In Your Tune | 33. Mini Version Of Serafina

Start from the beginning
                                        

Mana ada orang yang bernyanyi di tengah malam seperti itu. Kecuali kalau Indra punya studio musik sendiri yang kedap suara. Bisa jadi, tapi tetap saja tidak normal. Kan besok pagi atau siangnya masih bisa.

”Aku cuma bercanda aja Dru. Gak kuat juga aku nyanyi malam-malam begitu. Mending tidur.”

”Syukur deh kalau kamu masih waras In…”

Drucilla menghela nafas. Dia membiarkan saja Indra yang masih sibuk menyetel keyboard nya. Di rumah mereka yang sempit ini, tentu saja jadi hal yang sulit. Nanti kalau ada rezeki lebih mungkin Drucilla akan mempertimbangkan untuk mengontrak satu rumah saja. Bukan petakan seperti ini.

Mereka jadi lebih leluasa. Terutama Indra bisa memiliki ruang kerjanya sendiri. Drucilla juga jadi punya tempat bekerja yang lebih beragam. Mungkin bisa di teras, taman belakang, atau malah di sudut-sudut ruangan yang lain.

Sekarang Drucilla baru menyadari kalau punya tempat tinggal yang luasnya lumayan bisa sangat membantu mereka. Kalau seperti ini ruang gerak mereka jadi terbatas. Mungkin cocok untuk orang yang kerja kantoran dari pagi sampai malam. Yang fungsinya cuma untuk tempat istirahat.

Tapi untuk Drucilla dan Indra, ini sangat amat terbatas. Apalagi Drucilla yang seharian kerjanya di rumah. Mau kerja di teras, panas dan terlalu berdekatan dengan tetangga lain. Yang ada Drucilla tidak akan konsentrasi. Sementara untuk tetap di dalam juga kadang dia bosan.

”In, kayaknya kita harus pertimbangin untuk sewa satu rumah aja deh.”

”Kenapa gitu?”

”Iya, supaya kita punya space yang lebih luas. Kamu bisa punya ruang kerja kamu sendiri, aku juga bisa kerja dimana aja. Soalnya aku nggak terlalu suka kerja di kafe.”

Indra tidak menjawab, dia sedang mencoba dudukan keyboardnya yang masih belum selesai juga sejak tadi. Drucilla juga diam. Mungkin permintaannya keterlaluan. Sewa rumah tidak bisa dibilang murah juga. Meskipun mereka menyewa di pinggiran Jakarta, tetap saja harganya pasti bisa sekitar tiga puluh jutaan.

”Untuk sekarang, kita coba disini dulu aja Dru. Nanti kalau kita punya uang lebih baru kita cari tempat tinggal yang lain. Lagian kontrakannya juga belum habis.”

”Iya, maksud aku nanti kalau udah selesai.”

”Aku usahakan kita bisa pindah ke rumah yang lebih luas ya.”

***

”Gue nggak expect ini berat ternyata.” Ujar Hara sambil menenteng kado yang tadi mereka beli untuk Serafina. Padahal mereka sudah membawanya berdua. Kiri kanan memegang tali tas, tapi tetap saja terasa berat.

”Nggak apa-apa lah, yang penting kan kepakai. Meskipun gue rada sanksi sih sama warnanya. Besok kalau Sera punya anak laki nasibnya gimana nih kado dari kita?”

”Nggak mengurangi fungsinya sih, cuma warnanya aja yang agak gonjereng. Tapi ini nggak mungkin dibawa kemana-mana kan.”

”Iya juga sih…”

Hara dan Drucilla sudah bertanya pada Serafina apa yang dia butuhkan dan belum dia punya untuk kelahiran anak pertamanya. Ada beberapa barang yang Serafina sebutkan, namun Hara dan Drucilla menjatuhkan pilihan mereka pada pengering botol susu dan peralatan makan yang bisa membunuh bakteri.

Kebetulan sedang ada special edition dengan warna yang cantik dan menggemaskan. Karena anak pertama Serafina perempuan, jadi mereka membeli yang warnanya merah muda menggemaskan. Lucu, Drucilla saja suka. Tapi kalau dia beli tidak ada gunanya juga kan.

”Ini bukan sih kamarnya?” Tanya Hara bingung.

Drucilla meletakkan hadiah mereka di kursi, dia sedikit mengintip ke dalam. Tidak kelihatan karena tertutup tirai, tapi Drucilla bisa mengenali suami Serafina yang baru keluar dari kamar mandi.

In Your Tune (End)Where stories live. Discover now