hanya tersenyum kepada satu sama lain. Mereka tidak mengomentari apa yang ditulis oleh Apple maupun Angel. Mereka menikmatinya. Entah sudah puluhan ungkapan yang mereka tulis, ungkapan yang belum mampu untuk mereka katakan.

***

Hening. Niall dan Daisy hanya terdiam, tidak tahu apa yang akan mereka lakukan. Apakah setelah ini mereka akan terlibat pada obrolan yang panjang dan larut? Atau mengakhiri malam ini dengan ucapan selamat malam?

"Das?" akhirnya ada yang memecahkan keheningan yang melingkupi mereka.

"Ya?"

Niall tidak menjawab lagi. Sepertinya kedua insan manusia ini sudah kehabisan kata-kata untuk memulai pembicaraan. Tidak, mereka hanya tidak tahu bagaimana memulainya. Di kepala Daisy dan Niall dipenuhi oleh ribuan pertanyaan, terkadang mereka membayangkan apa yang akan terjadi atau sekadar merangkainya tapi, apa yang bisa mereka lakukan? Status mantan seakan menjadi tembok penghalang yang besar bagi mereka.

Daisy bangkit dari sofa. "Aku ingin istirahat." Ucapnya sebelum akhirnya meninggalkan Niall yang masih terdiam.

Ini tidak tampak seperti ide yang bagus. Batin Niall.

Pria itu bangkit dari tempat duduknya dan menyusul Daisy ke lantai atas. Dia mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, Daisy sedang memerhatikan anak mereka yang sudah terlelap. Pria itu pergi ke balkon, ada kekhawatiran yang sangat besar sedang melingkupinya. Dia tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Dia ingin berbicara, tapi dia tidak tahu harus berbicara kepada siapa. Dia takut orang-orang akan salah mengartikan dirinya, semua perbuatannya dan semua keputusannya. Dia ingin berteriak, dia ingin melepaskan semua beban hidupnya. Entah keputusan apa lagi yang akan dia ambil setelah semua ini terjadi.

Incomplete (On Editing and Re-publishing)Where stories live. Discover now