Kenangan

180 11 0
                                    

Sebuah cerita dari raezhyla

----------

Meira menggerutu kesal. Sudah semenjak sejam yang lalu ia berusaha belajar dengan sungguh-sungguh. Namun, selalu saja ada hal kecil yang dapat mengalihkan konsentrasinya. Contohnya seperti sekarang, saat ia baru saja ingin menghafal, seekor lalat kecil datang dan terbang di sekitar telinganya.

"Huft, kalau kayak gini terus, bisa-bisa sampai ikan punya kaki gue ga akan bisa ngehafalin tuh buku," ucap Meira kesal.

Gadis berwajah manis itu lalu menutup bukunya dengan kesal. Ia lalu memandang langit-langit kamarnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia kembali teringat kepada lelaki itu. lelaki yang selama setahun ini selalu saja memenuhi fikirannya. Berulangkali ia berusaha untuk melupakan lelaki itu. Namun, usahanya selalu gagal.

Meira mengerjapkan matanya, "Dia lagi, dia lagi, kenapa sih gue mikirin dia mulu?"

Pertanyaan bodoh itu selalu terucap dari bibir mungilnya. Pertanyaan yang bahkan orang buta pun bisa menjawabnya. Pertanyaan itu memiliki jawaban yang sangat sederhana. Meira menyukai lelaki itu. Sangat.

Meira tahu akan hal itu, hanya saja ia memutuskan untuk tidak mengakuinya dan berpura-pura seakan ia tidak mengerti dengan perasaan yang selalu memenuhi hatinya ketika memikirkan lelaki itu.

Lelaki yang membuatnya gila, lelaki yang membuatnya sakit, dan lelaki yang memberi arti bagi hidupnya. Sebelum Meira bertemu dengan lelaki itu, hidupnya terasa hampa, dan kosong. Meira merasa diri bagaikan sampah yang tak berarti. Lelaki itu memberi warna yang berarti bagi hidup Meira. Hari yang Meira yang dulu nya membosankan seperti kertas putih yang tak berarti, kini terasa mengesankan dan penuh warna. Lelaki itu bagaikan tinta yang memberi warna bagi hidup Meira.

Cinta....

Meira tidak pernah menyangka bahwa cinta dapat membuatnya tak berdaya. Dulu, ia menganggap bahwa cinta adalah omong kosong, cinta adalah mitos, dan cinta hanyalah hal yang tak berarti. Sampai lelaki itu datang dan mengubah segala pemikirannya tentang cinta dan membuatnya jatuh tak berdaya karena cinta.

Lelaki itu adalah dunia Meira. Sebelum lelaki itu memutuskan pergi meninggalkannya.

Meira mengerjapkan matanya berulang kali. Ia sadar bahwa ia tidak boleh memikirkan lelaki itu lagi. Bagaimanapun, lelaki itu telah pergi, dan ia harus menerima kenyataan itu. Mungkin awalnya memang sulit, tapi Meira percaya bahwa ia dapat melewati semua ini.

Mata bulat Meira memandang foto yang terletak di ujung ruangan. Meira tersenyum, itu adalah foto nya dengan lelaki itu saat peringatan hari jadi mereka yang pertama. Rega ... lelaki yang memberi luka yang teramat dalam dihatinya. Namun, disaat yang sama, lelaki itu juga memberi kesan dihatinya. Meira melangkah kan kaki nya menuju ujung ruangan. Lalu, dengan perlahan ia menutup foto itu.

Senyum manis terukir indah di bibir Meira. Ia percaya cepat atau lambat, ia pasti dapat melupakan Rega. Dan ia juga percaya bahwa kelak akan datang seseorang yang mampu menggantikan posisi Rega dihatinya.

AnalogiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang