Hujan

377 19 3
                                    

Sebuah cerita dari Hyderia

----------

Bagaikan Hujan, kau menyapu habis semua rasa gelisah dalam hati.

"Tak apa, semua pasti akan baik-baik saja," ujarmu sambil tersenyum hangat.

"Tapi ini bukan masalah kecil, Ga."

Kau kemudian merengkuhku dalam dekapanmu. Membuat aroma musk yang selalu kusukai, meresap jauh ke dalam rongga dada.

"Tenang, ada aku di sini."

Sebuah kalimat yang pernah membuatku yakin, bahwa engkau lah pilihan yang pasti.

Bagaikan Hujan, kau juga menghapus matahariku dan menggantikannya dengan awan kelabu.

"Aku nggak suka."

Senyum yang sempat merekah lebar di bibirku, langsung saja lenyap tatkala kau melontarkan kata penolakan itu.

"Tapi, kau paling tau. Aku selalu ingin menjadi seorang Penulis ...."

"Tidak, pekerjaan bodoh itu hanya akan membuang-buang banyak waktumu."

Aku tertunduk lesu. Karena untuk ke sekian kalinya, kau berhasil membuatku menghapus jauh angan-anganku.

Bagaikan Hujan, kau membasahi, lalu pergi sesuka hati.

"Kita putus."

Jangan bayangkan bagaimana ekspresi wajahku sekarang. Tentunya, rasa terkejut tengah menghantamku demikian keras.

"Kenapa?" tanyaku yang hanya kau balas dengan seraut wajah datar yang sering kau tampilkan.

"Aku bosan."

Hanya itu?

Aku mengorbankan segalanya, namun kau berkata bosan semudah itu?

Sakit. Sungguh perih rasanya, jika kau tau itu.

"Baiklah," aku menarik nafas berat. Menatapmu tepat di mata, lalu berkata, "Jika memang itu yang kau inginkan."

Bagaikan Hujan, kau berlalu pergi, meninggalkan hawa dingin yang seketika mendominasi.

Bagaikan Hujan, kau meninggalkan jejak, yang selalu kuharap dapat menguap seiring detik yang terlewat.

Dan bagaikan hujan, andai kau tahu, kenangan yang telah terukir, tak akan semudah itu berlalu.

AnalogiWhere stories live. Discover now