22_ The Promise of Love

1.9K 190 15
                                    

Lets start this from the wedding.

Akhirnya, pernikahan itu benar-benar terjadi. Bahkan, jauh lebih cepat dari dugaan mereka. Setelah banyak pertimbangan dan diskusi kedua belah pihak keluarga yang cukup alot, diputuskan jika pernikahan akan dilaksanakan sesingkat mungkin, dengan konsep romantis, elegant, dan kekeluargaan. Susunan acara pun hanya dibuat dalam dua sesi. Yaitu, akad nikah pada pukul 19. P.M, dan satu jam kemudian dilanjutkan dengan resepsi sampai pukul 22.P.M.

Pernikahan dilaksanakan di sebuah taman dengan kapasitas undangan terbatas.Taman itu sudah di penuhi bunga-bunga indah yang didominasi warna-warna pastel dan putih, yang melambangkan kelembutan dan kesucian cinta. Semua hal mengenai pernikahan sudah terhendel oleh tangan profesional, yaitu Agra dan tim IO-nya yang bisa mewujudkan semua yang Al dan Illy inginkan untuk konsep pernikahannya.

Malam yang dinanti pun tiba. Semua tamu undangan sudah menunggu seraya menikmati suasana malam yang romantis. Beberapa diantara mereka bahkan sudah mencicipi hidangan yang sudah disiapkan. Tinggallah menunggu kedua mempelai pengantin memasuki karpet merah yang menjuntai panjang dan dipenuhi taburan bunga, untuk langkah-langkah terahir mereka menuju ikrar suci yang akan mengikat dalam janji sehidup semati.

~~~

Sepasang kaki mungil bergetar, tiak bisa diam. Illy mengalami 'coldfeet syndrom', kakinya benar-benar beku hingga ia nyaris tidak bisa merasakannya. Untuk memakai sepatu pun rasanya sulit.

"Ly, pake sepatunya," kata Cassie yang baru saja masuk ke dalam kamar rias.

Illy tersenyum kaku seraya meremas tangannya. "Umm… bisa lo pakein aja, gak?"

"Udah ada Cassie, Mama keluar sebentar ya, ketemu saudara-saudara kita yang lain.” Sandra bergegas dari samping Illy. “Kamu temenin Illy ya, dia dari tadi grogi banget sampai kakinya kaku."

“Iya, tante.” Cassie tidak mengerti, tapi akhirnya berpikir, mungkin memang Illy kesulitan memakai sepatu dengan gaunnya. Ia pun berjongkok untuk memakaikannya.

Tepat saat Cassie menyentuh kaki Illy, ia langsung tertawa. "Hahaha! Lo tegang banget, ya? kaki lo sampai beku gini."

"Ish, lo malah ngetawain gue, sih!" protes Illy.

"Iya, sorry....” Cassie lanjut memakaikan sepatu Illy. “Gimana, udah pas di kaki lo? Jangan bilang lo gak bisa rasain sepatunya di kaki lo?"

"Emang udah kepasang?" Illy kemudian mengangkat gaunnya dan melihat sepatu berwarna perak itu sudah terpasang sempurna. "Hehe… iya, udah...."

Cassie melongo tak habis pikir. "Ya ampun, tenang aja kali, Ly. Lo gak usah setegang itu. Ya tapi, kalau gue jadi lo juga pasti tegang, sih. Haha...!"

"..." Illy memicing. Cassie sama sekali tidak membantu menenangkannya.

"Eh, acaranya udah mulai!" Cassie beralih fokus ke layar LCD di kamar rias Illy. "Itu Al udah masuk sama orang tuanya!"

Illy melihat layar LCD dengan perasaan gugup. Dilihatnya Al begitu tampan dan gagah dalam balutan jas putih dengan detail babypink di kerahnya, dan setangkai mawar berwarna senada terselip di saku depannya.

Al melangkah mantap, melewati karpet merah dengan hamparan bunga menuju meja akad. Kedua orang tuanya, Zakaria Anta dan Nina Anita  mengapit Al di sisi kanan dan kirinya. Beruntung Al memiliki kedua orang tua yang sejak dulu selalu memberikan kebebasan padanya yang merupakan anak tunggal. Bahkan, mereka sudah merelakan perjodohan Al dengan Citra berakhir. Tapi, melihat Illy yang berparas cantik, dengan kepribadiannya yang juga cantik, mereka segera mengerti kenapa Al begitu mencintai pengantinnya itu.

About LOL (Losing Out Love)Where stories live. Discover now