20_ The Evil of Angel (2)

1.6K 174 9
                                    

Di taman….

Illy fokus dengan macbook-ya. Sementara Rendy, sudah mulai bosan karena hampir setengah jam hanya memperhatikan Illy, melihat ponselnya, atau melihat-lihat orang yang tengah bermain di sana.

Saat sepasang anak kecil lewat sambil memakan es krim, Rendy menelan ludah. Langsung saja ia ingat dengan alibinya tadi. "Ly…."

"Hmm?"

"Aku beli es krim dulu ya, kamu mau juga?”

“Boleh, deh,” sahut Illy tanpa melihat Rendy. “Biasa ya, rasa Vanilla.”

"Ya udah. Tunggu, ya." Rendy bergegas dengan sepedah Illy menuju café es krim yang letaknya di luar kompleks, tapi tidak terlalu jauh dari taman.

Tak lama setelah Rendy pergi, seseorang datang dan mengisi kursi kosong yang baru saja Rendy tinggalkan.

"Kenapa balik lagi?" tanya Illy tanpa melihat orang yang sudah duduk di depannya, ia masih fokus menulis. Setelah beberapa saat tidak mendapat jawaban, ia mengangkat pandangannya dan langsung mendapati senyum sinis seorang gadis yang baru satu kali ia temui. "Ka-kamu..."

"Masih ingat kan, nama gue? Gue Citra." Citra mulai berbicara dengan nada dingin. "Kenapa? Gak nyangka ya, kita bisa ketemu lagi?"

Illy menhela nafas, kemudian balas tersenyum tulus, seolah sudah mempersiapkan diri untuk situasi itu. "Hai, gue udah tahu kok, kita pasti ketemu lagi."

"Yakin banget kita bakal ketemu lagi?” Citra mencibir. “Gue tahu apa yang bikin lo yakin, karena lo tahu kalau lo udah rebut seseorang dari gue."

"Gue gak ngelak, mungkin iya, gue sekarang ngambil dia dari lo." Illy tersenyum simpul.

"Bagus kalau lo sadar! Sekarang lo mau gue lakuin apa buat lo, supaya lo tinggalin dia?" tanya Citra tanpa berbasa-basi.

"Gak ada," Illy sedikit bergumam seraya menggeleng.

"Sebenarnya mau lo apa?! Lo pikir gue gak punya perasaan? Gimana rasanya kalau lo ditinggalin cowok yang gak lama lagi jadi tunangan lo?! Gimana kalau lo ada di posisi gue?! Lo pasti gak rela, kan?!" Citra mulai membentak.

Illy memejamkan mata, kemudian menatap Citra datar. "Kalau gue ada di posisi lo, satu hal yang gue mau, gue mau lihat orang yang gue cintai bahagia. Itu cukup buat gue."

"Haha! Naif banget! Munafik!" timpal Citra.

"Oke, kalau segitu cintanya lo sama dia, gue akan lepasin dia. Gue gak mau bahagia sementara lo menderita. Lo benar, mungkin gue juga akan lakuin hal yang sama kayak lo sekarang, seandainya gue ada di posisi lo."

Citra menatap Illy tajam. Ia tidak yakin harus percaya atau menganggap Illy hanya tengah mempermainkannya. Aneh jika Illy semudah itu menyerah, atau memang ia tidak berusaha sama sekali untuk mempertahankan Al?

"Kenapa lo diem? Lo udah dapatin apa yang lo mau, kan? Atau masih ada lagi?" Illy masih bertahan dengan ekspresi datarnya.

"Gue harap lo serius sama omongan lo barusan," sahut Citra akhirnya.

Citra menatap Illy untuk terakhir kalinya, berusaha mencari kebohongan di sana. Tapi, tidak menemukan apa pun, ia justru semakin bingung. Gadis macam apa Illy? Tatapannya begitu tenang, seperti danau yang dalam dan gelap tanpa riak, nyaris mstahil untuk diselami.

"Ya, gue serius," jawab Illy akhirnya.

Jawaban yang cukup menyelesaikan pembicaraan mereka. Tidak ada lagi alasan untuk Citra tetap di situ, ia segera bangkit dan melangkah pergi, masih dengan perasaan aneh. Sementara itu, Illy masih terdiam di kursinya.

About LOL (Losing Out Love)Where stories live. Discover now