t h i r t e e n

Mulai dari awal
                                    

Kelly mendengus kesal. Ia baru saja membayar mahal untuk memperbaiki kaca yang sebelumnya dilempar batu juga, dan kini ia harus memperbaikinya lagi untuk yang kesekian kalinya? Seriously? Apa orang yang melempar batu itu tahu bahwa kaca sebesar dinding ini tidak murah?!

"I saw a guy." Ucap Harry sambil menunduk mengambil batu itu. "He was definitely the one who threw this. I didn't see his face but he's a guy." Harry membolak-balikkan batu itu di tangannya lalu berhenti pada sisi batu yang diukir berbentuk tulisan.

"A guy?" Tanya Kelly. "Well that guy must be the one who did the same thing before." Kelly mendesah berat. Sekarang ia harus membersihkan pecahan kaca itu sebelum kakinya tanpa sengaja menginjaknya.

"You can only be engaged to me." Ucap Harry membuat Kelly berhenti berjalan.

"What?"

"It's written here. It said 'you can only be engaged to me'." Jelas Harry lalu berbalik badan menatap Kelly. "Your fans are way scarier than mine."

"What? That's not a fan. A fan wouldn't terrorise the idol." Jelas Kelly sambil membersihkan pecahan kaca di hadapan Harry.

"This one is the psycho kind of fan. You know, the kind of creepy fan." Jelas Harry. "Wait. Did you say that that guy had done this to you before?" Tanya Harry lagi. Laki-laki itu mengerutkan bibirnya berpikir.

Kelly mengangguk.

"And yet you're still living here? After all of the terrors? You definitely need to move out."

"It is a terror but look I'm still alive right?"

"Still. Until that guy finally feel like kidnapping you and then he will abduct you and take you far away from here and f-"

"Well, I honestly don't know which one is scarier. Is it when a strange guy breaks my window three times, or when somebody i only know for several months fuck me and about to leave me in the morning?"

Harry tampak tertegun. Setelah mengerjapkan matanya laki-laki itu tersenyum. "I don't know, maybe both are scary." Jawab Harry sambil tertawa geli.

"See? I should've know it was going to end up like this." Kelly mengambil potongan kaca terakhir dengan kesal lalu mengerang pelan ketika potongan kaca itu melukai tangannya.

"You're okay?"

"Yea. I don't need your help." Kelly beranjak pergi.

Kelly tidak percaya Harry hanya bertanya dan benar-benar tidak menolongnya. Mata Kelly terasa panas. Pandangannya mulai kabur karena tertutup airmata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Gadis itu membuang pecahan dan serpihan kaca itu ke kotak sampah lalu mengusap airmatanya.

Kelly membuka lemari atas tempat penyimpanan kotak pertolongan pertama. Ia berjinjit berusaha menggapai kotak yang berada di paling atas lemari itu namun tidak dapat meraihnya. Gadis itu mendesah kesal dan memutuskan untuk duduk di pantry sambil mencuci tangannya yang berdarah.

Kelly baru akan mengeringkan tangannya dengan kain lap ketika Harry menariknya duduk dan mengambil kotak pertolongan pertama itu dari lemari.

"What are you doing?" Tanya Kelly bodoh. Ia tahu Harry berusaha mengobati lukanya, hanya saja Kelly tidak tahu mengapa Harry melakukannya.

Harry tidak menjawab Kelly. Laki-laki itu mengobati kedua jari Kelly yang tergores dalam lalu melilit kedua jari itu dengan perban.

"I'm leaving at 9." Ucap Harry. Laki-laki itu menatap ke setiap benda yang ada di hadapannya kecuali mata Kelly.

Kelly menggigit bibirnya. Ia harusnya tahu Harry tidak memiliki perasaan apapun padanya. Kelly harusnya tidak membalas ciuman Harry. Kelly harusnya...

"Sorry." Ucap Harry dengan suara serak.

Kelly menatap Harry yang kini menatapnya gusar. Berkali-kali Harry mengalihkan pandangannya dari mata Kelly sambil mengusap bagian belakang lehernya.

"I think you should find a new apartment, Kelly." Ucap Harry. Nada serius terdengar jelas dari kalimatnya dan dari caranya menyebut nama Kelly. "I...s.hit. This is all so unexpected." Gumamnya. "I-I think. I'm sorry. I screwed up." Ucap Harry lagi.

"You're sorry that you slept with me?"

"No. Yea. But no. I-damn. Kelly, listen. First time I met you I thought that you're hot and all. You're sexy and charming. And when you woke up drunk at my apartment at that time I was fighting the urge to not kiss you. And I thought that later I can sleep with you just like I can with the other girls. But it turns out you're different. And-I like you. But then I know you can't be mine. You're fucking engaged. Shit. You're engaged to no other than Justin Bieber the bastard."

Kelly terkejut Harry telah mengetahui pertunangannya dengan Justin. Gadis itu benar-benar tidak habis pikir mengapa Harry terus mengejarnya padahal ia tahu Kelly sudah bertunangan dengan Justin? Dan mengapa Harry memanggil Justin bastard?

Kelly menatap Harry mengatupkan rahangnya kuat. Laki-laki itu tampak kesal, terlihat dari kedua tangannya yang terkepal dan beberapa kali ia menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangannya. Ia terlihat benar-benar kesal.

"My selfish self pushed me to keep chasing you. I was so dumb and careless. All I think about was to get you. I didn't even think about you and Justin. At first I thought that it's because I was only curious about you. I thought that if I can finally sleep with you, the feeling will disappear. The feeling to make you mine. But after all that happened last night, when your lips kissed me back I..."

Harry menatap mata Kelly dalam. "I realized I just like you so much. And the feeling got even bigger and stronger. It's not part of the plan. That's why I need to leave."

Kelly membuka mulutnya. Pikirannya kacau. Banyak sekali yang ia ingin katakan pada Harry, namun lidahnya terasa kaku. Yang membuatnya kesal adalah hatinya merasa nyeri. Ia bahkan tidak bisa menahan airmatanya yang kini mulai mengaliri pipinya lagi.

***

Zayn Malik and Harry Styles of One Direction were hurt in a car accident after a black misterious van ran after their Range Rover. Harry had several bruised and wound while Zayn was just brought to hospital by an ambulance.

Hampir sejam setelah membaca berita itu di internet Kelly merasa ingin menangis dan lari secepatnya ke bandara dan terbang ke London. Ia tidak tahu harus bagaimana dan ia benar-benar panik. Ia bahkan tidak peduli bahwa ia harus pergi ke kantor pagi ini dan menemui sekertarisnya untuk mempersiapkan rapat nanti malam bersama Justin dan CEO lain.

Kelly menggigit bibirnya menunggu dengan tidak sabar dering yang menyambungkan teleponnya pada Harry. Setelah beberapa kali menelepon, akhirnya suara berat laki-laki itu terdengar.

"Uhm...Hey, you ok?" Kelly menelan ludahnya yang terasa seperti bongkahan besar yang menyumbat tenggorokannya. Gadis itu terdiam takut menunggu Harry bicara.

"Kelly..."

"Yea it's me. You sound so weak. I think you need some rest. I just wanted to check on you I-"

"No. I'm okay." Suara berat itu terdengar lemah. "It's just-nothing. I'm fine. Thanks for asking."

Kelly menggigit bibirnya. "What happened? How-"

"Listen, I need you to be more careful, yea? The one who broke your window last week when we were on your apartment...is not your crazy fan or even an anti-fan."

Kelly mengangkat alisnya bingung.

"It takes a lot of time to explain it so I won't do it now. And do not ever trust anyone, except me and Justin-I don't even know if you can trust Justin but yea just trust me. Because, God, Kelly I'm so sorry I think I had put you into danger."

***

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang